PERNAHKAH ANDA MENYADARI PROSES ALAMIAH KITA?
Semua orang tentu akan mengalami masalah ini: Umur semakin tua, kondisi tubuh semakin menjauh dari keadaan fit, dan beban pikiran bisa jadi malah bertambah. Benar, selama ini kita sudah rutin melakukan olah raga, minum vitamin, minum jamu, menyeleksi apa yang akan kita makan, bahkan sering melakukan canda ria. Tapi hukum alam juga terus berporoses. Tubuh kita semakin renta, ibarat mobil mesinnya sudah mulai aus, perlu penanganan yang ekstra. Sangat perlu perlakuan yang hati-hati.
Badan sering merasa lemas, sering merasa ogah-ogahan, sering merasa mengantuk, adalah gejala-gejala yang sering saya alami. Saya merasa ini masalah yang wajar saja. Masalah yang alamiah. Memang itu masih ditambah pola makan yang sering terpola tidak baik, melakukan olah raga yang semakin jarang, hingga berkurangnya mutu kelakuan saya sebagai manusia. Tetapi karena semua kecurigaan itu memiliki risiko keliru meskipun juga memiliki kemungkinan benar, saya sepakat untuk meringkasnya saja: bahwa yang paling dominan dari itu semua ialah karena saya kurang istirahat dan terlalu banyak berpikir serta bekerja (menulis).
Setelah saya timbang-timbang penyebab inilah yang paling saya suka karena memang sebab itulah yang paling banyak saya rasakan. Makin tua, bukannya makin tenang, tetapi makin tegang, dan itulah hidup saya sekarang. Karena jika karier saya gagal, kegagalan itu sepenuhnya adalah tanggung jawab saya.
Jadi menjadi semakin tua sejatinya hanya untuk siap semakin mandiri dan sendiri. Menjadi semakin terkenal seseorang sejatinya hanya agar lebih mudah diketahui baik buruknya kelakuan. Menjadi makin kuat sejatinya hanya untuk agar seseorang berkesempatan diberi lebih banyak beban. Jadi dari sudut bertambahnya kesulitan, tidak ada yang enak dari semakin menjadi tua, semakin terkenal dan semakin kuat. Seluruhnya hanya berisi tambahan pesoalan karena itulah hidup kemudian menjadi semakin penuh beban.
Bahkan jika perusahaan anda semakin membesar dan karyawan anda semakin bertambah, bukan kesuksesan yang pertama kali anda bayangkan, tetapi bertambah beban. Hidup menjadi penuh frasa "apa jadinya" di kepala. Apa jadinya jika bahan baku naik, apa jadinya jika keuntungan menurun, apa jadinya jika karyawan tertunda gajinya, apa jadinya jika perusahaan tidak lagi berjalan, apa jadinya jika karyawan terpaksa dirumahkan, dan sebagainya. Degan demikian semakin membesar dan menguat kedudukan seseorang makin memanjang daftar "apa jadinya" itu menghuni hidup kita.
Di dalam ukurannya, hidup saya dan kita semua juga mulai dipenuhi rangkaian "apa jadinya" . Apa jadinya jika anak-anak gagal mendapat pendidikan yang baik. Apa jadinya jika rumah kreditan ini gagal saya lunasi. Apa jadinya jika keluarga ini bubar dari rencana yang sudah dibuat, dan sebagainya. Padahal hidup kita tidak di tanah yang sempit, karena bumi ini luas, ada gunung, ada lembah ada laut yang amat luas. Tapi apa jadinya jika di tengah keluasan itu kemampuan saya cuma menempati hanya sebilik kecil tanah, apalagi bila harus dengan cicilan pula.
Tegang, itulah kemudian pekerjaan saya. Maka kerja keras sekuat yang saya bisa lakukan, itulah pilihannya. Akibatnya bahkan di dalam tidur pun otak saya bekerja. Mata saya terpejam tetapi jiwa saya berkeliaran kesana-kemari. Rampung pekerjaan menulis satu, bukan rasa lega yang saya peroleh, tetapi langsung bayangan pekerjaan menulis berikutnya. Bahkan pekerjaan yang mestinya masih nun jauh di sana, hari ini sudah saya angkut ke sini untuk memenuhi ruang kepala saya. Akibatnya bisa ditebak. Tidur saya menjadi ajang kelelahan baru. Miring ke sini, miring ke sana. Di dalam setiap kemiringan hanya berisi gelisah semata. Mata menjadi sulit untuk dipajamkan. Padahal saya sudah berusaha untuk tidak memaksakan diri alias semampunya saja. Tapi keinginginan untuk bersilaturahmi dan menghibur semua teman dengan memberikan tulisan yang terbaik selalu datang menghampiri saya. Jadi tidur saya itu bukan untuk menjadi tempat istirahat, tetapi malah sebagai pusat kelelahan. Karena rumitnya persoalan (mungkin yang dibuat sendiri hehehe), apa boleh buat, pekerjaan menulis akan tetap terus saya lakukan. Doakan semoga lancar ya?
Have a nice day.
Notes: Dari berbagai sumber. Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "PERNAHKAH ANDA MENYADARI PROSES ALAMIAH KITA?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.