Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PUASA Tahun 2021, ada fenomena unik

 Tunjangan Hari Raya (THR) mirip seperti bunyi Teks Proklamasi: "DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SEKSAMA DAN (habis) DALAM TEMPO YANG SESINGKAT SINGKATNYA".


Seperti yang kita ketahui Hari Raya Idul Fitri adalah merupakan hari puncak kemenangan kita dalam peperangan melawan hawa nafsu seiring pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Dengan demikian sudah seharusnya hari itu dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan di Indonesia kegiatan ini juga dibarengi dengan kegiatan saling maaf memaafkan yang pada akhirnya menjadi sebuah tradisi yang turun temurun hingga sekarang.


Bahkan demi untuk mewujudkan pelaksanaan acara itu bagi mereka yang bekerja atau bertempat tinggal di luar daerah mempersiapkan diri berlomba-lomba untuk dapat pulang ke kampung halaman masing-masing 


Dengan demikian menjadi wajar saja bila kegiatan ini memerlukan beaya tersendiri. Instansi di tempat kerja menyediakan dana itu secara normatif dan namanya Tunjangan Hari Raya (THR).


Sayangnya pada tahun ini dimana pandemi wabah covid 19 merajalela sehingga memporak porandakan perekonomian baik di sektor negeri maupun swasta. Larangan pulang mudik (kampung) pun diberlakukan.

Guno Display


Yang di sektor swasta sudah terjadi adanya demo besar-besaran karena ada rencana THR dibayarkan secara dicicil. Demikian juga di sektor negeri ada kabar ada yang melakukan petisi karena menolak THR dibayarkan berdasarkan gaji pokok saja.


Sebenarnya dapat dipahami kegundahan mereka (para pekerja itu), sebab apa yang mereka harapkan tidak dapat terpenuhi. Tapi memang perlu dipahami bahwa keadaan perekonomian secara mikro dan makro memang sedang sangat sulit. Bahkan keadaan seperti ini sedang dialami di seluruh belahan dunia.


Di sisi lain harus dipahami juga bahwa merayakan hari raya Idul Fitri tidak indentik dengan berfoya-foya. Harus dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan, dengan tanpa mengurangi hikmahnya.


Betapapun perusahaan dan negara harus tetap survive agar tugas dan kewajibannya yang lain dapat terus berjalan. Namun tentu sangat diharapkan agar para pejabatnya juga dapat menjaga diri agar tidak berbuat yang dapat memancing rasa ketidak adilan di masyarakat.


Intinya puasa kali ini betul-betul harus penuh menahan diri dengan sepenuh hati. Harus mengedepankan rasa tenggang rasa kepada bangsa dan negara, serta dapat menunjukkan rasa keprihatinan yang mendalam. Pinggirkan rasa egois di dalam hati. Namum demikian puasa harus dijalani dengan khitmad dengan tetap mengikuti segala ketentuan yang telah Alloh SWT berikan. Dapat dikatakan puasa kali ini terasa lain daripada yang lain. Ujian yang diberikan oleh Alloh SWT tidak tanggung-tanggung sehingga insyaalah pahalanya juga tidak tangung-tanggung. Semoga fisik dan nurani kita sekalian diberikan kekuatan yang sangat tangguh dalam menghadapi "medan perang ini" oleh Alloh SWT. Amin.



Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.





Guno feed









Guno Artikel

Posting Komentar untuk "PUASA Tahun 2021, ada fenomena unik"