Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MELAKUKAN KESALAHAN YANG BERULANG. MENGAPA?

Seperti yang kita ketahui bersama kecelakaan yang menewaskan Venessa Angel dan suaminya Bibi Ardiansyah disebabkan karena kelalaian sopirnya, Tubagus Jodi yang mengemudi mobil dalam kecepatan kecang sambil bermain hp. Pertanyaannya: "Apakah kejadian itu membuat orang menjadi kapok tidak mengemudikan mobil sambil bermain atau setidaknya memakai hp?" Jawabannya: "Tidak."


Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK banyak membuahkan hasil dengan meringkus berbagai orang yang melakukan kecurangan dalam penerimaan uang (korupsi). Mereka digelandang sebagai pesakitan dan ditonton oleh banyak orang karena kejadiannya juga diliput oleh berbagai mass media.  "Apakah peristiwa itu membuat kapok orang lain tidak melakukan korupsi?" Jawabannya:"Tidak." 


Peristiwa kasus perselingkuhan banyak menimbulkan korban jiwa sampai tewas atau luka atau setidaknya menimbulkan rasa malu kepada yang bersangkutan dan keluarganya. Pertanyaannya: "Apakah peristiwa itu membuat orang lain kapok tidak melakukan perselingkuhan?" Jawabannya: "Tidak." 


Masih banyak peristiwa yang berkonotasi negatif yang ketahuan dan diliput oleh berbagai mass media namun tidak juga membuat orang lain untuk melakukan perbuatan yang serupa. Taruhlah perbuatan itu adalah: Pencabulan, perkosaan, perjudian, pencurian, penipuan, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. Agaknya melakukan perbuatan buruk malah menjadi trend. Tidak mengenal tingkat perekonomian. Masyarakat kelas atas atau kelas bawah sama saja. Dan kalau dilihat dari segi jeda waktunya tidak berselang jauh. Hampir sering terjadi dengan kejadian kasus yang bervariasi. Secara kuantitas bertambah jumlahnya, secara kualitas juga cenderung menunjukkan peningkatan jumlahnya. Bahkan pelakunya ada yang malah dilakukan secara rombongan. Entahlah, gejala apa ini namanya. Andaikata grafik yang bertambah naik ini untuk sesuatu yang berorientasi positif, taruhlah itu tentang neraca keuangan atau tentang stok pangan negara pasti akan membuat senang masyarakat. Dari suatu perbuatan yang berorientasi negtif apa yang dapat dibangakan?

Guno Display


Susah dimengerti dan dijabarkan mengapa perbuatan buruk mempunyai daya resonansi, mempengaruhi bergetar bahkan merembet, ke orang lain. Perbuatan buruk menjadi inspirasi untuk memecahkan suatu masalah yang dianggap efektif dan menguntungkan. Dapat memuaskan mungkin, tapi kalau menguntungkan jelas tidak. Sebaliknya, membuat diri menjadi bangga jelas tidak, tapi kalau si pelaku merasa biasa saja, tidak merasa berdosa, adalah merupakan gejala aneh yang harus diteliti. Dan sebenarnya sudah lama diteliti.


Dikutip dari detikHealth, Profesor Joydeep Bhattacharya, dari Goldsmiths, University of London mengatakan, "Kami selalu mengatakan betapa pentingnya belajar dari kesalahan. "Dia menambahkan beberapa orang jarang belajar kesalahan dari pengalaman sebelumnya. Itulah makanya beberapa orang cenderung melakukan kesalahan yang sama. Penelitian menyajikan bagaimana kinerja proses umpan balik yang terjadi di otak, lalu apa yang yang dilakukan dengan informasi itu apakah mempelajarinya atau tidak," sambung Profesor Bhattacharya.


Orang yang mampu belajar dengan baik menunjukkan respons otak lebih besar ketika diberi tahu saat tebakannya salah. Terlihat ada komunikasi yang baik antara bagian otak yang memantau kinerja dan bagian yang mengkoordinasikan indra dan tindakan fisik.


Caroline Di Bernardi Luft yang juga dari Goldsmiths mengatakan orang yang mampu belajar dengan baik menggunakan feedback atau umpan balik bukan hanya untuk melihat performanya di masa lalu, tetapi juga untuk menyesuaikan performanya di masa mendatang.


Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Michigan State University menyebut dalam proses adaptasinya, otak akan mendorong seseorang untuk melakukan banyak kesalahan secara berulang-ulang. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cognitive, Affective & Behavioral Neuroscience ini merupakan yang pertama kalinya menunjukkan bagaimana otak merespons kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika otak harus beradaptasi dengan peraturan baru. Temuan penelitik Michigan State University ini menunjukkan bahwa ketika anda memikirkan beberapa hal sekaligus, terutama saat multitasking maka anda akan cenderung membuatnya menjadi berantakan. Oleh karena itu butuh usaha dan latihan lebih banyak agar Anda bisa belajar kesalahan sekaligus tetap fokus.


Have a nice day.



Guno feed






Guno Artikel

Posting Komentar untuk "MELAKUKAN KESALAHAN YANG BERULANG. MENGAPA?"