Perlunya menjaga dan menata diri kita sendiri
Permasalahan satu:
Berdoa adalah memohon kepada Tuhan. Berbicara dengan Tuhan. Karena ini memohon maka sudah seharusnya semua pengucapan harus penuh kesungguhan, kejelasan, dan kerendah-hatian. Maklum, manusia mempunyai banyak permasalahan yang harus dientaskan. Harus diselesaikan. Makanya manusia sangat berharap agar Tuhan berkenan menolongnya. Kalau bisa, segera malah. Tapi sayang, dari segi kejelasan justru sering terjadi permintaan yang tidak jelas. Padahal ini masalah permintaan. Lha, kalau permintaannya saja tidak jelas bagaimana Tuhan harus mengabulkan?
Disadari atau tidak kita sering mengucapkan doa begini: "Ya Tuhan ampunilah segala dosa-dosa kami." Betul begitu?
Bukannya salah, menurut saya itu kurang tepat. Bagaimana kalau DOSA kita diampuni sedang KITA sendiri malah tidak diampuni? Lho, dosa itu hanya terkait perbuatan, sedang kita, ya diri kita. Khilaf juga merupakan jenis perbuatan. Bingung?
Seharusnya kita mengucapkan begini: "Ya Tuhan ampunilah KAMI yang telah banyak melakukan segala DOSA." KAMI yang ditonjolkan BUKAN DOSANYA. Kalau anda mempunyai pendapat lain, ya silahkan saja. Intinya harap hati-hati bila kita "berbicara denganTuhan".
Permasalahan dua:
Seorang karyawan sering (lebih tepatnya: terkadang) datang terlambat. Bukan karena dia seorang pemalas. Dia terpaksa terkadang datang terlambat karena ada hal yang harus dia kerjakan dan tidak bisa dia tinggalkan. Tapi dia konsekuen: misalnya dia terlambat datang setengah jam, maka dia dengan sukarela akan pulang dengan waktu yang lebih dari setengah jam biasanya. Demikian juga bila terlambat datangnya satu jam dan sebagainya. Untungnya , si bos yang memang orang yang sangat bijaksana sehingga memperbolehkan, (karena secara hitungan waktu dia juga tidak rugi), dengan catatan setiap karyawan tadi terlambat datang si karyawan melubangi sebuah kayu dengan paku yang telah dipersiapkan. Si karyawan setuju. Jadi begitulah: setiap karyawan itu datang terlambat dia menancapkan sebuh paku lalu dicabut lagi sehingga kayu itu berlubang.
Genap sebulan ternyata terdapat ada 13 lubang. Si bos kemudian menjelaskan: itu sebuah pelajaran berharga bagi si karyawan (bagi kita), BAHWA SEKECIL APAPUN KESALAHAN YANG PERNAH KITA PERBUAT dan bahkan mungkin kita sudah meminta maaf dan menggantinya maka kesalahan itu (yang kita perbuat) TETAP SAJA MENINGGALKAN BEKAS. Dan itu tidak akan mudah hilang. Akan diingat terus.
Maka bisa dipahami bila sebuah kesalahan dapat mendatangkan perasaan traumatik bagi yang pernah melakukan atau bagi orang yang menjadi obyek kesalahan.
Permasalahan tiga:
Seorang pemuda mengomel terus: "Ini memang sudah takdirku, sudah menjadi nasibku. Pacarku hamil. Aku akan punya anak."
Benarkah itu kesalahan Tuhan? Jika dua alat kelamin yang berbeda itu tidak bertemu maka mustahil dapat terjadi kehamilan.
Lantas apa hubungannya permasalahan satu, dua dan tiga?
Kita sebagai manusia yang menjalani kehidupan dunia yang penuh hiruk pikuk ini, di mana di sana sering terjadi pergesekan antar manusia dan adanya keterbatasan dalam melakukan kewajiban sebagaimana tuntunan dalam menjalankan perintah agama, kita sering melakukan kesalahan, baik yang disengaja atau tidak.
Saya tidak ingin berceramah bagaimana kita harus menjalani hidup. Tapi tentu kita semua setuju bahwa faktor utama dan pertama adalah menjaga perbuatan kita dalam melaksanakan apapun juga. Ini yang paling penting. Karena kita tidak mungkin dapat mengatur orang lain kalau kita mengatur dan menata diri kita sendiri saja tidak bisa. Jangan kemudian dengan gampangnya kita mencari kambing hitam: Itu sudah takdir Tuhan.
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terimakasih.
Posting Komentar untuk "Perlunya menjaga dan menata diri kita sendiri"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.