KEUNTUNGAN MEMBUAT KARYA MENULIS DI MEDIA SOSIAL BERUPA TULISAN
Tema ini sebenarnya pernah kusinggung di blog ini. Tapi tidak apa. Semoga tulisan ini dapat memberikan masukan serta menjadi penyemangat untuk membuat tulisan di blog atau di media lainnya.
*****
Kita pasti pernah mencermati orang atau tetangga kita yang sedang menyanyi karaoke. Dapat dipastikan menyanyi karaoke adalah menyanyikan lagu kenangan atau lagu yang pernah terkenal belum lama ini. Taruhlah lagu dari: Broery Pesolima, Koes Plus, Rhoma Irama, Bimbo, Ebiet G Ade, Dewa, Peterpan, Ungu, dan sebagainya. Sehingga bisa diduga royalti lagu bisa mengalir dengan deras dari sektor karaoke ini.
Mengapa mereka suka menyanyikan lagu itu? Ya, karena mereka memang menyukainya. Tidak ada alasan lain. Mereka menyanyikannya dengan perasaan riang gembira. Penuh kesungguhan. Dengan serius. Saking menyukainya, dalam menyanyikan sampai terus diulang sampai bosan. Penekanan vocal, bahkan raut wajah dan gerak tubuh penyanyi asli mereka tiru sepuasnya. Sebaliknya, untuk lagu yang tidak disukai tidak pernah mereka sentuh atau beli. Sedang yang diulang disukainya liriknya sampai hapal. Ruh lagunya sudah menyemangatinya. Omelan tetangga, mana ada urus.
Padahal bisa jadi para penyanyi idola tersebut sudah ada yang meninggal dunia, namun karya mereka masih ada dan terus dapat dinikmati kapan saja. Tidak pernah mengenal waktu. Blog atau wordpress atau media sosial apa saja ibarat sebuah album foto yang bila kangen dapat dibuka dan dibaca kapan saja.
Begitulah karya menulis di blog atau berkarya di media sosial yang lainnya. Hanya saja karya yang berupa tulisan lebih merupakan penjabaran dari sebuah pemikiran atau pendapat. Dengan demikian yang dapat dinikmati adalah sebuah pendapat atau pemikiran penulisnya. Bahkan pada urutan selanjutnya para pembaca dapat mengetahui karakter penulisnya. Dan itu bisa dilacak dari tulisannya baik yang bercorak serius, bercanda, atau jenaka. Semuanya bisa dicermati, dinikmati, dipikirkan, bahkan didiskusikan. Penulis yang dapat berkarya dengan berbagai corak adalah penulis yang multi talenta.
Seperti yang kita ketahui bersama menulis dalam blog atau di media yang lainnya pada dasarnya adalah untuk bersilaturahmi. Karena medianya adalah internet maka lokasi para pembaca adalah di seluruh dunia. Tidak hanya berlokasi di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Tidak ada sekatan ruang dan waktu.
Tapi kalau tulisannya hanya berupa keluhan atau merupakan hal yang tidak krusial karena hanya untuk mengungkapkan curahan hati pribadi maka hal itu sangat disayangkan karena dapat dikatakan dia telah membuat tulisan yang kontra produktif, tidak bermanfaat untuk orang lain kecuali untuk dirinya sendiri. Tulisannya hanya mencerminkan keluhan pribadi. Padahal kalau hasil tulisannya dapat memberikan manfaat bagi orang lain maka Insya Allah ketika tulisannya dibaca oleh orang lain maka pahalanya akan terus mengalir walaupun si penulis sudah lama dikubur.
Untuk itulah diperlukan tidak hanya kepintaran dalam menulis tapi juga kemahiran penanganan komunikasi dan emosi. Penanganan emosi orang lain maupun emosinya sendiri. Apalagi respon dalam karya tulisan bisa berupa pujian, kritikan, hujatan, bahkan makian. Dengan demikian persiapan mental sungguh sangat diperlukan dan mendominasi penampilan kita di media sosial utamanya dalam ruang kepenulisan. Kenapa? Karena melemparkan pendapat dapat dipastikan mendapat respon tanggapan dari orang lain. Tapi jangan, lupa pendapat itu bisa saja pada akhirnya dapat berwujud dalam ajakan untuk berdiskusi. Oleh karena itu jangan salah, berdiskusi adalah merupakan salah satu pilihan dalam tanggapan di karya menulis. Dengan demikian jangan kaget atau heran. Sebab disadari atau tidak, pendapat orang lain dapat menjadi inspirasi untuk tulisan selanjutnya.
Bagaimanapun inspirasi atau ide menulis dapat didapatkan dari pendapat orang lain, membaca berita, membaca buku, dan membuka internet. Ide menulis dapat berkembang dari sana. Pemaparan masalah, pengembangan opsi dan pengambilan kesimpulan menuntut kepintaran si penulis.
Dan bagi pada akhirnya mendapat penggemar atau pembenci adalah merupakan sebuah konsekuensi logis. Itu sebuah hal yang wajar saja. "Anda yang jual, saya yang beli", begitu slogan mereka. Jadi tidak perlu kaget, tidak perlu heran, tidak perlu grogi. Bahwa ada yang keterlaluan dan yang wajar saja, apa boleh buat, itu hak mereka. Kita tidak bisa berbuat banyak.
Betapapun menulis adalah sebuah prestasi. Sebuah kreasi. Sebuah kegigihan. Dan itu wajar saja bila diapresiasi oleh orang lain. Bahwa menulis juga dapat menghasilkan uang, itu relatif. Itu terserah anda, anda mau menulis untuk apa? Bahwa bila ada penawaran yang tidak diduga dimana ada pihak yang akan memasang iklan di blog anda dan mau membayar sewa lahannya, itu rejeki anda, disyukuri saja. Dan kita memang harus bersyukur, karena pertama, diberi anugerah oleh Tuhan berupa kemampuan untuk menulis, kedua, dapat terkenal, ketiga, dapat duwit. Ha ha haa..
Have a nice day.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu akan muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "KEUNTUNGAN MEMBUAT KARYA MENULIS DI MEDIA SOSIAL BERUPA TULISAN"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.