REFLEKSI TENTANG COACHING
Beberapa orang mungkin saja bisa menjadi seorang pimpinan atau profesional di bidang tertentu, tetapi tidak semua orang yang menjadi pimpinan bisa menjadi coach yang baik. Saya yakin sudah banyak dari kita yang sudah mengenal apa itu Coaching. Tapi marilah kita sedikit berrefeksli tentang coaching. Coaching adalah proses menemukan dan menggali potensi diri seseorang demi mengoptimalkan kinerja dengan bantuan seorang pelatih atau coach. Namun, program coaching tidak hanya sesederhana membagi pengalaman dan mengajari, namun biasanya lebih kompleks.
Ada beberapa hal penting dalam Proses Coaching.
Sebelum menyelenggarakan atau mengikuti program coaching, kita perlu menentukan tujuan yang jelas, apa yang mau kita capai dari proses coaching yang kita adakan itu. Pada umumnya, ada tiga tujuan utama dari melakukan coaching, seperti untuk menyesuaikan perkembangan yang ada, mempersiapkan peran baru, atau juga untuk menangani kesenjangan kinerja.
Alangkah baik kalau sebelum melakukan proses coaching, seorang coach mencari tahu terlebih dahulu mengenai coachee yang akan mengikuti program coaching, termasuk hal-hal apa saja yang sedang dihadapi oleh coachee, kemudian baru secara bersama-sama untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai.
Tidak ada salahnya, kita juga melengkapi pengetahuan mengenai coaching process, dengan mengikuti beberapa kursus online gratis dalam bentuk microlearning yang tersedia di aplikasi belajar online, seperti:
Training Vs Mentoring Vs Counseling Vs Coaching.
Definisi Coaching Berdasarkan ICF. ICF sendiri mendefinisikan coaching sebagai: “Hubungan kemitraan dengan individu melalui proses kreatif untuk memaksimalkan potensi personal dan profesionalnya.”
Pentingnya Menguasai Coaching Skill.
Konsep GROW dari Sir John Whitmore Terkait Proses Coaching.
Setelah menetapkan tujuan, coach perlu memahami dan melakukan penilaian, baik dalam percakapan, evaluasi, tes, atau diskusi yang arahnya menggali perspektif tertentu. Pada saat diskusi, sebagai coach perlu keahlian mendengar secara aktif, atau minimal mau mendengarkan lawan bicara dan memahami apa yang sedang dihadapi, untuk kemudian sama-sama mencari jalan keluar. Sekarang coach adalah seorang kapten, bukan bos. Orang-orang coachee adalah bukan sekumpulan orang-orang yang bodoh. Mereka adalah sekumpulan orang-orang yang siap menerima arahan, petunjuk dan perintah. Mereka siap berbagi
Kemampuan dan kemauan untuk mendengar juga perlu dimiliki coachee, sehingga bisa lebih mudah memahami, mengerti, membuka diri, menerima masukan, dan sebagainya, supaya tujuan coaching bisa sama-sama diupayakan dari kedua belah pihak, baik cari coach maupun dari coachee.
Coach juga dapat menanyakan kepada coachee mengenai beberapa hal terkait pekerjaan sebelumnya, keinginan di masa depan, dan keterampilan apa yang akan dikembangkan untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan. Selalu jaga penilaian agar objektif dan terbuka tanpa memberikan pertanyaan yang menekan atau mendesak. Biarkan coachee memutuskan sendiri mana yang ingin diungkapkan dan mana yang tidak, serta sejauh apa mereka ingin berkembang melalui proses coaching tersebut. Dan jangan lupa memberikan umpan balik yang efektif. Langkah ini merupakan langkah paling krusial dalam coaching itu sendiri, mengingat coaching kompetensi selalu tentang memberikan umpan balik yang efektif. Coach harus bisa memberikan ide, gagasan, atau inovasi baru berdasarkan fakta dan pengalaman yang dimiliki sehingga coachee dapat berkembang dan meningkatkan kesadaran dirinya.
Umpan balik yang diberikan juga harus berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, cara membangun fokus agar tetap tertuju pada tujuan, membangun komunikasi yang efektif, manajemen waktu, cara mengatasi masalah, konsisten, dan sebagainya. Selain itu, feedback juga bisa fokus pada perilaku coachee, dampak dari perilaku yang tak sesuai, cara memperbaiki perilaku, dan hal lain yang bisa membantu coachee meraih sukses.
Setelah melakukan penilaian dan umpan balik, coach harus mampu membimbing coachee mencapai hasil positif. Pilihlah tujuan yang memiliki persentase kecil untuk berhasil supaya peserta menjadi lebih berkembang.
Bicarakan terlebih dahulu bagaimana peluang dari suatu tujuan menurut penilaian peserta dan berapa lama untuk mencapainya. Setelah itu, tambahkan beberapa pertanyaan terkait bagaimana tindakan spesifik untuk meraihnya hingga bagaimana agar tindakan sesuai dengan target.
Seorang coach yang baik tidak akan membiarkan coachee berjalan sendiri setelah sesi coaching tanpa mencari tahu hasil dari proses coaching yang sudah dilakukan. Biasanya, coach akan tetap melakukan follow up. Kegiatan ini penting untuk menilai bagaimana kemajuan dan untuk memberikan dorongan agar peserta bisa mencapai kesuksesan.
Dalam tahap ini, komunikasi dua arah secara efektif dan berkesinambungan penting untuk dilakukan demi mengontrol beberapa hal baik yang sedang diupayakan. Di saat yang sama, perlu pula melakukan evaluasi, tindak lanjut, program pengembangan berikutnya, dan bagaimana perubahan yang telah dialami setelah melakukan perbaikan yang disarankan.
Ada banyak hal yang memang perlu diperhatikan jika ingin melakukan coaching, terutama jika fokusnya untuk meningkatkan kompetensi secara menyeluruh dan profesional. Beberapa orang mungkin akan memodifikasi sesuai caranya masing-masing, tetapi 5 poin di atas adalah intisari dari coaching.
Selamat bertugas dan berbagi.
Have a nice day.
NB: Dari berbagai sumber. Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "REFLEKSI TENTANG COACHING "
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.