MISTERIUSKAH SOSOK CINTA?
Cinta tidak berkelamin pria atau wanita. Tapi dia dapat hinggap di hati seorang pria maupun seorang wanita. Begitu pula cinta tidak mempunyai umur, namun dia bisa hinggap di hati manusia di segala umur.
Cinta bukan sesuatu yang aneh, dia ada, nyata dan tegas. Sosok cinta adalah keniscayaan. Tidak kelihatan memang, dia hanya bisa dirasakan. Anda dapat merasakan semilirnya angin, berarti angin itu ada.
Cinta adalah anugrah dari Tuhan. Dengan kata lain, Tuhan ada kepedulian kepada mahluk yang bersangkutan. Perasaan cinta, manusia yang merasakan, tapi Tuhan yang membuat dan menghendaki kepada hati siapa Dia akan menaruhnya. Yang terjadi pada Nabi Adam dan ibu Hawa juga begitu.
Memang ada manusia yang sudah siap menerima cinta ada yang tidak siap bahkan ada yang mengacuhkannya atau berusaha mengacuhkannya. Semua tentu tergantung situasi dan kondisi setiap orang. Yang sudah siap, tentu tidak ada masalah. Yang tidak siap, mungkin ada masalah yang masih menjadi fokus perhatian, atau ada kewajiban yang harus diselesaikan, atau adanya sesuatu yang dirasakan kurang memadai untuk menerimanya. Sehingga masalah itulah yang membuat dia mengacuhkannya.
Bagi yang cintanya ditolak, ada yang merasa sakit, ada yang merasa biasa saja. Yang merasa biasa saja bukan karena dia mempunyai serep, bukan. Dia hanya berusaha untuk tetap tegar, tidak bersifat naif dan cengeng. Pemikirannya mendingan dialihkan ke hal lain yang dapat mendatangkan manfaat. Prinsipnya dia ingin menebar manfaat. Artinya ada masalah lain yang harus dikerjakan. Yang diacuhkan memang merasa disepelekan. Bisa dimengerti bila hatinya sakit. Hatinya meradang. Tapi bila kenyataannya begitu lantas bagaimana?
Tapi ada pula yang, bukannya menolak, tapi berusaha mengindahkannya, karena dia merasa ada terikat dengan sebuah kewajiban. Entah apa. Sama dengan yang tidak siap tadi. Padahal cinta adalah masalah urusan dengan hati. Semakin berusaha untuk menipu diri sendiri tentu semakin terasa sakit. Efeknya dapat menghantam terpecahnya kosentrasi pemikiran dan keseimbangan jiwa.
Manusia tentu ingin menyikapi cinta dengan jalan yang terbaik mengenai masalah cintanya. Pertanyaannya: baik menurut siapa? Menurut manusia atau menurut Tuhan?
Munafik terhadap rasa cinta sama saja menolak anugerah Tuhan. Menolak pemberianNya. Karena pada kenyataannya cinta bisa tidak harus memilik, karena semua harus bersandar kepada kenyataan. Bersikap jujur tentu lebih baik karena dapat mendatangkan rasa nyaman dan ringan dalam hati. Lagipula semua dapat diatur kok. Yang penting bisa jalan bersama. Karena esensi cinta adalah jalan bersama. Karena di situlah yang dapat mendatangkan rasa bahagia. Bukankah rasa bahagia itu paling penting?
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "MISTERIUSKAH SOSOK CINTA?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.