Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TAHUKAH ANDA: NARSIS ITU PERLU?

Di rumah, kita pasti mempunyai cermin. Tentu saja fungsinya untuk bercermin, terutama bila kita sedang merias diri, minimal saat kita sedang bersisir. Dan itu sungguh tidak peduli apakah kita berwajah cakap atau tidak. Kita tetap saja membutuhkan cermin untuk berkaca. Mengapa? Karena sesungguhnya setiap manusia, diakui atau tidak, mempunyai naluri narsis. Walaupun rasa kekaguman itu ternyata tidak ada, walaupun yang ada hanyalah kengerian, anehnya kita juga tidak kecewa dan tetap saja berkaca. Sambil bersiul pula. Ini aneh, tetapi nyata. Jadi, sulit untuk menghindar dari perasaan narsis itulah masalahnya. 


Marilah kita mengadakan eksperimen kecil-kecilan. Cobalah secara iseng anda bertanya kepada seorang teman: "Banyak mana orang yang menyukaimu dan membecimu?" Dan dapat diduga dia akan menjawab, banyak yang menyukainya. Oke. Tapi cobalah bertanya lagi: "Mengapa banyak yang menyukainya?" Bisa diduga dia akan terdiam. Sebab kalau dia menjawab karena kecakapan wajahnya, itu hanya akan menunjukkan bahwa dia telah berbohong, karena wajahnya memang tidak cakap. Sedang bila wajahnya memang cakap, dia juga akan terdiam, karena dia akan malu bila dia menunjukkan kesombongannya dengan sangat begitu  mudahnya. Begitu pula bila dia menjawab karena keramahannya, kecerdasannya, kebaikannya, dan sebagainya. Dia tidak akan berani mengatakannya.

Guno Display

Mungkin ada yang menjawab: "Karena tidak mungkin ada orang yang dapat menilai dirinya sendiri." Itu sepertinya masuk akal dan obyektif. Adil. Tapi benarkah? Bukankah menilai diri sendiri seharusnya itu malah lebih mudah sekali. Karena ini adalah mengenai diri kita sendiri. Kita pasti mengerti kelemahan dan kelebihan diri sendiri. Termasuk kita sedang berbicara bohong atau tidak? Sedang tampil dalam keadaan bohong atau tidak? Sedang bersikap sombong atau tidak? Dan sebagainya. 

Misalnya, ini misalnya saja, anda mempunyai rasa malas yang tinggi. Kemudian bila tampak rajin bekerja, jangan-jangan sesungguhnya itu semua hanya karena terpaksa. Karena kalau tidak rajin bekerja tentu saja akan dipecat, atau minimal menjadi bahan pembicaraan orang lain. Jadi bila terlihat bekerja rajin, jangan-jangan sesungguhnya itu karena adanya tekanan keadaan. Atau untuk narsis alias menyombongkan diri. Atau lebih tepatnya hanya untuk tampil berpura-pura. Demi menjaga pencitraan.

Kasus yang umum terjadi, bukannya kita tidak tahu tentang kelebihan dan kekurangan kita, tapi kita menjadi ragu-ragu untuk memastikan. Sehingga kita pun menjadi ragu-ragu untuk mengatakannya. Padahal kalau kita dengan mudah menemukan kelemahan kita, maka pasti akan dengan mudah juga menemukan kelebihan kita. Hanya barangkali kita tidak terlatih untuk terbuka saja. Itu masalahnya. Budaya di sekitar kita tidak mengijinkan mengatakannya secara terbuka. Orang bilang, itu tabu. Tetapi pelanggaran budaya ini pasti bukan dosa kalau terbukti lebih membawa kebaikan di kelak kemudian hari. Kebaikan untuk siapa? Untuk diri kita sendiri lebih dulu terutama. Karena ketika kita menemukan kelebihan diri secepatnya, minimal kita tidak akan menjadi benalu bagi masyarakat, maka katakan saja bahwa kita ini pintar sesuatu. Pintar menggambar, pintar bermusik, pintar menulis, pintar memotret, pintar menjahit, pintar berbicara, pintar menyenangkan hati orang lain, dan sebagainya. Menemukan kelebihan diri sendiri akan sangat membantu untuk segera memartabatkan diri sendiri dengan menonjolkan segala  kelebihan yang ada pada kita. Narsis.


Guno feed
Have a nice day.



Guno Artikel

Posting Komentar untuk "TAHUKAH ANDA: NARSIS ITU PERLU?"