BIARKAN KELEMBUTAN MENJIWAI ANDA
Sejak kita bersekolah di waktu kecil sampai sekarang kita telah diperkenalkan dan terlibat dengan jadwal. Jadwal adalah agenda yang harus dipatuhi. Ada rasa penghormatan di sana. Ada rasa pengabdian. Jadwal adalah sesuatu yang tidak dapat dibuat main-main. Tidak dapat dipermainkan. Kedisiplinan adalah acuan yang diprioritaskan. Bagaimana bila tidak disiplin? Itu dapat "mengacaukan" hidup anda. Arah hidup anda "dapat berubah" karenanya. Bisa saja tidak akan merubah arah hidup anda, namun agenda anda harus ditata ulang kembali. Dan itu akan bersekuensi memakan waktu, bahkan mungkin mengeluarkan beaya. Memakan waktu karena "seharusnya sudah sampai di sana" tapi pada kenyataannya "belum sampai di sana."
Karena tidak pernah dipikirlan secara khusus, kita tidak tahu, "kita selalu berkutat dengan jadwal" bahwa itu adalah sudah menjadi takdir manusia ataukah hanya merupakan sebuah kewajiban? Kita tidak pernah tahu. Agaknya hukum relativitas berlaku di sini.
Semua pasti setuju, untuk dapat menggapai hidup yang sukses, perlu membangun karir yang sukses dulu. Dan biasanya untuk membangun karir yang sukses harus bersekolah yang benar dulu. Harus menerapkan kedisiplinan. Harus mematuhi segala jadwal yang ada. Tanpa mau berdisiplin mematuhi jadwal yang ada, jangan berharap dapat mencapai apa yang sudah menjadi cita-cita anda, impian anda. Bahkan mungkin sudah lama anda mendambakannya.
Apakah itu berarti kita harus siap menjadi robot? "Menjadi hamba" yang harus taat diatur oleh jadwal? Menjadi mesin yang diatur oleh timer?
Barangkali ini tidak ada kaitannya, tapi saya malah memandangnya ada kaitannya.
Adalah Morehei Ueshiba (14 Desember 1883 – 26 April 1969) adalah pendiri seni bela diri Jepang Aikido, sayakenal lewat buku karena dialah legenda penemu teknik aikido yang terkenal itu. Jika Steven Seagal yang baru Dan VII itu sudah demikian jagoan, maka saya membayangkan, betapa fantastis pencapaian orang itu. Saya menonton videonya berulang kali, di usainya yang renta, orang ini bisa membantingi lawan-lewannya yang besar dan muda itu, serupa orang menari. Benar-benar menari. Lembut sekali. Orang-orang yang dibanting itu mengaku, bahkan dalam keadaan terbanting pun, mereka hanya merasakan kejatuhan tetapi tanpa merasakan kesakitan. Itulah Aikido versi Morihei. Kosong, hampa. Ke manapun musuh pergi, Aikido mengikuti. Bahkan kepada musuh pun dia enggan menyakiti. Mengalahkan mungkin, tetapi menyakiti tidak. Tidak ada yang buru-buru dalam diri Morihei karena setiap keruwetan akan terurai di hadapan ketenangan diri. Biarkan kelembutan menjiwai anda.
Dalam menghadapi dan menjalani jadwal bahkan masalah kita sebagai manusia mestinya juga dapat menikmatinya secara begitu. Tidak harus secara terburu-buru dan tidak bersikap kaku. Untuk mencapai keinginan harus sogok sana-sini. Begitu pula bila sedang dibutuhkan orang rajin menarik setoran dari sana-sini.
Tidak dipungkiri masalah yang sedang melanda kita itu terkadang terasa berat sekali rasanya. Kita merasa bingung, bahkan mulai gugup dan panik. Kita dilanda kebingungan akan berbuat apa. Namun di Aikido arahan Morihei mengajarkan kita untuk bersikap tenang. Masalah itu ada. Sesuatu yang nyata. Dia realistis, bukan sebuah sosok yang tidak jelas. Hadapi dia, tidak perlu dihindari. Diakrabi. Kita menjadi bingung karena tidak mengenalinya. Kita menjadi panik karena mencoba menghindarinya.
Ada latihan yang sederhana. Bila anda sedang berdiskusi dengan orang, bahkan sedang dimarahi orang, maka dengarkan dulu apa yang diomongkan oleh orang itu. Kita catat di otak apa yang dia omongkan. Jangan dia ngomong kita ngomong. Jadinya malah balapan ngomong. Dengarkan dulu, setelah itu poin-poin yang tadi diucapkannya kita olah kita pergunakan untuk senjata makan tuan. Jawablah apa yang dia katakan atau apa yang dia masalahkan. Jangan malah dijawab dengan menggunakan atau memperbincangkan masalah lain. Nanti malah tambah ramai. Tidak ketemu.
Di tengah kehidupan masyarakat yang hegemoni, yang menonjolkan dan mempertontonkan penampilan mewah, disadari atau tidak jangan-jangan itu memacu ritme kehidupan kita untuk memenuhi hawa nafsu, hidup teburu-buru, dan akibatnya mudah bertindak semborono, yang pada gilirannya menjadikan diri kita menjadi tidak waspada.
Kita adalalah orang-orang yang terancam lupa pada soal yang begitu pentingnya justru karena dia terletak begitu dekatnya. Padahal semakin penting segala sesuatu, semakin dekat kita kepadanya. Padahal semakin dekat kita kepadanya, semakin mudah kita melupakannya. Itulah kenapa ada suami-istri yang tak perlu lagi saling memuji karena merasa telah begitu akrabnya. Itulah kenapa kepada anak-anak, kita lupa memeluknya karena merasa sudah mencintainya. Inilah kenapa (seperti sajak Darmanto Jatman) lidah, meskipun di dalam mulut, dia tidak terasa ada.
Kita menjadi rentan untuk mengenali diri kita sendiri. Kita menjadi begitu mudah untuk didekte. Begitu mudah untuk diatur, diperbudak. Kita menjadi orang asing terhadap diri sendiri. Kita lebih sering menjadi penonton, bukan menjadi pemain.
Have a nice day.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat, silahkan pilih.
Posting Komentar untuk "BIARKAN KELEMBUTAN MENJIWAI ANDA"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.