Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NAJWA SHIHAB MENGAJAK KITA MENJADI PENONTON YANG CERDAS, KRITIS, DAN PROPOSIONAL

Najwa Shihab mulai dikenal oleh masyarakat luas sebagai pemandu acara di acara TV yang berjudul MATA NAJWA yang disiarkan oleh Trans 7. Padahal sebelum itu dia pernah tampil di muka umum beberapa kali. Mata Najwa adalah sebuah acara yang sangat populer yaitu sebuah wawancara dengan beberapa tokoh terkait dengan topik yang sedang hangat di masyarakat dan diangkat untuk dibicarakan. Acara ini langsung menyedot perhatian dan mendapat apreasi yang baik dari masyarakat. Acara ini dikenal tajam, kritis, dan proposional. Sebuah acara yang cerdas karena mengajak kita untuk berpikir, menelaah, mencermati dan menilai kesimpulan dari hasil pembicaraan yang tadi dilakukan secara bersama. Sebuah acara yang tidak biasa (jadi acara yang luar biasa dong), bukan acara "yang penting aman", bukan acara yang adem-adem saja. Dan rupanya itulah sebuah acara yang selama ini ditunggu oleh masyarakat luas sebuah acara yang terkesan berani, terbuka (transparan), jujur, intelek, cerdas, dan berimbang. Maka tidak aneh bila masyarakat menyambutnya dengan antusias yang sangat besar. Dan dapat diduga nama Najwa Shihab pun melambung tinggi dengan cepat.


Penilaian dan opini tentu saja diserahkan kepada penonton dengan persepsinya masing-masing karena betapapun pandangan dan pikiran setiap orang itu berbeda. Memang pesan yang sangat ditekankan di acara itu kita tidak boleh berpikir dan bersikap secara apriori. Bersikap kaku. Harus proposional, realistis, logis, obyektif, dan berimbang. Karena bukankah yang namanya adil di dunia yang fana ini bisa saja tergantung dan dilihat dari sudut mana serta siapa yang berbicara? Beberapa acara Najwa Shihab diunggah di Youtube berlabel Narasi Najwa Shihab. Silahkan bila anda ingin menengoknya.


Saya sendiri, mohon maaf, tidak akan mengomentari atau membahas subtansi dari acara yang tersaji ini. Silahkan dicermati, mengambil kesimpulan dan dinilai sendiri. Namun kita harus menjadi penonton yang cerdas, artinya yang tidak bersikap apriori dan kaku. Wawasan kita juga  harus jalan, misalnya kita harus tahu bahwa Amandemen (perubahan) UUD 1945 sudah pernah dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada Oktober 1999, Agustus 2000, Nopember 2001, dan Agustus 2002. Hanya pada waktu itu tidak terdengar hiruk pikuk seperti sekarang ini. Padahal yang sekarang ini baru wacana. Atau kita mempunyai pendapat begini:  Bahwa diwaspadai tentu lain dengan dicurigai. Kalau diwaspadai itu berkonotasi masih baik, sedang kalau  dicurigai itu berkonotasi buruk. Kalau berkonotasi masih baik saya kira ya tidak apa-apa. Memangnya kenapa? 


Tapi baiklah. Saya justru akan mengenalkan kepada anda semua tentang sosok Najwa Shihab secara lebih dekat. Dikutip dari Wikipedia, Najwa Shihab, S.H., LL.M. (lahir 16 September 1977) adalah seorang pembawa acara, jurnalis, aktris, feminis, dan aktivis media sosial Indonesia yang berketurunan India, Bugis dan Arab. Presenter dari acara populer Mata Najwa ini ternyata juga memiliki keturunan darah India. Selain itu, Najwa Shihab juga memiliki keturunan negara Arab, Nepal, Bangladesh, dan Tamil. Najwa adalah putri kedua Quraish Shihab, yang merupakan Menteri Agama Republik Indonesia pada era Kabinet Pembangunan VII dan keponakan dari politikus Alwi Shihab. Ia menikah dengan Ibrahim Sjarief Assegaf pada tahun 1997, dan sudah dikaruniai satu orang anak laki-laki bernama Izzat Assegaf.


Guno Display

Najwa adalah alumni Fakultas Hukum UI angkatan 1996. Semasa SMA ia terpilih mengikuti program American Field Service (AFS), yang di Indonesia program ini dilaksanakan oleh Yayasan Bina Antarbudaya, selama satu tahun di Amerika Serikat. Awalnya merintis karier di RCTI, pada 2001 ia memilih bergabung dengan Metro TV karena stasiun televisi itu dinilai lebih menjawab minat besarnya terhadap dunia jurnalistik Rujukan kosong (bantuan). Dari menjadi reporter di Metro TV, dia kemudian diangkat menjadi jangkar berita dalam sejumlah program berita prime time seperti Metro Hari Ini dan Suara Anda, sebelum memiliki program gelar wicara sendiri yang dinamakan Mata Najwa pada 2010. 


Pada Agustus 2017, melalui episode Catatan tanpa Titik, dia secara resmi mengundurkan diri dari Metro TV yang telah membesarkan namanya. Pada 10 Januari 2018, Najwa Shihab melalui Mata Najwa tampil kembali di Trans7 dengan tetap menempati slot yang sama seperti sewaktu di Metro TV, yakni hari Rabu pukul 20:00 WIB. Pada tahun 2018, Najwa Shihab mendirikan Narasi, sebuah perusahaan berita dan media omni-channel yang menciptakan dan mengelola beberapa jenis konten.


Pada tahun 2005, dia memperoleh penghargaan dari PWI Pusat dan PWI Jaya untuk laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu, Desember 2004. Liputan dan laporannya dinilai memberi andil bagi meluasnya kepedulian dan empati masyarakat luas terhadap tragedi kemanusiaan itu. Tahun 2006 dia terpilih sebagai Jurnalis Terbaik Metro TV, dan masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards.


Pada tahun yang sama, bersama sejumlah wartawan dari berbagai negara, Najwa terpilih menjadi peserta Senior Journalist Seminar yang berlangsung di sejumlah kota di AS, dan menjadi pembicara pada Konvensi Asian American Journalist Association.


Tahun 2007, pengakuan terhadap profesionalisme Najwa tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga mancanegara. Terbukti, selain kembali masuk nominasi Pembaca Berita Terbaik Panasonic Awards, dia juga masuk nominasi (5 besar) ajang yang lebih bergengsi di tingkat Asia, yaitu Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs/Talkshow Presenter. Pengumuman pemenang dilangsungkan pada bulan November 2013 di Singapura. Jika pada Panasonic Awards pemenang dipilih dari jumlah sms terbanyak, maka penentuan pemenang pada Asian TV Awards dilakukan oleh panel juri yang beranggotakan TV broadcaster senior dari berbagai negara di Asia.


Salah satu acara yang dipandu Najwa Shihab dan cukup membekas di benak publik, adalah debat kandidat Gubernur DKI Jakarta. Debat yang mempertemukan pasangan Fauzi Bowo-Priyanto dan Adang Daradjatun-Dani Anwar itu diselenggarakan oleh KPUD DKI Jakarta, disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan Jak TV. Najwa terpilih sebagai pemandu debat menyisihkan sejumlah pembawa acara yang diseleksi KPUD DKI Jakarta.


Lantaran memutuskan untuk secara total terjun di dunia jurnalistik dan TV broadcast, Najwa terus-menerus berupaya memperkuat dan memperkaya wawasan keilmuannya. Pada awal 2008, dia terbang ke Australia sebagai peraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami bidang hukum media.


Pada tahun 2015, kembali Najwa Shihab masuk sebagai nominasi Presenter Berita Terbaik Panasonic Awards, walaupun pada akhirnya Putra Nababan yang diputuskan sebagai pemenang. Selain itu juga, Najwa Shihab yang kerap dipanggil dengan sebutan "Nana" tersebut. Pada tahun 2018 silam, ternyata dirinya membuka sebuah perusahaan sendiri di bidang digital content yang bernama Co-founder PT Narasi Citra Sahwahita.

Guno feed


Najwa Shihab ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia (2016-2020) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dengan tugas utama menyebarkan minat baca ke penjuru negeri. Selain Duta Baca Indonesia, Najwa juga menjadi Duta Pustaka Bergerak. Jaringan literasi yang mendedikasikan untuk membangun perpustakaan bergerak, dari satu wilayah ke wilayah lain, dengan sarana prasarana sederhana. Dalam program tersebut, ada pihak-pihak yang menyebarkan buku memakai kuda, pedati, perahu, vespa, dan sebagainya. Tugas Najwa adalah membangun kepedulian terhadap buku dan gerakan membaca, menyebarkan bahan bacaan ke berbagai penjuru negeri, dalam upayanya meningkatkan minat baca di Indonesia.


Have a nice day. 



Notes: Dari berbagai sumber. Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. 



Guno Artikel

Posting Komentar untuk "NAJWA SHIHAB MENGAJAK KITA MENJADI PENONTON YANG CERDAS, KRITIS, DAN PROPOSIONAL"