JAM TERBANG ADALAH PERWUJUDAN MATANGNYA PENGALAMAN?
Semua pasti tahu bahwa sebutan jam terbang dikenakan untuk menggambarkan seberapa lama pengalaman seseorang. Kata "terbang" menunjukkan sebuah "kata kerja", sebuah kata yang menggambarkan melakukan suatu tindakan. Untuk bisa terbang tentu diperlukan sebuah usaha, sebuah perjuangan. Walaupun itu dilakukan oleh seekor burung yang memang sudah merupakan kodratnya dapat terbang. Oleh karena itu sebuah pengalaman yang memang mengandung sebuah perjuangan disetarakan dengan terbang. Semakin lama melakukan perjuangan untuk sebuah usaha, berarti semakin lama dia mempunyai jam terbang. Dengan kata lain, betapa beratnya untuk mencari pengalaman.
Prie GS, seorang penulis, wartawan, dan budayawan Semarang pernah menggambarkan keterkaitan terbang yang sesungguhnya dengan kegigihan perjuangan yang pada gilirannya berwujud pengalaman. Dia mengambil contoh: Muhammad Ali, orang yang jagoan di darat, bisa menjadi penakut ketika terbang di angkasa sana. Sejak muda Muhammad Ali sudah bertubuh bongsor dan ditakuti oleh teman-teman sekolahnya. Jika nilai sekolahnya jelek, dia cukup mengancam teman sekelasnya untuk membocorkan jawaban. Rumus ini selalu sukses karena pihak yang terancam itu enggan terlibat keributan.
Ali yang menakutkan ini adalah Ali yang ganti ketakutan ketika harus terbang (naik pesawat terbang). Tetapi jika dia benar-benar menolak terbang, sejarah tidak akan mengenal Muhammad Ali seperti yang sekarang. Karena untuk meraih Emas Olimpiade, dia harus pergi ribuan mil dari kampungnya dan menempuh ketinggian puluhan ribu kaki. Orang ini mengingat dengan rasa malu ketika untuk terbang di kali pertama ia harus membelitkan parasut di tubuhnya. Memang bagi sebagian besar orang, terbang adalah sebuah keputusan yang sangat menakutkan terutama bagi penderita aviofobia.Untuk bisa menulis sebuah artikel pendek seperti yang sudah pernah anda baca itu, saya sudah berlatih sejak jaman saya Sekolah Menengah Atas (SMA) dulu. Ibarat berbicara saya sudah berlatih berbicara sekian puluh tahun yang lalu. Dari sekedar hanya meracau kemudian secara bertahap artikulasinya saya benahi. Dengan kata lain, membutuhkan waktu lagi untuk melatih berbicara yang benar. Jangka waktu sepanjang itupun tidak membuat saya menjadi benar-benar seorang ahli. Ada kalanya, artikel itu selesai dalam hitungan jam, tetapi tak sedikit yang harus selesai dalam hitungan hari. Jadi pada kenyataanya untuk menjadi seorang yang ahli ternyata tidak otomatis dilihat dari lamanya jam terbang. Itu saja masih saja kadang kerepotan untuk menemukan ide. Jika ide sudah ketemu, kadang-kadang tidak lancar dalam penuangan tulisan. Ternyata orang yang sudah menekuni relatif lama apa yang dikerjakan terkadang masih harus akrab dengan kesulitan. Tetapi percayalah, betapapun sulitnya, di tangan sebuah jam terbang, artikel yang saya garap akhirnya selesai juga seperti biasanya.
Posting Komentar untuk "JAM TERBANG ADALAH PERWUJUDAN MATANGNYA PENGALAMAN?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.