JURUSAN PILIHAN SAYA
Ketika duduk di bangku kelas satu Sekolah Menengah Atas (SMA) atau kelas sepuluh, setelah melewati pembelajaran setengah tahun ajaran, dibukalah penjurusan kelas. Di jaman saya sekolah SMA, hanya ada dua jurusan di sekolah saya yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Atau dikenal juga dengan jurusan Ilmu Eksakta dan jurusan Ilmu Non Eksakta. Perbedaan dari keduanya adalah bagian yang dipelajarinya. Apabila ilmu eksakta dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hal-hal yang pasti, yaitu ilmu eksakta identik dengan mempelajari perhitungan angka. Sedangkan ilmu non eksakta adalah bukan berarti ilmu yang dipelajari tidak pasti, namun pada ilmu non eksakta yang dipelajari adalah teori-teori yang sudah ada. Jadi, pada ilmu non eksakta ketika muncul teori baru maka teori lama dapat tidak digunakan lagi.
Berdasarkan pengakuan dari beberapa teman saya, dalam mereka memilih jurusan ada yang sudah yakin pada pilihannya, ada yang sebenarnya masih dibayangi oleh rasa keraguan tapi harus tetap memilih, ada pula yang sebenarnya jelas ragu-ragu tapi terpaksa memilih. Ada juga yang berkonsultasi dengan orang tuanya, tapi keputusannya si anak sendiri yang menentukannya. Namun ada juga si orang tua yang memaksa menentukannya. Ada pula yang aneh yaitu menentukan jurusan karena gengsi, baik itu datangnya dari si orang tua, atau si anak. Yang karena gengsi, biasanya bila ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran akhirnya si anak tinggal kelas.
Memang ada semacam pehaman kalau jurusan ilmu pengetahuan alam dirasa lebih bergengsi dibanding jurusan ilmu pengetahuan sosial. Katanya orang jurusan ilmu pengetahuan alam lebih pandai. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Penjurusan ilmu sekolah sangat terkait dengan kemampuan seseorang. Bukan karena pintar atau bodoh seseorang.
Sejak semula saya sudah meyakini jurusan yang akan saya pilih yaitu ilmu pengetahuan sosial. Saya sudah mantap dalam memilih. Hal ini dikarenakan, pertama, ada pehaman kalau dari jurusan ilmu pengetahuan alam setelah lulus sekolah cenderung berorientasi akan melanjutkan ke perguruan tinggi (universitas), sedang kalau dari jurusan ilmu pengetahauan sosial setelah lulus sekolah cenderung berorientasi akan bekerja, meskipun kalau akan melanjutkan ke perguruan tinggi jelas juga bisa. Oleh karena itu, berhubung karena saya berasal dari orang tua yang berekonomi pas-pasan, setelah lulus sekolah saya akan mencari pekerjaan.
Kedua, ini yang menjadi alasan penting saya disamping alasan yang lainnya. Saya sangat menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Di jurusan ilmu pengatahuan alam, meskipun ada juga pelajaran bahasa Indonesia, tapi bukan merupakan pelajaran yang ditekankan dibanding pelajaran ilmu pengetahuan alam dan pelajaran kimia.
Saya menyukai pelajaran Bahasa Indonesia karena pada dasarnya saya sangat menyukai komunikasi. Titik relevansinya dimana tentu anda dapat memperikannya sendiri. Pandai berkomunikasi dapat mencetak menjadi sosok yang luwes, dinamis, kreatif, kaya berwacana, mengerti caranya menghargai dan menghormati orang, dapat menjembatani adanya perbedaan, serta sangat dimungkinkan mempunyai jiwa yang demokratis dan sportif. Bahkan ketika kita sedang berpidato atau berpresentasi, pada dasarnya bukan karena kita pandai merangkai kata-kata, tapi pandai menemukan serta menyampaikan ide. Dan saya sangat menyukai semua itu.
Di sisi lain, guru pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 1 dan 2 sangat menyenangkan namanya bu Anastasia. Suka melucu, walaupun dalam konteks bergurau. Malah kadang bu Anastasia suka menjodohkan para siswa. Bu Anas pernah menebak kelak saya akan menjadi seorang penulis atau sutradara. Sedang saat kelas 3 guru Bahasa Indonesia saya adalah bapak Agus, yang juga wali kelas saya. Beliau juga menebak saya kelak akan menjadi penulis. Dan ketika di SMA memang saya suka menulis. Bahkan saya ikut mimbidani kelahiran majalah sekolah kami. Sayangnya saat itu saya sudah kelas3 sehingga oleh pak Agus saya tidak diperbolehkan sebagai Ketua Redaksi karena harus fokus kepada ujian sekolah yang sebentar lagi akan tiba. Dan menurut informasi generasi adik kelas kami majalah sekolah tersebut masih terbit sampai sekarang.
Saat menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Human Resources Jawa Tengah penerapan ilmu komunikasi saya laksanakan dengan kesungguhan hati. Menghibur para Manajer HRD adalah sudah menjadi kebiasaan saya. Tak segan saya melucu di hadapan mereka. Stand up comedy sudah bukan barang baru bagi saya. Intinya, saya menerapkan kepiawaian berkomunikasi dan berimprovisasi. Berkumpul dengan mereka yang datang dari berbagai perusahaan yang berbeda produk dan daerah adalah merupakan peristiwa yang sangat menyenangkan serta mengesankan. Bukankah menghibur orang lain sama dengan kita sedang menghibur diri sendiri? Bukankah berbagi ilmu dengan orang lain sama juga kita sedang memperdalam tentang sebuah ilmu? Begitu juga sikap saya ketika menulis.
Have a nice day.
Gambar ketika saya berbicara di depan para Manajer HRD Jawa Tengah di PT. Delta Dunia Sandang sebuah perusahaan produk tekstil dengan ribuan karyawan di Demak.
Posting Komentar untuk "JURUSAN PILIHAN SAYA"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.