Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Smart and Wise itu sebuah pilihan

Setiap manusia punya kepintaran. Dalam hal ini yang dimaksud kepintaraan adalah daya pikir terkait ilmu pengetahuan dan wawasan pribadi atau terkait pengetahuan saja. Perbedaaannya terkait ilmu pengetahuan dimana orang itu pernah duduk di bangku sekolahan, sedang yang terkait wawasan saja berarti orang itu tidak pernah duduk di bangku sekolahan. Dengan kata lain, mereka sama-sama mempunyai kepintaran namun mempunyai pembatas. Intinya, setiap orang mempunyai kepintaran atau wawasan. Bahwa kepintaran setiap orang itu sangat relatif, tidak sama. Walau mereka bersekolah pada bidang ilmu yang sama, di tingkatan yang sama. Apalagi pada bidang ilmu yang tidak sama. Pasti hasilnya lain. Begitu juga bagi mereka yang tidak pernah duduk di bangku sekolah, mereka juga mepunyai kepintaran yang berbeda. Bagi yang pernah duduk di bangku sekolah, beda tingkatan tertentu berbeda pula tingkat kepintarannya. Ini wajar karena semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak yang telah dipelajari, termasuk sejauh mana telah diuji.

Mengikuti kepintaran adalah keyakinan dalam ilmu pengetahuan. Selain keyakinan, adalah dalam berpendapat. Apa yang disampaikan tentu karena dilatarbelakangi atau berpegang kepada ilmu yang telah dipelajari dan dikuasai, atau berdasarkan pengalaman dan wawasan yang diketahui. Demikian pula ketika dalam pengambilan keputusan.

Manusia adalah mahluk sosial, artinya tidak bisa lepas dari pusaran hubungan antar manusia, saling terkait, saling ada ketergantungan, saling mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Saling berkomunikasi. Saling mempunyai kepintaran dan wawasan. Saling mempunyai prinsip. Dari berbagai saling ini dalam berinteraksi mereka bisa mempunyai kelancaran, hambatan, bahkan rintangan. Dari berbagai situasi yang ada tersebut dapat memunculkan reaksi, persepsi, analisa, penilaian, dan sebagainya. Orang di satu pihak dan orang lain di pihak lain tidak mungkin tidak akan saling menilai. Saling merespon. Karena pada dasarnya masing-masing pihak mempunyai karakter yang akhirnya digolongkan, di kelaskan, dibedakan. Bila dikerucutkan ada dua golongan yang kita persepsikan sebagai “orang yang cerdas” namun sebenarnya mempunyai golongan yang berbeda dan lebih spesifik yaitu orang yang pintar dan orang yang bijaksana.

Pintar dan bijaksana sebenarnya perbedaan intinya adalah di “cara penyerapan dan pengungkapan” dalam suatu pendapat. Keduanya dapat memukau kita, namun ada perbedaan yang cukup signifikan di antara keduanya sehingga dapat menimbulkan perbedaan dalam kita menerima pendapat serta dalam menilai keduanya.

Ucapan.
Orang pintar pada dasarnya senang bermain logika. Apapun yang dia tangkap akan dicerna dan direspon dengan memakai logika. Ini sebenarnya sesuatu yang kita suka. Karena apapun yang disampaikan masuk akal kita, kita sangat welcome menerimanya. Dia akan tegas saja dalam menyampaikan pendapat, kadang tidak perduli apakah itu akan menyakitkan hati orang atau tidak.  Orang bijak tidak demikian halnya. Dia sangat berhati-hati dalam mengucapkan pendapat. Dia akan memilih dan memilah kata apa yang akan diucapkannya. Meski itu sesuatu yang penting dan esensial banget, dia akan menggunakan kata-kata yang lebih lunak sehingga enak bagi yang mendengarkan dan dalam penerimaan. Dia akan menyortir mana kata-kata yang perlu diucapkan dan tidak perlu diucapkan. Orang bijak akan selalu minitik beratkan bagaimana penerimaan orang lain dalam menerima pendapatnya. 

Guno Display
Kelebihan dan kemampuan.
Orang pintar mengetahui bahwa dia punya kelebihan dan kemampuan dari orang lain. Pembawaannya yang sering kaku dan menyepelekan pendapat atau person orang lain, tak pelak akan memberikan gambaran dan penilaian sebagai orang yang angkuh dan  sombong. Orang pintar anti kritik, dan inginnya selalu menempatkan dirinya di atas orang lain. Sedang orang yang bijak juga menyadari bahwa dia mempunyai kepandaian dan kelebihan tetapi sangat luwes dalam menyampaikan pendapat atau penilaian. Dia juga menyadari dan tidak sungkan mengatakan bahwa dia mempunyai kekurangan, sehingga siap disanggah atau dikritik tentang pendapatnya. Orang bijak merasa masih harus banyak belajar. Orang bijak selalu dikenal sebagai orang yang rendah hati. Orang yang rendah hati sesungguhnya mempunyai kedudukan yang tinggi bagi Tuhan  Yang Maha Kuasa.

Logika.
Seperti sudah disampaikan dia atas, orang pintar selalu berlandaskan logika. Dia merasa bukan orang bodoh karena sudah belajar sejauh ini dan teruji. Logika adalah pedoman. Baginya logika adalah suatu kebenaran yang tak terbantahkan. Pendapatnya sangat kaku dan berjalan di atas logika. Dia berpendapat pendapatnya sudah pasti benar dan menolak segala argumentasi. Terkadang dia memaksakan kehendaknya agar orang lain agar menerima pendapatnya. Baginya  perbedaan adalah sesuatu yang tidak bisa di tolerir.  Sedang orang bijak dalam memutuskan pendapatnya selain menggunakan logika juga menggunakan kata hati dan intuisi. Dia menyadari setiap orang itu berbeda, sehingga dia siap menerima setiap perbedaan yang ada.

Orang pintar banyak bicara dan sedikit mendengarkan. Baginya orang harus mendengarkan pendapatnya, karena dia sangat yakin pendapatnya adalah benar. Orang bijak tentu sebaliknya, dia sedikit berbicara dan banyak mendengarkan. Dia menyadari perkembangan situasi selalu berubah. Selalu dinamis. Demikian juga dunia informasi bisa selalu berubah. Oleh karena itu dia ingin selalu belajar dan tidak ingin ketinggalan kereta. Perubahan jaman dan informasi harus selalu dicermati serta ditanggapi. Continuous improvement harus tetap berjalan, dan dia adalah salah satu penyokongnya.

Tahu banyak tentang banyak orang.
Orang pintar dengan segala kepandaian dan referensi yang dia miliki pandai menyelesaikan masalah. Bagi orang bijak tidak hanya bisa menyelesaikan masalah tapi juga berupaya bagaimana masalah dan penanganannya dapat memberikan inspirasi utamanya untuk masa yang akan datang. Sehingga dia juga berusaha mencegah jangan sampai masalah seperti itu terjadi lagi.
Orang pintar selalu beragumentasi dalam segala hal termasuk membela diri agar tidak terlihat salah. Dengan demikian dia akan terlihat berada di tataran di atas daripada orang lain. Sedangkan orang bijak tidak malu merendahkan hati dan mengakui bahwa dia salah. Mengaku salah sebenarnya bukan hal yang tabu tapi justru menunjukkan kecerdasan.

Pada dasarnya kita dapat menjadi salah satunya atau keduanya, pintar dan bijak. Bahwa itu tidak mudah, itu benar. Tapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa, hanya mungkin belum bisa. Karena “tidak bukan berarti belum”. Memang tidak ada manusia yang sempurna, tapi tidak menutup kemungkinan untuk kita tetap terus belajar. Belajarlah terus karena dunia tidak berhenti memberikan  pelajaran. Menjadi tua itu pasti, menjadi bijak adalah pilihan.



Guno feed



*****
NB: Jadilah pengikut blog ini dan agar tidak ketinggalan setiap ada artikel baru. Beri komentar dan silahkan disebarkan. Selama ada ide insyaallah setiap sepekan ada tulisan baru.  Seringlah menjenguk situs ini, karena ada tulisan yang kami jadwal secara otomatis untuk terbit minimal dua kali dalam sepekan. Ingat google Guno HRD. Jangan lupa klik tulisan Subscribe Us. Terimakasih telah mengunjungi perpustakaan kami.
Guno Artikel

2 komentar untuk "Smart and Wise itu sebuah pilihan"

  1. Sangat bermanfaat dan penuh motivasi terimakasih penulis, semoga selalu sehat dan bisa menulis banyak artikel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Salam saya untuk keluarga tercinta di rumah ya..

      Hapus