Agar karyawan betah bekerja di perusahaan kita
Bisa dimengerti bila turnover karyawan sering terjadi di perusahaan. Dan itu memang tidak bisa dihindari ketika irama kerja terjadwal begitu, utamanya di bagian produksi. Bukan karena sepinya order karena mereka memang diikat bekerja dengan status kontrak. Order memang datang bagai timbul tenggelam. Lain halnya memang turnover yang disebabkan oleh pekerja yang bekerja dengan status kontrak. Sehingga turnover karyawan dapat dirasa menganggu jalannya roda perusahaan.
Turnover yang tinggi di perusahaan akan berdampak besar pada proses bisnis. Menghadapi persoalan ini sebenarnya dapat di atasi oleh perusahaan. Kuncinya hanya satu: buatlah karyawan betah bekerja di perusahaan.
Bagaimana caranya? Banyak hal yang perlu diperhatikan perusahaan agar karyawan kerasan bekerja di perusahaan. Dan itu sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa untuk dilakukan. Kepuasan kerja, rasa aman, penghargaan karyawan, dan perasaan merasa diperlakukan secara adil oleh perusahaan.
Bila Anda adalah seorang manajer peruasahaan, buatlah diri Anda sebagai pimpinan yang menyenangkan, memiliki nilai lebih sehingga mereka akan merasa puas, dihargai, dan betah bekerja di perusahaan Anda.
Anda harus membangun keterbukaan kepada karyawaan walau saat baru pertama kali bertemu. Misal di kesempatan pada saat perekrutan karyawan. Anda sebagai orang yang akan mengelola mereka harus memberikan kesempatan karyawan untuk terbuka. Kesalahan yang sering dilakukan HR adalah selalu menyamakan dirinya dengan karyawan, terlebih tidak memberikan kesempatan berkomunikasi dua arah yang sepadan. Bangun keterbukaan lewat diskusi dengan karyawan. Bicarakan dengan mereka tentang apa yang dapat mereka dapatkan jika bekerja di perusahaan. Tapi jangan salah, membangun keterbukaan juga dapat dilakukan walaupun karyawan sudah bekerja di perusahaan. Komunikasi dapat dilakukan dengan jalan membuka ruang konsultasi karyawan tentang masalah yang dihadapi saat bekerja, seperti masalah komunikasi, hubungan dengan tim, dan juga masalah di luar pekerjaan.
Sebenarnya dalam penelitian menunjukkan mengapa karyawan sering merasa tidak betah bukan dikarenakan menerima gaji yang kecil tapi tidak adanya kesempatan untuk mendapatkan tantangan baru. Rutinitas akan selalu membuat kebosanan. Berusahalah agar selalu dapat membuat para karyawan menjadi bernilai dengan memberikan tantangan kerja.
Cara yang harus dilakukan adalah memberi karyawan untuk selalu memberikan kesempatan para karyawan untuk mempelajari hal-hal baru di luar pekerjaannya. Dengan begitu membuat karyawan merasa tertantang dan bertanggung jawab apalagi untuk mengerjakan proyek yang lebih besar.
Perlu dimengerti untuk sebagian generasi terutama generasi Y dan generasi Z persoalan gaji bukanlah hal yang utama. Bagi mereka banyak yang berpendapat bagaimana caranya agar mereka dapat mencapai idealisme mereka di tempat kerja. Untuk itu harus terus bangun komunikasi dengan karyawan apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Fleksibilitas, kebahagiaan, kesempatan tumbuh dan berkembang, dan program-program eksternal adalah hal yang rata-rata karyawan inginkan dan butuhkan. Selain itu kompensasi dalam bekerja juga hal yang dibutuhkan karyawan.
Disadari atau tidak perusahaan seringkali perusahaan dirasa tidak terbuka dengan karyawan yang memiliki level dan pekerjaan sama. Salah satu yang sering mendapatkan perlakuan tidak adil adalah tenaga teknisi dan lapangan. Seringkali ditemukan ketidakadilan dalam penggajian. Kuncinya di transparasi, keterbukaan. Beberapa perusahaan memang ada yang menerapkan pendapatan karyawan yang berlandaskan pada prestasi, bukan golongan, atau pada masa kerja. Padahal perlu diketahui, penerimaan gaji, kompensasi, seringkali terkait dengan emosi pribadi karyawan dan sangat rentan dengan perselisihan. Jadi ketidakmengertian ini harus selalu dijembatani.
Selain itu ada alasan dibalik kenapa banyak perusahaan saat ini tidak lagi menggunakan sekat dalam bekerja. Di era yang cepat, pekerjaan membutuhkan kolaborasi yang dinamis. Lingkungan kerja yang dinamis juga dapat meningkatkan nilai dan rasa engagement karyawan. Perusahaan juga perlu membangun lingkungan kerja yang tidak formal, menyenangkan dan tidak kaku. Buatlah Buatlah fasilitas kerja non-fisik seperti event, program pelatihan dan juga komunitas.
Saat ini banyak pencari kerja lebih memilih untuk bekerja pada perusahaan startup. Alasan mereka ingin bekerja di perusahaan startup adalah adanya penerapan teknologi. Penerapan teknologi pada pekerjaan dapat memberikan rasa bangga dan juga meningkatkan value karyawan.
Saat ini salah satu penggunaan teknologi yang berdampak pada nilai karyawan adalah teknologi pada human resource (HR). Penggunaan aplikasi absensi adalah bentuk dari penerapan teknologi pada bidang HR. Aplikasi absensi sebenarnya menjawab beberapa poin yang dibutuhkan agar karyawan betah dalam bekerja. Salah satu jawabannya adalah kemudahan akses komunikasi dan memenuhi kebutuhan karyawan. Attendance by Talenta adalah aplikasi absensi karyawan berbasis android dengan penyimpanan data berbasis cloud yang dapat menjadi pilihan dalam menerapkan teknologi. Mesin sidik tidak cukup untuk kebutuhan absensi, apalagi bagi karyawan yang bekerja secara mobile.
Perkembangan pada saat ini banyak kegiatan berbasis on line. Dalam penangan dalam memecahkan permasalahan karyawan juga tidak luput dari sistem ini. Perlu dicari terobosan yang baik, cocok, dan efektif untuk menjalin komunikasi yang intens dengan karyawan. Bagaimanapun ketenangan, kenyamanan harus terus dikondisikan agar dapat meraih goal yang diharapkan bersama.
Have a nice day.
*****
NB: Jadilah pengikut blog ini dan agar tidak ketinggalan karena insyaallah setiap hari ada artikel baru. Beri komentar dan silahkan disebarkan.Oleh karena itu seringlah menjenguk situs ini. Jangan lupa klik tulisan Subscribe Us. Terimakasih telah mengunjungi perpustakaan kami.
Posting Komentar untuk "Agar karyawan betah bekerja di perusahaan kita"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.