Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEBUAH PROBLEMATIK: "MENGAPA KARYAWAN RESIGN?"

Sebenarnya ini adalah masalah yang biasa terjadi di Perusahaan, di hampir semua Perusahaan malah. Masalah itu adalah: "Mengapa karyawan resign (mengundurkan diri alias keluar) dari Perusahaan?"


Karyawan memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja tentu setelah melalui berbagai pemikiran dan pertimbangan yang dirasa matang. Betapapun, apalagi bila si karyawan sudah lama bekerja  perusahaan itu, tentu keputusan untuk keluar ada faktor khusus yang menyebabkan dia mengambil keputusan untuk keluar. Sehingga ada kemungkinan adanya faktor yang dirasa mendesak atau merasa sudah waktunya. Sekali lagi, tentunya semua keputusan berdasarkan "sebuah perhitungan yang menguntungkan pihaknya".


Pertanyaannya: "Apakah pihak Perusahaan merasa dirugikan?" Jawabannya banyak dan relatif. Bisa saja Perusahaan merasa dirugikan bila yang mengundurkan diri adalah karyawan yang mempunyai skill yang sangat dibutuhkan oleh Perusahaan. Apalagi pengunduran diri karyawan tersebut dirasa sangat mendadak. Meskipun tenaga skill di luar sana tersedia sangat banyak tapi mencari karyawan yang dirasa dapat cocok dengan budaya dan kondisi Perusahaan bukanlah masalah yang mudah. Ibaratnya sesulit mencari sebuah jarum dalam tumpukan jerami.

Di sisi lain,  Manajer HR yang baik tentu tahu betul bagaimanaarnya biaya dan resiko yang harus ditanggung perusahaan untuk sekedar merekrut karyawan yang baru. Oleh sebab itu mereka akan melakukan berbagai cara untuk mempertahan karyawan yang sudah ada, terutama karyawan yang selama ini dirasa memiliki kontribusi yang besar bagi perusahaan. Tetapi faktanya tidak semua karyawan dapat dipertahankan bahkan seolah mereka merasa tidak peduli seberapa baik mereka diperlakukan oleh Perusahaan selama ini. Tentu saja hal ini dirasakan cukup mengecewakan oleh pihak Perusahaan.


Guno Display

Berdasarkan pengalaman, biasanya ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa seorang karyawan mengundurkan diri dari Perusahaan tempatnya bekerja selama ini.


Adanya perubahan madapatkan kepercayaan, keleluasaan, atau bahkan keuntungan pribadi seperti biasanya. Hal tersbut "mengundang ketidaknyaman" si karyawan dalam bekerja. Dengan demikian si karyawan merasa kurang kurang dihargai. Merasa dihargai adalah hal terpenting bagi seorang karyawan, ini bukan berarti seorang manajer harus memberikan pujian setiap kali mereka datang ke tempat bekerja, mereka hanya perlu diingatkan dari waktu ke waktu bahwa kontribusi mereka sangat bernilai bagi perusahaan. Pendekatan "pengakuan" semacam itu sangat mereka hargai. Meluangkan sedikit waktu untuk sekedar berdiskusi dengan orang-orang yang paling dipercaya adalah merupakan hal yang penting untuk dilaksanaka. Dengan meluangkan sedikit waktu akan menghasilkan "sebuah dampak yang besar nagi Perusahaan".


Alasan lain karyawan resign selanjutnya adalah kurangnya waktu istirahat bagi mereka. Hal ini mungkin luput dari pemikiran Perusahaan, karena dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dengan biaya yang seminimal mungkin, beberapa pengusaha memaksa karyawan mereka bekerja beberapa jam lebih lama untuk mengerjakan tugas tambahan. Tanpa disadari cara ini mungkin akan berhasil untuk sementara, tetapi pada akhirnya hal itu akan menyebabkan biaya yang lebih tinggi dan produksi yang lebih rendah karena para pekerja mulai bosan dengan jadwal ketat yang memaksa mereka. Ini yang tidak diperhitungkan secara seksama oleh Perusahaan.


Karena Perusahaan terlalu berkutat pada kalkulasi keuangan Perusahaan dirasa semakin pelit dalam memberikan kompensasi kepada karyawan. Ini adalah masalah yang penting dan harus ditangani bahkan ketika perusahaan merasa telah memberikan kompensasi yang sudah dirasakan layak bagi karyawan. Di satu pihak, sudah bukan rahasia lagi jika perusahaan yang lebih murah hati dalam hal ini juga merupakan perusahaan yang lebih sukses. Di phak lain, kurangnya kompensasi dapat menjadi alasan lain karyawan resign dari Perusahaan.


Alasan yang selanjutnya yang dapat menyebabkan karyawan resign dari Perusahaan adalah masalah banyaknya mesin yang tidak lagi up to date sehingga pekerjaan menjadi melambat dan dirasa model kerjanya hanya begitu-begitu saja. Lama-lama terasa membosankan. Padahal bila dipirkan secara teliliti dalam jangka panjang, mengganti para pekerja yang keluar terbukti sering lebih mahal daripada mengganti peralatan baru yang lebih modern.


Menetapkan target itu penting untuk menjaga tingkat produksi dan mencapai hasil yang maksimal. Hal ini berlaku dalam semua aspek kehidupan baik itu pribadi maupun perusahaan. Tetapi meningkatkan target terus-menerus tanpa memperhatikan apa yang diperlukan untuk mencapai itu biasanya akan berakhir dengan keruntuhan mental dan motivasi para pekerja. Karyawan yang terus-menerus mengalami hal ini pada akhirnya akan memutuskan bahwa itu sangatlah tidak layak. Dan pihak Top Manajemen yang tidak bersedia mendengar dan mendukung masukan karyawan akan sulit pula untuk mempertahankan para karyawan tersebut. Padahal apa yang disampaikan oleh karyawan adalah demi agar Perusahaan dapt survive dan mampu berkopentitive dengan Perusahaan lain. Ketika karyawan mulai merasa bosan dengan pekerjaannya yang monoton, pikiran mereka akan mulai mencari sesuatu yang lebih menarik dan menantang. Mereka akan mencarinya ditempat lain. Top Manajemen yang baik dan penuh perhatian akan meluangkan waktu untuk memperhatikan kebutuhan para karyawan dengan melihat nilai mereka dari perspektif jangka panjang. Perusahaan telah menghabiskan banyak waktu, tenaga dan uang untuk mendapatkan dan mempekerjakan orang yang tepat. Semua ini akan sia-sia jika perusahaan tidak bisa menjaga keberadaan mereka. Sesungguhnya apa yang diinginkan oleh Karyawan adalah demi kemajuan bersama, sebuah kepentingan bersama.


Guno feed

Have a nice day.



Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.


Guno Artikel

2 komentar untuk "SEBUAH PROBLEMATIK: "MENGAPA KARYAWAN RESIGN?""

  1. Bagus lagi dianalisa menggunakan teori Abraham Maslow pakdhe, diurai satu persatu berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow...joss lanjutkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya om? Insya Allah, nanti kupelajarinya. Salam saya untuk keluarga tercinta di rumah ya 🙏👍

      Hapus