Sebuah wacana: PHRD mempunyai Tim Konsultan. Mungkinkah?
Perhimpunan Human Resource Departement (PHRD) Jawa Tengah, Indonesia, terbentuk pada tanggal 5 Mei 2003. Semula hanya untuk wilayah Semarang saja, namun pada perkembangannya meluas ke wilayah sekitar Semarang, kemudian meluas lagi ke wilayah propinsi. Pada perkembangan terakhir, dengan semakin maraknya seminar lewat online yang diselenggarakan PHRD Jawa Tengah sebagai akibat adanya pandemi covid 19 dan diikuti oleh para praktisi HR di berbagai daerah di Indonesia menjadi ada kemungkinan mereka juga ingin bergabung dengan PHRD Jawa Tengah.
Jumlah anggotanya memang belum banyak, ada sekitar 270. Padahal menurut catatan Dinas Tenaga Kerja Propinsi saat ini ada sekitar 27 ribu perusahaan yang ada di Jawa Tengah. Jadi hanya baru sekitar 1% saja. Tidak apa. Karena memang dari semula PHRD lebih menekankan kepada kualitas mutu daripada banyaknya anggota. Lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Tapi meskipun baru sejumlah itu, anggotanya tersebar di Jawa Tengah meskipun belum merata. Slogan PHRD adalah asah, asih, asuh.
Stakeholder dari berbagai pihak. Mulai dari instansi pemerintah, dan pihak swasta. Kerjasama terjalin untuk menyinergikan, mendukung, serta melaksanakan segala program mereka. Kemanfaatannya tentu bersifat timbal balik. Sedang pelaksanaanya ada yang berprogram jangka panjang dan jangka pendek. Mengenai bentuknya, ada yang untuk kepentingan perusahaan, para karyawan, bahkan untuk para pencari kerja. Contoh: Dinas Tenaga Kerja, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, BBPVP, USAID, Kerjaku, Yayasan Purbadanta, dan sebagainya. Ada juga dari berbagai Universitas baik Negeri maupun swasta. Yang dari instansi pemerintah, selain perihal data juga berkepentingan agar program kerja mereka dapat berjalan lancar dan tepat sasaran. Tepat guna dan berhasil guna. Dengan demikian diharapakan program dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dapat dimengerti, meskipun mereka merupakan instansi daerah tetap saja berhubungan dengan instansi pusat. Bagi Universitas, berhubungan dengan organisasi para praktisi seperti PHRD tentu dirasa sangat penting karena mereka membutuhkan bimbingan, pelatihan, atau hanya sekedar informasi. Mereka butuh teman untuk berdiskusi dari mitra yang relevan dan elegan. Selain itu, para Universitas dan organisasi pengelola pencari kerja terkait untuk untuk pemagangan serta devisi HR adalah merupakan pintu masuk bagi para pelamar pekerjaan. Jadi tidak salahnya bila PHRD perlu dikenal dan didekati.
Sejak pertengahan Mei 2015 PHRD mendapat kepercayaan mengajar bidang softskill di BBPVP (waktu itu bernama BLKI). Dan ikut merumuskan konsep pembelajaran softskill di Jakarta. Dengan demikian gaung PHRD sejak itu sudah didengar oleh pihak Kementerian Tenaga Kerja.
Berkenaan dengan judul di atas jawabannya: JELAS SANGAT MUNGKIN. Masalahnya: Mau atau tidak?
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi :
- Anggota PHRD terdiri dari berbagai jenis bidang usaha sehingga mereka sangat mengenali gerak usaha yang digeluti termasuk masalah interen dan eksteren yang ada. Sehingga calon peminta jasa konsultasi bisa datang dari perusahaan di perbagai bidang usaha.
- Anggota PHRD tidak hanya para Manajer HR yang masih aktif, tapi juga yang sudah pasif, sudah purna tugas, atau sudah pensiun. Tentu saja mereka mempunyai pengalaman yang lebih luas dan tajam.
- Bagi anggota yang sudah mempunyai perusahaan konsultan hal ini harap jangan dianggap sebagai penghalang tapi justru sebuah jalan yang melapangkan usahanya karena PHRD mempunyai hubungan (link) yang luas, dan ini yang terpenting, calon pemakai jasa konsultan tentu mempunyai pertimbangan sendiri akan memakai atau tidak jasa konsultasi PHRD. Dan kalau bekerja ikut dengan nama PHRD juga sudah seharusnya karena mereka juga merupakan anggota PHRD.
- Jasa konsultan yang ditawarkan bisa bermacam-macam bentuknya. Tidak hanya masalah HR, tapi juga bisa masalah konsultasi hukum (karena ada anggota yang berderak di bidang hukum yang juga ikut organisasi resmi organisasi yang bersangkutan).
- Dengan adanya Tim Kosultan ini berarti juga membuka peluang kerja bagi teman-teman anggota (para Manajer HR) dan bagi mereka yang sudah pensiun dari perusahaan mereka.
- Dengan demikian Tim Konsultan dapat memantau tentang kebutuhan atau permasalahan yang diperlukan oleh para perusahaan.
- Dengan adanya Tim Konsultan sesungguhnya kita juga akan belajar terus tentang keberadaan perusahaan termasuk kegiatannya.
- Perlu diingat memang ini dimaksudkan PHRD menjadi konsultan sebuah perusahaan.
Hal yang sedang menghangat saat ini untuk dikonsultasikan adalah terkait:
1. Penanganan perusahaan di tengah masa pademi dan sesudahnya, termasuk mengefektifkan sumber daya manusia yang ada.
2. Mencoba mematuhi dan mengetahui tatanan serta tuntutan era Industri 4.0
3. Menangani secara piawai masalah data yang valid.
4. Melatih cara jeli mencari terobosan baru.
5. Masalah transformasi digital.
Perlu diketahui saat ini PHRD mempunyai beberapa Tim.
Sudah merupakan kesepakatan dari dulu bahwa PHRD mensyaratkan tentang keguyuban (persatuan) dan kesolidan. Kemudian juga mengutamakan segi kemanfaatan, dari ke instasi dan ini yang terpenting, para pencari kerja. Analogikanya, bila kita membangun rumah ibadah dan selama rumah ibadah itu dimanfaatkan maka pahalannya akan mengalir kepada kita dan walaupun kita sudah lama berada di alam kubur. Dan selama di Jawa Tengah ada perusahaan maka PHRD akan terus menerus eksis serta memberikan berbagai kemanfaatan. Bayangkan pahala terus menerus yang akan kita terima kelak.
NB: Silahkan diklik gambar tiga garis dan temukan artikel yang lain. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "Sebuah wacana: PHRD mempunyai Tim Konsultan. Mungkinkah?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.