BERLOMBA-LOMBALAH DALAM MENCARI KEBAIKAN SEOLAH-OLAH BESOK KAMU AKAN MATI
Indonesia terkenal sebagai sebuah negara yang sangat peduli untuk membantu warga Palestina. Bantuan diwujudkan dalam bentuk pemberian bahan makanan serta makanan siap saji. Dan tentu saja semuanya diawali dengan pengumpulan dana. Dan memang sudah sering diadakan kegiatan donasi pengumpulan dana untuk warga Palestina ini.
Yang cukup sensasional adalah upaya Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengajak masyarakat untuk berdonasi melalui Ma'had Islam Rafiatul Akhyar (MIRA) untuk membantu bangsa Palestina. Sekitar enam hari, MIRA dapat menghimpun Rp 30 miliar donasi dari rakyat Indonesia untuk Palestina. Ini terasa sangat spetakuler mengingat kegiatan ini tanpa dibarengi poromosi yang ramai dengan hiruk pikuk kalimat yang gembar-gembor.
Upaya ini tentu menakjubkan dan perlu mendapat apreasi. Hal itu menunjukkan bahwa mereka para dermawan ikut empati atas apa yang terjadi di Palestina. Ini bantuan kemanusiaan. Bantuan untuk kaum yang tertindas. Dengan perbuatan mereka tentu sangat mengangkat nama baik negara Indonesia di kancah Internasional, khususnya di negara Palestina. Saya bahkan pernah melihat di youtube beberapa anak mengucapkan kata terima kasih secara bergantian dengan bahasa dari berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti jawa, bali, padang, dan sebagainya. Dan mereka melakukannya dengan gembira dengan penuh keceriaan tanpa polesan apa-apa. Sesungguhnya tiada ada kebahagiaan yang sejati selain melihat kebahagiaan anak-anak yang masih polos.
Dan Indonesia adalah negara yang ramah. Warganya sangat taat dalam melaksanakan perintah agama. Bersedia membantu warga negara lain adalah bentuk perwujudtan bahwa rakyat Indonesia sangat peduli dan suka membantu terhadap sesama. Rasa solidaritas yang kuat benar-benar diwujudkan dan ditunjukkan oleh mereka. Dapat menghimpun uang sejumlah 30 miliar rupiah selama enam hari adalah bukti yang sangat luar biasa dari sebuah demonstrasi kuatnya rasa solidaritas kepada sesama ini.
Beberapa waktu terakhir ini ada lagi berita yang sangat spetakuler. Nama Akidi Tio, tengah marak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia lantaran keturunannya memberikan bantuan sebesar Rp 2 Triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel). Bantuan sebesar Rp 2 Triliun tersebut diberikan secara simbolis oleh Heriyanti yang merupakan anak bungsu dari Akidi Tio, didampingi Prof dr Hardi Darmawan. Ini juga jumlah yang sangat luar biasa. Jumlah yang sangat fantatis.
Tentu saja berita itu terasa sangat mengesankan dan melegakan. Ternyata masih ada orang yang tidak hanya kaya harta tapi juga kaya hati. Sebuah fenomena yang amazing. Hal ini menunjukkan bahwa adalah sangat keliru bila selama ini kita ada mempunyai pemikiran picik bahwa orang kaya itu pelit. Kejadian di atas menunjukkan kekeliruan pemikiran tersebut. Dan sebaiknya tidak digoreng kesana kemari.
Barangkali kesalahan pemikiran kita yang lain adalah bahwa harta tidak dibawa mati. Harta itu dibawa mati, dan disaksikan oleh Allah SWT karena harta itu disedekahkan dengan ikhlas kepada kaum yang membutuhkan. Dan menjadi berjumlah berlipat ganda pahalannya kepada yang bersangkutan.
Berlomba-lombalah dalam kebaikan seolah-olah besok kita akan mati. Dan pahala akan kekal terus menemani kehidupan kita di sana nanti.
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "BERLOMBA-LOMBALAH DALAM MENCARI KEBAIKAN SEOLAH-OLAH BESOK KAMU AKAN MATI"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.