Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PEDAGANG BUKANLAH HANYA SEKEDAR PROFESI TAPI..

 

 


Terbakarnya Pasar Johar, Semarang, Indonesia, beberapa tahun yang lalu adalah sebuah tragedi.

Sebuah peristiwa yang tidak hanya mengakibatkan rontoknya sebuah bangunan besar yang monumental, tapi juga memporakporandakan cagar budaya, tatanan ekonomi, dan tatanan perikehidupan. Jangankan yang merasakan kerugian, yang sebatas melihatpun akan sangat terguncang hati nuraninya.
Terlepas dari awal kejadiannya, kebakaran Pasar Johar menorehkan hikmah yang luar biasa. Dalam suasana yang hingarbingar akan kegalauan dan kekacauan itu akan memunculkan sebuah enerji baru. Semangat baru. Mencitaptakan kualitas-kualitas dari seorang manusia. Semburat api yang besar itu tidak akan mampu menghilangkan gelora jiwa pedagang dari seorang pedagang. Tidak akan memusnahkan intuisi untuk mandiri karena kejadian itu justru akan lebih memacu untuk segera berdiri lagi. Kehilangan uang bukanlah merupakan titik nadir, karena mereka masih tetap kaya akan kreatifitas.
Pedagang adalah sosok yang unik, yang khas. Adalah sosok seorang yang tangguh. Sosok seorang pejuang. Tak ada kamus baginya, pekerjaan enteng tapi uangnya banyak. Dalam dirinya ada prinsip teori mengangkat barbel: Semakin berat beban yang diangkat, sesungguhnya kita semakin kuat. Pedagang kenyang Problem Solving. Dia adalah bengkel kehidupan.
Pekerjaannya malah “mencari masalah”. Satu masalah selesai tertangani, mereka akan bergerak mencari masalah yang lain lagi. Karena dari adanya masalah itulah duit akan datang. Meraka paham, datangnya duit tidak turun dari langit seperti turunnya air hujan. Tidak duduk manis, tapi dapat gaji gede. Dalam kamus mereka orang yang begitu sesungguhnya adalah orang bodoh dan malas. Bagi mereka mendapat duit (laba) tak hanya ukuran sebuah prestasi dan harga diri, tapi sebagai apresiasi atas usaha yang telah dilakukan. Keberhasilan berlaba adalah sebuah prestise. Sebuah martabat. Sebuah kehormatan.
Setelah kebakaran ini kita akan melihat dan menyaksikan bagaimana sebuah proses kehidupan akan terus bergerak. Dari sebuah keterpurukan berproses menuju ke proses kebangkitan untuk selanjutnya mengembangkan diri menuju kearah eksistensi. Itu adalah sebuah metamorfosa yang menakjubkan dan mecenggangkan. Ya, kebakaran yang kemarin sejatinya adalah bagian dari sebuah metamorfosa, karena setelah ini akan berdiri sebuah Pasar Johar yang baru. Sebuah tatanan kehidupan yang baru yang lebih baik. Begitulah kehidupan di dunia. Ketidakabadianlah yang abadi.
Kebakaran Pasar Johar adalah ekspresi sebenarnya dari fenomena metamorfosis. Dan itu sangat terserah setiap manusia bagaimana cara memahami dan menyikapinya. Dengan cara yang berbeda, maka berbedalah kualitas seseorang.
Memang benar, untuk saat ini para pedagang Pasar Johar banyak kehilangan barang dan uang. Tetapi mereka tidak kehilangan mata pencaharian. Tidak kehilangan karakter. Kreativitas. Mereka tetaplah seorang pedagang. Sebuah sosok, bukan sebatas sebuah panggilan.
Kesempitan dan kelapangan rejeki adalah hal yang teramat biasa bagi mereka. Punya untung sedikit, bahkan tidak punya untung bagi mereka adalah sebuah romantika kehidupan. Adalah sebuah puisi. Adalah sebuah keindahan. Kedinamisan. Bagi mereka, romantika kehidupan, mereka tahu begitulah cara Tuhan mencintai mereka.
Bagi mereka gaji adalah sebuah tatanan yang baku. Sedangkan laba adalah sebuah pernik-pernik kenikmatan dan kepuasan. Sebuah mozaik kehidupan.
Kedinamisan adalah nafas. Dan kendala adalah denyut jantung kehidupan. Continuous Improvement adalah otak mereka.
Menjadi pedagang bukanlah pilihan, tapi sebuah panggilan.
Karena mereka sangat meyakini, 10 pintu rejeki dari Tuhan, 9 diantaranya adalah dari usaha berdagang. Anda percaya?
Have a nice day.




Posting Komentar untuk "PEDAGANG BUKANLAH HANYA SEKEDAR PROFESI TAPI.."

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel