Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SUDUT PANDANG DAPAT MEMPENGARUHI JATI DIRI KITA

 Manusia adalah produk pikirannya. Tentu yang dimaksud di sini adalah cara pandang, pemahaman, pemikiran, dan sikapnya. Ini adalah masalah yang sangat mendasar sekali. Ini akan berdampak kepada hasil yang akan diperoleh nanti. Ini akan berpengaruh kepada proses pembentukan pribadi seseorang.


Dulu ketika saya mendapat tugas memotivasi adik-adik pencari kerja masalah ini sering saya singgung. Entah mereka dari lulusan SLTA atau Sarjana (S1). Bukan untuk mendikte, tapi sharing dengan mereka. Kebanyakan mereka para remaja jadi tidak mungkin bagi saya untuk mengubahnya. Saya hanya mengajak mereka berdiskusi, selanjutnya biarkan mereka yang akan mengolah, memahami. dan mengambil sebuah keputusan untuk dirinya sendiri. Bagaimanapun mereka mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda.


Yang saya sampaikan pun tidak yang muluk-muluk. Yang sederhana saja. Yang sangat mendasar, yaitu cara sudut pandang.


Saya bilang: "Bila anda merasa resah, merasa ada yang menganjal di dalam hati, ada perasaan tidak puas, perlu anda tahu, bukan hanya anda yang mengalami itu, tapi hampir semua remaja di dunia mengalaminya. Anda tidak sendirian. Tapi anda sendiri yang memutuskan."


Guno Display

Saya sendiri ya mengalaminya. Merasakannya. Saya merasakan ada gap. Ada perbedaan nyata antara keinginan dan kenyataan. Masa pancaroba relatif sensitif merasakan hal ini. Jangankan masalah cinta atau masalah kesenangan, masalah masa depan saja masih membingungkan, tidakjelas.


Yang jelas saya tidak mau memikirkan masalah itu di kamar. Sendirian pula. Kamar dikelilingi oleh tembok. Tembok adalah bangunan keras dan mengungkung. Dan membenturkan kepala kepada tembok jelas bukan sebuah solusi.


Bila saya sedang mengalami masa begitu saya kadang mengajak beberapa teman untuk nongkrong dan berdiskusi dengan beberapa sahabat di luar rumah di suatu tempat. Biasanya Simpang Lima.


Teman dan sahabat tentu lain. Jumlah teman banyak, jumlah sahabat hanya beberapa. Sahabat adalah teman karib dan kami mempunyai idealisme sama tentang kehidupan. Bahkan ketika sudah kuliah atau bekerja di luar kota, kami sering kumpul di malam hari Raya Idul Fitri ke dua, berdiskusi sambil melaporkan kemajuan diri masing-masing. Saat iu, ketika para remaja yang lain sedang pada sibuk memikirkan bagaimana mencari pacar, kami sudah sibuk bagaimana caranya agar dapat memiliki rumah. Para remaja lain masih berpikir sampai titik B, kami sudah berpikir sampai titik G. Padahal para orang tua kami kehidupannya sangat pas-pasan.


Kembali kepada masalah sudut pandang. Yang pertama, ini menurut saya, adalah memilih tempat untuk memikirkannya. Di dalam kamar saya rasa tidak tepat. Hanya bertemu dan memandang tembok di sekeliling kita. Ibarat sedang membaca koran, jangan yang dibaca berita rentang dalam kota melulu. Tapi bacalah berita tentang masalah kota lain, propinsi lain, bila perlu negara lain. Dimensi pemikiran kita harus kit buka secara luas. Bagaimanapun ketika kita ada di luar kamat akan dapat melihat dengan jelas situasi kamar itu. Situasi kehidupan kita itu.


Di Simpang Lima misalnya, kita bertemu dengan orang tukang ngamen, orang yang berjualan makanan, peminta-minta, dan yang lai-lainny. Bertemu dengan orang yang kurang beruntung nasibnya daripada kita. Namun di sana kita juga bertemu dengan orang-orang yang nasibnya  lebih bagus daripada kita. Mereka naik kendaraan atau mobil keluaran terbaru. Namun ada juga sekelompok orang yang mempunyai kelakuan yang menyimpang.


Apa yang dilakukan orang lain jangan sampai mengganggu pikiran kita. Jangan sampai merbah pemikiran kita. Kita bukan mereka. Biarkan saja apa yang dilakukan sepanjang tidak mengganggu orang lain atau kita. Karakter dan latar belakang, bahkan mungkin pergaulan mereka tidak sama dengan mereka. 


Tidak apa kita mengamati dan mencermati mereka. Jadikan diri mereka sebagai referensi. Sebagai data dan informasi. Bila perlu dijadikan standar kita.


Yang jelas, buang jauh-jauh rasa iri hati. Namun jangan sampai merasa kita paling super. Sifat keduanya dapat menjadi sebuah sikap yang kurang produktif bagi pemikiran dan diri kita.

Guno feed


Kita adalah kita dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada.


Have a nice day.




Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.

Guno Artikel

Posting Komentar untuk "SUDUT PANDANG DAPAT MEMPENGARUHI JATI DIRI KITA"