KEBAIKAN TANPA ILMU ADALAH SUATU HAL YANG IRONIS DAN TRAGIS
Dengan memendam perasaan senang dan gembira seorang teman bercerita bahwa di rumahnya kini ada sebuah tempat yang dapat melepaskan rasa sresnya. Sebuah tempat yang sederhana yang dapat memberikan kepadanya untuk dapat sedikit bersantai guna melepaskan rasa penat dan sumpek setelah sekian jam dihajar dengan berbagai tugas pekerjaan yang rutin setiap hari (kecuali hari libur) yang seperti tiada habisnya itu.
Semula saya juga dibuat penasaran apa yang membuat dirinya senang dan gembira itu. Rumahnya dapat dikatakan relatif tidak luas. Demikian juga dengan halamannya. Setahuku kebun dia tidak punya. Ruangan yang untuk berolahraga juga hanya berisi alat-alat yang sederhana. Tidak ada rungan dan peralatan untuk bermain bilyar.
Tapi semua pertanyaan dalam hatiku itu akhirnya terjawab sudah. Rupanya tempat untuk refreshing itu ternyata "hanya" berupa kolam sederhana yang berisi beberapa ekor ikan koi. Dan seperti jamaknya barang baru, dalam hal ini mainan, kolam itu menyita semua konsentrasinya. Begitu pulang kerja dia langsung menuju ke kolam itu dengan membawa segala kegembiraan di dalam hatinya.
Terus terang saja, sebenarnya ini adalah kolam amatiran. Dapat dikatakan kolam ini hanya ikut-ikutan. Tapi hal itu tidak menghalangi dia untuk bergairah. Untuk bersemangat. Dia membeli ikan-ikan itu sendiri (karena dapat memilih), menguras kolam itu sendiri, serta memberi makan ikan-ikan itu sendiri. Kata “sendiri” dia tekankan untuk menunjukkan bahwa ini adalah proyek pribadi.
Begitu perhatiannya walau sejenakpun tidak dia biarkan ikan-ikan Koi itu kelaparan. Begitu datang dia taburi makanan, begitu mau pergi ditaburi makanan. Dia tidak ingin ikan-ikan itu menderita. Dalam sehari, bisa bekali-kali kolam itu dia taburi makanan. Hasilnya, ikan-ikan koi itu langsung gemuk dalam beberapa hari. Tapi kemudian dia sangat terkejut, satu persatu ikan itu mati. Hari ini mati satu, besok mati satu, esoknya lagi mati satu. Dia merasa shock. Merasa sangat sedih sekali.
Lucunya, malah ada seorang temannya yang tertawa melihat kesedihannya. “Ikan koi tidak butuh banyak makan. Dia tahan lapar, tidak seperti kita. Sehari cukup diberi makan 2 kali, itupun tak sebanyak ini”, kata temannya itu. Rupanya temannya itu sangat menguasai tentang masalah ikan Koi. Maka berlanjutlah kuliah umum tentang bagaimana cara bijak beternak ikan koi. Banyak keharusan yang harus dijalankan. Dan keharusan itulah yang dilanggar oleh teman saya.
Ikan-ikan itu tidak mati karena penyakit, tapi justru karena kekenyangan. Ikan-ikan itu mati bukan hasil kejahatan, tapi karena hasil cinta dan kasih sayang. Kebaikan tanpa ilmu ternyata bukan hanya tidak ada gunanya, tapi dia amat berbahaya. Karena kita bisa mencintai seseorang, sambil pelan-pelan membunuhnya tanpa menyadarinya. Alangkah ironis dan tragisnya.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Trimakasih.
BalasHapusSemoga anda selalu sehat dalam lindungan Allah.
Aamiiiin. Terima kasih. Demikian juga doa saya untuk ibu.
Hapus