Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PROBLEMA DORCE GAMALAMA

Belum lama ini media sosial diramaikan dengan problema Dorce Gamalama yang ingin dimandikan dan dikubur secara wanita bila kelak dia wafat. Dorce ingin diperlakukan seperti itu karena dia ingin meneguhkan eksistensi dirinya sebab secara fisik dia sekarang adalah seorang wanita.


Hidup hanya sekali. Matipun hanya sekali. Oleh karena itu bagi Dorce peristiwa kematian adalah sebuah momen yang teramat sangat penting baginya. Kematian yang hanya sekali itu sangat dimaknai sebagai penghormatan atas statusnya yang sekarang: MATI SEBAGAI WANITA.


Kita tentu menghormati dan menghargai keinginan Dorce tersebut. Namun tentu saja keinginan Dorce itu "diluruskan" dalam berbagai komentar oleh para para ulama di Indonesia, bahwa dalam Islam tata cara memandikan dan penguburan seseorang harus sesuai dengan kodratnya pertama kali ketika seseorang itu dilahirkan.


Para ulama ini sebenarnya bermaksud "meluruskan" bukan "melarang" karena itu hak pribadi (wasiat) Dorce dengan catatan silahkan menanggung semua resikonya kelak.


Guno Display

Kita semua masyarakat Indonesia termsuk para ulama tentu sangat menyayangi Dorce Gamalama. Tapi tentunya para ulama tersebut tidak harus mengiyakan begitu saja apa yang menjadi keinginan Dorce mengingat ketentuan dalam agama Islam memang seperti itu, mau apa lagi? Jangankan para ulama, kita semua juga tahu dan meyakini bahwa di alam akherat nanti yang berlaku adalah ketentuan Allah SWT, bukan ketentuan yang berdasarkan keinginan pribadi (keegoisan) seseorang. Sehingga mau tidak mau, suka atau tidak suka, Dorce harus memahami hal ini. Karena kalau Dorce ngotot kelak akan sangat beresiko sekali baginya.


Dikutip dari Wikipedia Dorce Gamalama (lahir 21 Juli 1963) adalah seorang pembawa acara, penyanyi, dan aktris berkebangsaan Indonesia yang berdarah Arab, Binjai, dan Minangkabau.


Nama panggung "Dorce" mulanya diberikan oleh Myrna pemimpin kelompok tari waria Fantastic Dolls lantaran saat menjalani profesinya Dedi (nama asli pembawaan) lebih sering memposisikan dirinya sebagai seorang wanita meski sosok pria masih sangat kental pada dirinya. Untuk mendukung totalitas kepribadian dan penampilannya di atas panggung, Dedi melakukan operasi ganti kelamin di Surabaya pada tahun 1983. Dia kemudian lebih dikenal dengan nama Dorce Gamalama. Nama Gamalama diambil dari Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Kepulauan Maluku. Setelah kepulangannya dari ibadah haji, ia juga menambakan namanya menjadi Dorce Gamalama Halimatussadiyah.


Dorce terlahir sebagai seorang laki-laki dengan nama Dedi Yuliardi Ashadi, dari pasangan Achmad dan Dalifah. Ia merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara. Ayahya wafat ketika dia  berusia 3 bulan, sedang ibunya wafat ketika dia berusia 4 bulan.


Di dunia hiburan, ia dikenal sebagai seorang pembawa acara televisi, membawakan program gelar wicara, Dorce Show di Trans TV sejak Januari 2005. Ia juga dikenal sebagai penyanyi, yang berhasil mencatatkan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) atas peluncuran sembilan album sekaligus hanya dalam waktu lima bulan.


Dorce sangat menyayangi anak-anak, terutama anak-anak yatim. Apalagi yang yatim piartu.  Saya masih ingat, dari sebuah media cetak (tabloid tapi saya lupa apa namanya) yang saya baca, pernah dalam suatu pertunjukan di daerah dimana Dorce datang sebagai bintang utamanya, dia merasa heran ketika dilihatnya bayak anak-anak kecil yang melongok berdesak-deskan untuk melihat pertunjukan di jendela-jendela yang ada di ruangan itu. Saking panasarannya Dorce ketika tampil bertanya kepada Panitia: Siapa dan darimana para anak-anak itu? Ketika diberitahu bahwa itu adalah para anak-anak yatim piatu dari sebuah Yayayasan Yatim Piatu yang letaknya tidak jauh dari tempat pelaksaan acara itu. Sontak Dorce meminta kepada Panitia untuk membuka pintunya dan meminta mereka untuk masuk dan tidak usah membayar apa-apa. Tentu saja para anak-anak yatim piatu itu merasa gembira bukan main dan pada berebutan masuk ke ruang pertunjukan itu serta banyak yang duduk di depan mimbar pertunjukan. Banyak para undangan maupun para artis yang lainnya merasa sangat terharu dan menggeleng-gelengkan kepala, bahkan ada yang menangis sambil mengelus dada melihat aksi spontanitas Dorce Gamalama itu. 


Hikmah yang ada dalam kasus ini adalah kita harus memiliki jiwa besar (legawa), rendah hati, dan pasrah sepenuhnya kepada Tuhan dalam menghadapi masa kematian kita yang suatu saat pasti akan tiba itu.


Kami semua masyarakat Indonesia mendoakan yang terbaik untukmu mbak Dorce Gamalama. Salam hormat kami untukmu dan keluargamu.


Have a nice day.

Guno feed



Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.


    



Guno Artikel

Posting Komentar untuk "PROBLEMA DORCE GAMALAMA"