Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

FOTOGRAPY DALAM SENI

 Kudedikasikan untuk someone di Nganjuk.


Saya bukan seorang photographer, hanya orang awam biasa. Tapi saya seorang penyuka keindahan. Seorang penikmat seni. Seorang penikmat keindahan seni dari apa saja: hasil dari fotografi, lukisan, arsitektur, tarian, atau nyanyian. Mereka ada untuk dinikmati, bukan hanya untuk dilihat atau didengarkan saja. Mereka ada karena hasil kreativitas. Hasil olahan pikir dan rasa, meskipun ada yang ditunjang oleh alat.


Para pelaku seni tadi sesungguhnya juga seorang penikmat keindahan. Seorang penikmat keindahan seni yang terdorong oleh rasa keinginan yang kuat sebagai seorang penyuguh keindahan. Seorang pelaku seni.


Seorang pelaku seni tidak hanya kaya wacana. Mereka juga kaya kreativitas. Tidak ada rasa segan untuk selalu belajar dan berlatih. Mereka haus akan ilmu pengetahuan dan kemajuan. Bahwa hasil mereka dinilai begini atau begitu, dipahami begini atau begitu, itu nomor sekian. Setiap orang bisa dan boleh mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Namun bagi si penghasil seni tingkat kepuasan batinnya sendiri adalah yang nomor satu, yang paling utama. 


Dari banyak seni tadi, saya ingin sedikit menulis tentang photograpy. Dunia foto. Sebuah dunia seni yang sangat menarik. Menyentuh rasa. Penuh value.

Guno Display


Banyak kita temukan tulisan dari literatur photography. Kita bisa tahu dan belajar dari sana. Dari berbagai seni juga begitu. Yang mungkin agak membedakan: dunia photograohy banyak memberikan ruang dan peluang untuk diekplorasi. Banyak yang bisa dikembangkan.


Penyuguhan photography bisa memberikan pehaman yang berbeda. Pengambilan penilaian yang berbeda. Dan ujungnya bisa mengakibatkan penikmatan yang berbeda pula. Padahal seni phtograpy sebagai seni seperti dari berbagai seni yang lainnya adalah mengutamakan sebuah kejujuran. Menampilkan apa adanya dengan sedikit polesan agar lebih menarik untuk ditampilkan. Untuk dinikmati.


Seni photography sebagaimana karya seni yang lain, seni tulis misalnya akan mampu mengobrak-abrik perasaan penikmatnya. Tidak hanya mampu memberikan pesan tapi juga mampu memberikan sugesti kepada penikmatnya.


Di literatus photography disebutkan beberapa hal penting yang perlu diketahui dan dipelajari tentang : 


Lighting. “Seperti arti namanya, fotografi adalah seni melukis dengan cahaya. Painting with light. Jadi, kalau tidak ada cahayanya, atau cahayanya tidak bagus atau cahayanya tidak proper, ya lupakan saja. Nah, jadi bagimana caranya untuk mendapatkan cahaya yang baik untuk obyeknya? Setelah tahu sumber cahaya juga arah cahaya harus diperhatikan: dari depan, belakang,kana, kiri?


Setelah itu cermati tentang warna obyek. Pastikan dengan jelas dan mantap. Misal obyeknya adalah hidangan makanan yang akan kita foto mempunyai kombinasi warna yang menarik, yang engaging, yang bisa membuat ngiler. Nah kalau belum, coba tambahkan. Kita bisa mengakalinya dengan apa? Bisa dengan menambahkan ingredients baru, garnish, atau bisa juga dengan tambahan mood atau ambience yang bisa dibentuk lewat props saat pemotretan.


Langkah selanjutnya belajar mengenai Tekstur.Tekstur ini sering sekali tidak diperhatikan. Jadi, segala sesuatu yang kelihatan bergelombang, yang kenyal atau apapun harus kelihatan teksturnya. Ada caranya yaitu posisi cahaya coba mainkan, digeser dan si objek bisa digeser agar bisa menangkap tekstur objek tersebut.


Yang terakhir mengenai Volume. Artinya: tebal tipisnya, besar kecilnya sebuah objek, Misal makanan, itu akan mempengaruhi pengalaman orang untuk makan dan decision making yang mereka buat. Kalau kita memotret makanan yang sebenarnya porsinya besar, tapi kita taruh dalam piring yang jauh lebih besar, ketika difoto, karena kita mau memasukkan semuanya dalam frame, nanti makanannya akan menjadi kelihatan kecil. Jadi, penting untuk kita di dalam foto itu memberikan objek pembanding. Misal, dengan menambahkan gelas, tangan, ambience lain yang bisa memberikan orang sebagai referensi ukuran—referensi tebal-tipis dan besar-kecilnya, dan sebagainya. Kalau semua itu tercapai, hopefully, makanan yang kita potret akan tampil menggugah. Makanannya akan membuat orang tergerak untuk make decision untuk membeli. Foto yang baik biasanya mempercepat proses pengambilan keputusan seseorang untuk mau coba atau tidak dan mau beli atau tidak.


Sebuah karya seni harus mempunyai daya tarik. Bila perlu yang mempunyai daya jual. Sebuah karya seni harus mampu menampilkan ekspresi yang kuat. Yang mampunyai daya sihir.

Guno feed


Bagaimanapun karya seni memberikan konstribusi. Baik bagi yang membuat maupun bagi si penikmat. Sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan kepiawaian ilmu pembuatnya.


Have a nice day.



Notes: blog GUNO HRD  diusahakan setiap hari ada tulisan baru, Terima kasih.



Guno Artikel

Posting Komentar untuk "FOTOGRAPY DALAM SENI"