TERKADANG KITA BERTNDAK PARAH
Suatu ketika KH. Abdurahman Wahid atau yang terkenal disebut Gus Dur ditanyai oleh seseorang.
"Gus apa kuncinya bahagia?"
"Jangan memikirkan yang kamu tidak tahu."
"Lha yang kalau sudah diketahui Gus?"
"Lha kalau sudah diketahui ngapain dipikir."
Gus Dur memang seorang kyai, mantan Presiden, yang dikenal humoris dan berkelakuan yang sangat bersahaja. Apa yang dikatakan sebenarnya ucapan cerdas dan sering menyentil masalah sosial atau terjadinya suatu peristiwa.
Apa yang dikatakan di atas tidak hanya menyentil kita, tapi menohok kita. Mengingatkan kita. Betapa selama ini, disadari atau tidak, kita sering bertindak bodoh dan sia-sia. Menggunakan waktu dan enerji kita untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak kita pahami dan urusannya tidak perlu kita campuri.
Meski mungkin tidak memikirkan tapi setidaknya membicarakan atau mungkin hanya sekedar melihat-lihat atau membaca. Bukan saja sesuatu yang kita tidak tahu, mempunyai kepentingan saja tidak.
Kita sering nimbrung bila, boro-boro membicarakan sebuah peristiwa besar, hanya sekedar membicarakan tetangga yang sedang bertengkar atau selingkuh atau apalah, kita ikut berperan aktif dalam pembicaraan. Malah terkadang seperti menjadi pembicara utama dalam seminar. Itu saja masih dibumbui sok tahu, sok kuasa, sok pintar sendiri. Apa tidak hebat kita?
Terkadang masih ditambahi dengan hal yang lebih parah yaitu menambah-nambahi atau mengurangi atau membelokkan kisah kejadian yang sebenarnya. Intinya, membuat asyik.
Kita merasa senang bahkan menimbulkan kebanggaan bila omongan kita didengar atau dipercaya oleh orang. Kita tiba-tiba merasa menjadi manusia paling super bila menjadi perhatian orang.
Padahal kita menjadi manusia super bodoh bila melakukan hal itu. Kita menjadi manusia yang merugi dalam beberapa hal: membuang-buang waktu, enerji, menjadi pembual, bahkan bisa saja menjadi tukang fitnah.
Mendingan waktu dan enerji yang ada kita gunakan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita sendiri atau untuk orang lain. Yang bisa menghasilkan tambah ilmu atau uang setidaknya yang bisa mendatangkan pahala. Yang dapat mendekatkan diri kepada Tuhan.
Apalagi jaman sekarang banyak sekali kemudahan dalam bermedia sosial. Di sana mudah sekali menimbulkan fenomena gosok-gasak-gesek. Kalau tidak hati-hati kita dapat terperosok kepada kebodohan. Kedunguan. Moderen peralatannya tapi sejatinya kembali ke masa jahiliyah, ke masa kebodohan.
Sekarang terserah Anda untuk memilih. Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah pilihan. Nah.
Have a nice day.
Posting Komentar untuk "TERKADANG KITA BERTNDAK PARAH"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.