Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KITA JANGAN MERASA AMAN DULU. MENGAPA?

Kisah ini cukup terkenal bagi umat Islam. Di dalamnya tersirat rasa ketakwaan, kecintaan, bahkan kecemasan dan ketakutan kepada Alloh SWT. Semuanya tentu dimaksudkan untuk dapat menambah ilmu pengetahuan dan daya pikir bagi kita sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang baik.


Ini kisah nyata yang dialami oleh Syekh Abdul Qodir al-Jaelani, seorang ulama besar Islam dan berpengaruh.


Dikisahkan suatu ketika Syekh Abdul Qodir al-Jaelani bersama para muridnya sedang melakukan perjalanan menuju ke suatu tempat. Di tengah perjalanan, Syekh Abdul Qodir al-Jaelani bertemu dengan salah seorang pemabuk yang sedang mabuk berat. Tanpa diduga, pemabuk tersebut menghentikan perjalanan rombongan Syekh Abdul Qodir al-Jaelani, pemabuk itu lalu mengutarakan tiga pertanyaan yang membuat Syekh Abdul Qodir al-Jaelani sendiri pun kaget.  “Wahai Syekh, apakah Allah mampu mengubah pemabuk sepertiku menjadi seorang ahli ibadah yang taat?” tanya si Pemabuk.


Guno Display

“Tentu mampu, Allah Maha kuasa.” jawab Syekh Abdul Qadir al-Jalani menjawab. Kemudian si pemabuk bertanya lagi, “Apakah Allah juga mampu mengubah ahli maksiat sepertiku menjadi seorang ahli ibadah yang taat setingkat dirimu?”  Dengan penuh kasih sayang Syekh Abdul Qadir al-Jaelani menjawabnya, “Tentu sangat mampu, karena Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.”  


Si pemabuk bertanya kembali, “Apakah Allah mampu mengubah dirimu menjadi seorang ahli maksiat sepertiku?” Mendengar pertanyaan ketiga, seketika itu Syekh Abdul Qadir al-Jaelani langsung menangis tersungkur dan bersujud kepada Allah SWT. Murid-murid Syekh Abdul Qadir al-Jaelani merasa heran dan  penasaran serta kebingungan. Lalu mereka memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Tuan Syekh, apa gerangan yang membuatmu menangis tersedu-sedu?" Kemudian Syekh Abdul Qadir al-Jaelani menjawab pertanyaan muridnya dengan penuh kecemasan dan hati tergetar, “Betul sekali si pemabuk itu. Pertanyaan terakhir yang menyebabkanku menangis karena takut kepada Allah SWT. Sebab kapan saja Allah SWT mampu mengubah nasib seseorang termasuk diriku. Siapa yang bisa menjamin diriku kelak  bernasib baik  dikemudian hari sehingga dapat meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Pertanyaan itu pula yang mendorongku untuk bersujud dan berdoa kepada Allah SWT agar tidak menjadikanku merasa aman begitu saja terhadap rencana Allah SWT untukku. Semoga Allah senantiasa memelihara kesehatanku serta menutupi aibku.”


Maka senantiasalah berdoa dalam sujud ketika shalat “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu. Lindungilah dan selamatkan aku”   


Demikian kisah pertemuan Syekh Abdul Qadir dengan seorang pemabuk, yang sekelas beliau saja sangat khawatir dengan dirinya dan tidak pernah bangga dengan derajat kewaliannya. Bagaimana dengan kita yang belum jelas kedudukannya di sisi Allah SWT? Wallahu a’lam bisowab.




Notes: Dari berbagai sumber. Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu akan muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.

Guno feed



 



Guno Artikel

2 komentar untuk "KITA JANGAN MERASA AMAN DULU. MENGAPA?"