Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memanfaatkan kebiasaan menulis

 Banyak orang yang bermula senang membaca kemudian timbul keinginan untuk menulis. Jelas memang bermula dari tidak bisa menulis dengan baik, tapi tetap nekat terus menulis. Sambil belajar dari sana sini, memperhatikan ini itu, membaca dan menonton semua media yang ada, menyerap semua informasi serta terus mengolah talenta, pikiran, dan mata hati dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dan dari tahun ke tahun.

 

Bahwa semangat memang dapat naik turun. Begitu juga dengan mood, dapat naik turun juga. Keinginan menulis dapat tiba-tiba datang, atau direncanakan. Tapi ada pula yang rasa keinginan itu “dipaksa” datang. Ada yang sudah mempunyai jadwal dan benar-benar dipatuhi.

 

Memang harus diakui ada orang yang ingin menjadi profesional. Meskipun ini  jelas tidak gampang, tapi ada juga mereka yang sangat bersungguh-sungguh hati bertekat menjadi profesional. Rumus baku menjadi profesional Profesional = komitmen + konsisten + kompeten. Kata yang terakhir (kompeten) adalah kemampuan atas penguasaan suatu ilmu.

 

Setelah kebisaan menulis itu ada, tidak menutup kemungkinan orang berharap dapat menghasilkan uang dari menulis. Apalagi memang banyak ada situs berbayar dari pemuatan artikel di internet. Nama situs dapat dicari di google.

 

Dari beberapa situs yang terkenal dan banyak dicari oleh para penulis adalah google adsense. Tentu saja google adsense mempunyai peraturan yang harus dipenuhi. Dan itu tidaklah mudah. Bagi yang awam tehnologi harus belajar atau meminta tolong kepada teman yang mengerti tehnologi.

 

Sebenarnya ada pertanyaan yang sangat mendasar: “Kita menulis itu untuk menumpahkan hasrat pikiran dan hati atau untuk mencari uang?”

 

Guno Display

Banyak yang berpikiran idealis hanya memilih salah satu pilihan, namun ada juga kedua pilihan itu dipadukan. Sebenarnya apapun pilihannya adalah tidak salah. Sepanjang tidak untuk merugikan pihak lain tidak apa-apa. Sah-sah saja. Google sendiri ada niat berbisnis di situ. Yaitu memasang iklan dari produk yang dihasilkan. Dan penulis yang dipilih dan disepakati mendapatkan royalti karena produk menulisnya disisipi iklan.

 

Para penulis kebanyakan mempunyai blog untuk menampung hasil karyanya. Memang agar mudah disesuaikan dengan mesin pencari google memakai blog (hosting) yang berbayar, bukan yang tidak berbayar alias gratisan. Sayangnya yang berbayar mempunyai batas waktu, sedang yang tidak berbayar malah tidak sepanjang tidak ada larangan atau peraturan baru dari penyelenggara blog gratisan tersebut.

 

Padahal ada juga seorang penulis yang bertujuan agar karya tulisannya bisa lama terpampang di media internet melalui blog, yang nantinya dapat dibaca oleh anak cucu cicitnya kelak. Hal ini dirasa perlu sebagai wujud peninggalan serta napak tilas dari leluhurnya.

 

Dengan demikian untuk mencapai tujuan itu si penulis itu menaruh karya tulisannya di beberapa tempat, dengan pengertian sebagai berikut :

 

1. xxx.com itu hosting yang berbayar. Jadi bila masa beli (baca: sewanya habis) ya habis sudah riwayatnya. Misal dibeli (sewa0 selama 10 tahun, di tahun ke lima meninggal, tidak ada yang membayar lagi untuk memperpanjang waktunya, maka di awal tahun ke 11 blog tersebut hilang.

 

2. Maka perpustakaan itu dikloning di situs tidak berbayar di xxx.bolgspot.com sehingga tidak berbatas waktu. Dengan kata lain hasil tulisannya kelak   dapat dibaca para cucu cicitnya. Kecuali ada peraturan baru di blogspot. Entahlah.

 

3. Hasil tulisan2nya juga dikirim ke pinterest dengan nama xxx. Ini juga gratis, jadi bisa dilihat di sepanjang masa.

 

4. Hasil tulisannya juga dapat dikirim ke twitter. Ini juga bisa dilihat di sepanjang masa.

 

Intinya: di lihat melalui mana saja (situs-situs tadi) akan digiring ke situs blog yang beriklan itu.

 

Padahal tulisan-tulisannya juga dapat dishare ke beberapa grup fb dan WA yang diikuti, yang bila ingin membuka blognya ya masuknya ke situs yang dipasangi iklan tadi.

 

Jadi cara jalannya dibuat dari melalui berbagai cara. Dengan demikian sehari dikunjungi 50 s/d 100 orang pembaca insysalah sangat mungkin sekali. Tapi tentu saja tetap saja ada faktor untung-untungan di situ.

 

Yang penting selalu diupayakan, direkayasa atau disiasati. Salah satu caranya dengan setiap hari diusahakan mengunggah satu artikel. Itu sebagai sebuah daya tarik. Maklum pembacanya tersebar di 5 benua.

 

Dengan dapat menghasilkan uang, berarti si penulis tadi berkreatif dalam memanfaatkan tehnologi dalam mencari uang di masa pandemi ini. Bila perlu mengajak mencari pahala kepada para pembacanya yaitu bersedekah bersama kepada pihak yang membutuhkan dengan mereka yang membuka blog milik si penulis. Sedekah ditujukan ke yayasan yayasan yatim piatu, rumah jompo, korban bencana alam, pembangunan rumah ibadah, dan lain sebagainya.

Mari hidup cerdas dan bermanfaat.

Guno feed





*****

NB: Jadilah pengikut blog ini dan agar tidak ketinggalan setiap ada artikel baru. Beri komentar dan silahkan disebarkan. Selama ada ide insyaallah setiap sepekan ada tulisan baru.  Seringlah menjenguk situs ini. Jangan lupa klik tulisan Subscribe Us. Terimakasih telah mengunjungi perpustakaan kami.

 

 



Guno Artikel

Posting Komentar untuk "Memanfaatkan kebiasaan menulis"