Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NILAI PERBEDAAN PENDAPAT. SUDAH TAHUKAH ANDA ?

Ada dua kasus sederhana. 

Kasus pertama: Suatu hari seorang ibu yang berstatus janda berusia  70 tahun yang hidup dalam keadan pas-pasan diberi beras oleh seorang anaknya dengan kualitas yang terbaik sebanyak 5 kg. Karena dasarnya dia adalah orang yang suka berderma, dia memberikan beras tersebut kepada dua keluarga tetangganya yang lebih membutuhkannya masing-masing sebanyak 2,5 kilo gram. 


Mengetahui hal itu, anaknya yang tertua, kakak dari anak yang memberi beri beras tadi protes berat dan berkata mengapa beras pemberian anaknya tadi malah diberikan kepada orang lain? Kan bisa yang diberikan beras yang biasa saja yang seperti setiap hari dimakan ibunya. Dia ingin ibunya menghargai pemberian anaknya. Sebenarnya si ibu itu akan menjawab bahwa dia memang berkeinginan memberikan beras itu. Lagipula cara mendidik mendiang ibunya dulu juga dengan cara begitu. Berikanlah yang terbaik untuk tetanggamu yang membutuhkan.


Kesamaan pendapat dari perbedaan pendapat ibu dan anak ini tentu tidak terletak pada harganya, tapi pada cara sikap menghargai orang lain. Si ibu dalam cara menghargai tetangga atau orang lain sedang si anak dalam cara menghargai si adik yang anak ibunya. Bayangkan, titik persamaan ternyata dapat menimbulkan perbedaan. Manusia dengan segala kemampuan akal budi ternyata dapat menimbulkan perbedaan dari titik yang sama yang sebenarnya oleh mereka sudah mereka mengerti dan pahami, yang bukan tidak mungkin dapat menimbulkan gesekan yang teramat tajam. Hal yang sepele yang ke depan bisa saja menimbulkan peristiwa yang tragis dan memilukan. Misalnya saja perkelahian atau bahkan pembunuhan dengan masing-masing pihak merasa paling benar. Contoh yang paling sederhana perbedaan pendapat: Pacar tidak jadi mengajak menonton bioskop dapat menimbulkan perselisihan yang tidak ringan. Padahal si pacar memang ada tugas mendadak.


Kasus kedua: Ada seorang anak disuruh ibunya membeli seporsi bakso. Si ibu membekali anaknya uang sepuluh ribu rupiah karena setahu ibunya harganya memang segitu. Tapi ketika si anak sampai di warung bakso ternyata harganya sudah naik menjadi tiga belas ribu rupiah. Apa yang harus dilakukan si anak? Berpesan kepada pedagang bakso agar dibuatkan dulu sementara dia akan kembali ke rumah untuk mengambil kekurangannya? Atau balik kanan tidak jadi membeli?


Si penjual bakso ternyata juga mempunyai pendapat sendiri yaitu tidak mau kalau diminta agar dibuatkan dulu. Pertimbangannya: ya kalau si anak tadi benar akan kembali ke warungnya, kalau ternyata tidak bagaimana? Dia jelas akan rugi. Oleh karena itu dia mengambil keputusan tidak akan membuatkan dulu. Tindakan itu sudah benar. Tapi apakah tidak ada solusi sebagai jalan tengah yang sama-sama menguntungkan atau win-win solution? Sebenarnya ada. Tapi itu membutuhkan sikap untuk saling menyadari, lebih jauh lagi untuk saling menahan diri. Solusi atau jalan tengah itu sementara si anak kembali ke rumah dan si tukang bakso membuatkan pesanannya si anak dengan meninggalkan uang sepuluh ribu tadi ditambah KTP atau STNK miliknya. Dengan demikian akan memberikan ketenangan dan rasa kenyamanan pada diri keduanya karena uang dan ktp itu menjadi jaminan. Dan terjawab sudah dan selesailah masalahnya. 


Guno Display

Sedang di kasus pertama tadi, ketika beras sudah diberikan ibunya berarti sudah menjadi hak sepenuhnya bagi si ibu untuk diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki si ibu.


Perbedaan pendapat menjadi perbedaan persepsi, perspektif, pemahaman, dan akan memberikan hasil kerja yang berbeda. Memang umumnya menyamakan perbedaan pendapat akan menyebabkan salah satu pihak harus mengalah. Dapat dimengerti karena memang sulitnya masalah beserta pemecahannya. Di sisi lain bila ada yang harus terpaksa dikalahkan maka ada pihak yang merasa dimenangkan. Lebih sadis bila kemenangan itu ternyata tidak diperuntukkan ke kepentingan yang lebih luas, kepada masyarakat luas. 


Menyamakan pendapat membutuhkan pemikiran cerdas, meskipun solusinya kelihatan biasa saja. Namun landasannya cukup sedarhana yaitu kerendahan hati. Namun di jaman sekarang kerendahan hati menjadi barang langka. Susah dicari. Di sisi lain perbedaan pendapat memperlihatkan dan upaya mempertahankan rasa gengsi pribadi menjadi dominan. Dan yang lebih gila bila dalam mempertahanan rasa gengsi dengan ditopang dengan argumen yang diada-adakan. Yang parah bila mempertahankan rasa gengsi dengan menyebut nama Tuhan. Pertanyaanya: Apa jadinya apabila perbedaan pendapat diselesaikan dengan rasa gengsi?


Dalam berinteraksi dengan orang lain dibutuhkan kerendahan hati. Melindungi atau menjaga diri itu baik. Curiga dan berprasangka itu tidak baik.  Jangan dicampuradukkan.


Juga perlu untuk selalu berintropeksi. Berintropeksi konteksnya untuk mengevaluasi diri dan mau untuk terus belajar. Jadi diletakkan untuk keperluan apapun masih oke. Apalagi dalam pekerjaan.


Mempertahankan rasa gengsi hanya akan menunjukkan kebebalan sendiri. Kata orang jawa: Dolane kurang adoh (mainnya kurang jauh). Maksudnya wawasannya kurang. Sehingga menjadi kurang cerdas. Yang dipikirkan hanya yang ada di depan mata, yang di belakang hari tidak dipikirkan.


Berbeda  dengan kehidupan nyata, perbedaan pendapat justru menjadi nilai jual pada film, novel, atau cerita bersambung. Semakin rumit dan apik perbedaan pendapat akan menjadi nilai yang tinggi pada sebuah cerita. Jangankan yang serius, yang konyolpun laku dijual. Bahkan kalau konyolnya bagus bisa menjadi daya tarik.


Perbedaan pendapat di dunia nyata juga bisa mempunyai harga jual. Bisa dijual sebagai informasi kepada umum. Siapa yang akan mendapatkan keuntungan? Silahkan tebak sendiri.


Perbedaan pendapat bisa muncul dari faktor apa saja: Dendam, adu gengsi, tugas pekerjaan, mencari kebenaran. Mencari kebenaranpun masih bisa dipertanyakan: Kebenaran untuk siapa?


Perbedaan pendapat itu sebenarnya umum terjadi. Jadi jangan kaget. Jangan panik. Ada pelajaran yang dapat diambil dari perbedaan pendapat yaitu: Belajar menghargai orang lain, belajar tentang perbedaan itu sendiri, belajar melihat sesuatu dari luar sudut pandang kita sendiri, belajar menurunkan ego, belajar melihat masalah secara realistis dari permasalahan yang ada, belajar bekerjasama. 


Perbedaan itu rahmat Tuhan jangan dijadikan alasan tapi dijadikan semangat.


Have a nice day.



Guno feed

NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.













Guno Artikel

Posting Komentar untuk "NILAI PERBEDAAN PENDAPAT. SUDAH TAHUKAH ANDA ?"