SEBUAH ROMANTIKA: MALL
Dapat dikatakan pertokoan mall di Indonesia pertama kali ada pada tahun 1966 yaitu Pasar Sarinah di Jakarta. Sedang untuk tingkat dunia mall pertama kali ditemukan oleh J.C. Nichols Company yang diberi nama Country Club Plaza yang terletak di kota Kansas, Missouri pada 1922. Dirancang dan dibangun untuk melayani orang yang datang dengan mengendarai mobil, motor, dengan akses yang mudah dan fasilitas parkir. Sedang mall tertutup pertama kali di dunia bernama South-dale Center di Edina, Minnesota pada 1956. Mall ini merupakan mall pertama yang menerapkan ruang tertutup dengan pertokoan didalamnya dan pengaturan suhu ruang yang diisi hampir 75 toko di dua tingkat ruang ritel.
Di Indonesia booming mall terjadi sekitar 40 tahun yang lalu. Tentu saja pelopornya dimulai dari kota-kota besar, ibukota propinsi, kota besar tingkat kabupaten, bahkan mungkin sekarang di tingkat kecamatan juga ada. Semaraknya mall dimulai dari berubahnya toko biasa dengan luas tanah yang lumayan kemudian menjadi bangunan toko yang bertingkat.
Dengan membangun mall jelas menguntungkan pemilik toko karena dapat menjaring pengunjung yang banyak serta dapat membeli aneka barang yang hendak dijual dengan harga yang relatif lebih murah karena membeli dalam jumlah banyak. Apalagi bila mall tersebut mempunyai cabang yang juga berupa mall. Maka berlomba-lombalah orang yang mempunyai banyak uangt untuk membangun mall.
Pembangunan mall seperti yang kita ketahui terkadang memberangus berbagai bangunan unik dan antik, atau bangunan yang mempunyai nilai sejarah, yang mempunyai rekam jejak nostalgia. Sehingga tergusurnya beberapa gedung tersebut terasa mencabik rasa pilu di hati masyarakat. Bagaimanapun peristiwa ini dirasakan menghatam secara psikologis.
Barangkali ada yang tidak setuju mall didirikan di suatu tempat dengan pertimbangan tidak tega atau merasa sayang dengan bangunan kuno yang akan digusur atau akan merubah nilai keasrian suatu tempat. Atau ada yang mempunyai sebuah alasan yang masuk akal: Dengan banyak berdirinya mall akan menggusur banyak pedagang kecil, atau memperparah potensi terjadinya kemacetan. Atau ada argumen di luar alasan sentimentil tadi yaitu dengan adanya mall pertanda akan menaikkan anggaran belanja istri dan anak-anak. Tentu bagi mereka yang berpenghasilan besar hal itu tidak menjadi masalah, namun bagi mereka yang berpenghasilan tidak besar maka hal itu jelas mengundang masalah.
Tapi harus disadari, di sisi lain, dengan adanya mall juga akan mengangkat tingkat perekonomian beberapa masyarakat di sekitar mall. Dari mulai menyewakan beberapa kamar untuk kost karyawan mall, membuka warung makan, jualan pulsa, sampai dengan adanya tukang parkir dadakan. Yang jelas akan semakin mempercantik keindahan dan keramaian sebuah kota.
Sedang kemacetan lalu lintas memang diawali dengan terkonsentrasinya beberapa tempat keramaian yang menjadi sumber kemacetan. Juga di daerah pusat perkantoran, atau karena terlalu dekatnya letak lampu traffic light.
Yang tidak setuju dibangunnya sebuah mall disuatu tempat dengan alasan yang sentimentil tadi paling bisanya menggerutu. Mau protes bagaimana? Akan melakukan tindakan boikot dengan jalan tidak akan sudi mendatangi mall tadi? Atau bahkan melarang anak istrinya untuk berbelanja di mall tadi? Bisa dibayangkan dia akan menuai protes keras dari anggota keluarganya sendiri, karena pada kenyataannya di mall tadi memang dikenal terlengkap persediaan barangnya dan harganya relatif lebih murah dibanding di tempat lain.
Singkat cerita, semakin semaraklah sebuah kota dengan berdirinya beberapa mall megah dan indah. Dan fungsi mall pun semakin melebar: dari hanya sekedar tempat berbelanja menjadi sebuah tempat wisata lokal. Menjadi tempat untuk mejeng, untuk berkasih-kasihan, untuk ikut menjual barang, atau sekedar untuk tempat membandingkan harga barang. Para pemilik mall silahkan memeras otak, memeras keringat, bekerja keras menghimpun modal, masyarakat tinggal menikmati, bahkan belum tentu membeli barang.
Namun sebagaimana yang kita tahu, badai pandemi covid 19 juga menghantam negara kita, termasuk di bidang usaha mall. Ada beberapa stand toko yang tutup, terjadinya pemutusan hubungan kerja sejumlah karyawan, dan mall pun mengalami lesu darah.
Namun seperti dikutip dari MEDIAINI.com, menurut Ketua Umum DPP APPBI, Alphonzus Widjaja, saat melantik Kepengurusan DPD APPBI Jawa Tengah di Hotel Rooms Inc. Sektor wisata dan mall akan booming tahun depan, karena selama dua tahun ini orang jenuh di rumah terus. Walaupun Alphon mengakui bahwa akan ada sekitar 20 persen pengunjung yang tidak kembali lagi ke mall dikarenakan sudah terbiasa belanja online. Ini menjadi tantangan mall untuk mengembalikan prosentase yang hilang tersebut.
Sementara itu, Sugwantono Tanto selaku Ketua Dewan Pembina DPP APPBI mengatakan, mall tidak perlu khawatir berkompetisi dengan e-commerce yang tumbuh subur selama pandemi. Sebab menurutnya, selama 30 tahun bergelut di mall, Sugwan menganalisa mall selalu berevolusi. “30 tahun yang lalu jumlah resto di mall hanya 5%. Tapi saat ini untuk ukuran mall dengan luasan kecil pun, resto bisa sampai 25 – 40%, bahkan ada yang 100%. Ini menunjukkan tujuan orang ke mall berubah dari masa ke masa. Dulu hanya belanja fashion, sekarang jadi tujuan makan,” imbuhnya. Namun demikian, periode evaluasi mall yang dilakukan setiap lima tahun menurut Sugwan masih kurang efektif. Ia menjelaskan, Pengelola mall harus tanggap sewaktu-waktu mencermati perilaku konsumen, tenant mix dan event untuk menciptakan traffic. Bahkan selama pandemi ini, kemitraan yang terjalin antara pihak Mall bersama Pemerintah juga semakin sinergis. Salah satu wujud nyatanya adalah dengan dijadikannya pusat-pusat perbelanjaan sebagai sentra vaksin untuk menekan laju penularan covid
Dari beberapa keterangan tersebut di atas, jelas sudah, rasa optimisme tetap ada tumbuh berkembang di jiwa orang-orang pelaku dunia mall. Mereka sangat percaya di tengah kesulitan pasti ada jalan. Dan dengan terus menjalin rasa kekompakan, solusi itu harus dicari bersama. Tuhan tidak aka merubah nasib suatu kaum bila kaum itu sendiri tidak mau merubahnya. Selamat berjuang.
Have a nice day.
Posting Komentar untuk "SEBUAH ROMANTIKA: MALL"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.