BEKAS TIDAK SELALU BERKONOTASI BURUK. TIDAK PERCAYA?
Secara umum kata bekas mempunyai konotasi yang jelek, karena dia adalah sesuatu yang kemarin bukan yang baru. Tidak up to date. Kuno. Tidak menarik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bekas adalah sesuatu yang tertinggal sebagai sisa (yang telah rusak, terbakar, tidak dipakai lagi, dan sebagainya).
Tapi tunggu dulu. Itu benar bila yang dimaksud adalah sebuah barang. Tapi bila yang dimaksud adalah sebuah keadaan tentu bukan begitu maksudnya. Dapat berkonotasi baik tapi juga dapat berkonotasi buruk. Karakter seseorang saja dapat berubah, apalagi keadaannya.
Coba perhatikan. Kalau dulu berhidupan miskin sekarang berkehidupan kaya atau berkecukupan, kalau dulu berkelakuan jahat sekarang berkelakuan baik, kalau dulu hidup membujang sekarang hidup berkeluarga, bukankah itu sebuah transformasi yang baik? Ada kemajuan. Ada peningkatan.
Namun bila yang terjadi adalah sebaliknya maka yang terjadi adalah transformasi yang buruk. Sebuah kemunduran. Sesuatu yang sangat dihindari oleh semua orang. Banyak sudah contohnya. Anda dapat mencarinya sendiri dari beberapa kisah orang di masa lalu atau masa kini tentang "bekas" dari keduanya. Anda dapat mencermati dan belajar dari mereka.
Dalam Islam "perpindahan" disebut Hijrah. Tentu itu bukan merupakan sesuatu yang kebetulan. Bukan sesuatu yang tiba-tiba. Bukan sesuatu yang tanpa diniati sebelumnya. Bukan sesuatu yang tanpa perjuangan. Bukan sesuatu yang tanpa berkonsekuensi. Bukan sesuatu yang mungkin akan dapat dimusuhi orang. Pendeknya, bukan sesuatu yang gratis. Harus ada usaha.
Memang relnya harus melalui jalan yang benar karena tujuannya untuk menggapai kebenaran. Entahlah kalau untuk niat yang tidak benar. Ingin cepat kaya misalnya. Atau untuk menjahati orang.
Oleh Tuhan sebuah niat diserahkan kepada manusia. Bahwa dapat tercapai atau tidak itu baru tergantung dari Ridho (ijin) Tuhan. Tugas manusia adalah berusaha sekuat tenaga, Tuhan yang menentukan. Dengan demikian nasib manusia mutlak ada di tangan Tuhan. Permasalahan yang sering muncul adalah manusia bersikap sudah mantab atau masih penuh keraguan dalam bersikap. Sangat disayangkan bila ada yang bersikap berspekulasi. Untung-untungan. Asal-asalan. Tidak serius. Padahal ini adalah sebuah masalah tentang dirinya sendiri. Masalah nasibnya sendiri.
Tentu saja semua berharap pada yang terbaik. Tapi tentunya kita tidak bisa hanya berharap pada harapan saja. Segalanya harus diperhitungkan secara matang. Dipikir dan dipersiapkan secara sungguh-sungguh. Lagipula bisa saja apa yang sudah kita persiapkan dengan baik dan serius ternyata dapat terjadi tidak seperti apa yang kita harapkan. Penderitaannya dapat memenjarakan kita dalam waktu yang lama, seakan tiada pernah berakhir. Silahkan meratapi penyesalan yang ada.
Berusahalah menjadi bekas yang buruk menjadi yang baik. Kita selalu dihimbau untuk itu. Ini menyangkut kehormatan kita, harga diri kita, kontribusi kita. Marilah kita berpikir secara serius, fokus, efektif, dan cerdas. Ini tidak hanya menyangkut diri kita saja, tapi keluarga kita, harga diri kita, kehormatan kita, dan masa depan kita.
Have a nice day.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu akan muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "BEKAS TIDAK SELALU BERKONOTASI BURUK. TIDAK PERCAYA?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.