CARILAH SELALU RAHMAT TUHAN
Kita tidak pernah tahu kita akan terlahir dimana, kapan, dan dalam kondisi seperti apa. Semua orang menginginkan berada (terlahir) di tempat yang terbaik. Kita terlahir dimanapun itu, tentu karena kehendak Tuhan, bukan karena kehendak kita. Tuhanlah yang memilih, bukan kita.
Mempunyai latar belakang yang baik tentu merupakan "modal" yang terbaik pula. Segalanya ada. Segalanya punya. Kalau begini indikasinya, latar belakang yang dimaksud tentu adalah kaya harta. Padahal kita semua sudah tahu dan setuju bahwa kekayaan belum tentu dapat membawa kebahagiaan. Betapa banyak orang yang kaya namun merasa kesepian. Bahkan ada yang tragis, sampai bunuh diri segala.
Ada juga yang terlahir dari keluarga yang berlingkungan berpendidikan. Ini juga bagus dan elegan. Latar belakang intelek adalah latar belakang yang prestius. Membawa kewibawaan tersendiri. Meski diakui atau tidak mereka bisa terjebak dalam sebuah stereotip yang ada dalam masyarakat:
Kalau orang tuanya bukan Sarjana kemudian anaknya menjadi Sarjana itu hebat.
Kalau orang tuanya Sarjana kemudian anaknya juga menjadi Sarjana itu tentu sudah biasa.
Kalau orang tuanya Sarjana kemudian anaknya tidak menjadi Sarjana, nah ini baru masalah.
Ada yang terlahir dengan berlatar mempunyai orang yang ekonominya serba kekurangan. Ada yang menyayangkan terlahir dari lingkungan keluarga yang begini, tapi ada pula yang malah bersyukur karena mendapatkan keluarga yang penuh memberikan pembelajaran. Banyak memberikan hikmah yang dapat dipetik pelajarannya. Pemicu suksesnya dari cemeti yang unik dan penuh berkah ini.
Bahwa sebuah keluarga diwarnai suasana demokratis atau penuh pertengkaran, dapat saja terjadi di lingkungan mana saja. Dan itu merupakan "ujian" tersendiri.
Seperti yang kita tahu, kita menjelma dari sekitar 350 juta sperma ayah yang memasuki rahim ibu. Tentu kita sangat mensyukuri adanya peristiwa ini. Bahwa malah ada yang justru mengutuknya tentu itu karena adanya peristiwa yang dirasa sangat "spetakuler" tekanan yang menjeratnya.
Latar belakang tentu tidak dapat disalahkan. Adalah bukan sebuah tindakan yang bijaksana mengkambingkan latar belakang. Apalagi menyalahkan Tuhan.
Tuhan memberikan rejeki esensinya adalah sebuah ujian. Anda dapat naik kelas karena sudah menempuh sebuah ujian. Dan Tuhan tidak bermaksud membuat sesuatu yang bersifat tendensensi transaksional, dibuat begini agar umat berbuat begitu. Orang tidak mau beribadah, tidak mau beriman, tidak akan membuat Tuhan menjadi miskin atau lemah. Tuhan tetap di atas segalanya.
Tuhan selalu menebarkan rahmatnya. Tuhan menyayangi seluruh umatNya. Bagaimanapun situasi dan kondisinya.
Bila Tuhan bertindak transaksional malah payah bagi kita. Gus Baha dalam satu pengajian di YouTube bercerita: berdasarkan hadis kursi Tuhan menanyai seorang manusia di Surga:
Tuhan bertanya: "Mengapa kamu berada di Surga?"
Orang itu menjawab: "Karena hamba telah beribadah selama 80 tahun."
Tuhan berkata lagi: "Baiklah. Silahkan menempati Surga selama 80 tahun "
Orang itu kaget, dan bertanya: "Mengapa hanya selama 80 tahun?"
Tuhan berkata: " Karena kamu hanya membanggakan telah beribadah selama 80 tahun, bukan mencari RahmatKu."
Maka dari itu selalu carilah Rahmat Tuhan.
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih
Posting Komentar untuk "CARILAH SELALU RAHMAT TUHAN "
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.