Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

REJEKI YANG SESUNGGUHNYA, sudah tahukah anda?

 Rejeki secara umum dimaksudkan sebagai pemberian sesuatu yang menyenangkan dikarenakan kemurahan Tuhan. Sesuatu itu secara khusus dapat berupa kesehatan, uang, jabatan, paras yang cakap, keturunan, jodoh, menang undian, dan nasib baik. Suatu kenikmatan tersendiri.


Bisa dimengerti bila rejeki sangat disyukuri karena dalam pergulatan di kehidupan di dunia yang keras, dimana kita hidup diantara jutaan bahkan milyaran manusia di belahan dunia sehingga penuh dengan suansa yang kompetitif itu, anda mendapatkan sesuatu yang lain, yang berupa kenikmatan. Dan anda merasa sangat beruntung sekali. Rejeki adalah suatu keberuntungan.


Kesehatan adalah dambaan setiap orang. Terutama kesehatan jasmani. Dengan mempunyai sehat jasmani bisa bekerja mencari nafkah dan kegiatan lain sebagai penunjang kebutuhan dan kepentingan pribadi, keluarga, sahabat dan kolega.


Uang. Siapa yang tidak ingin punya uang?  Apalagi dalam jumlah yang banyak. Dengan mempunyai uang yang banyak kita dapat membeli apapun yang kita suka. Mempunyai uang yang banyak kita dapat membeli dunia. Uang adalah sarana  mutlak yang diperlukan dalam menjalani hidup dan kehidupan. Tingginya status pendidikan, keahlian, keturunan, belum tentu menjamin mendapatkan uang yang bisa memuaskan seperti apa yang diharapkan. Diakui atau tidak, banyak orang yang mengasumsikan uang adalah tujuan. Tidak perlu berpura-pura. Alasannya dapat bermacam-macam, tapi ujung-ujungnya ke uang. Bisa dipahami karena uang adalah alat penukar, baik untuk pembelian barang dan jasa. Uang adalah benda berharga. Mempunyai daya magis. Bahkan ada yang rela mengorbankan harkat dan kehormatannya demi uang. Tapi banyak juga kenyataan yang berbicara lain. Banyak artis tenar dan kaya materi yang bunuh diri di saat berada di puncak kejayaannya dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Banyaknya uang ternyata tidak bisa membuat mereka bahagia, bahkan membuat super depresi. Membuat mereka tersiksa. Uang ternyata bukan merupakan ukuran. Uang membuat stimulan-stimulan negatif pada diri mereka. Membuat jeratan-jeratan yang memabukkan. Banyaknya uang malah membuat beban yang sangat parah bahkan tragis, terbukti membuat mereka mati dengan cara bunuh diri. Memaksa si malaikat pencabut nyawa untuk datang mengunjunginya. Bagi sang ahli waris, bisa jadi keadaannya sama saja, banyaknya uang dan tanpa bisa mengendalikan bisa menjadi racun yang sangat berbahaya bagi dirinya. Meskipun harus diakui ada juga yang benar-benar bisa memanfaatkannya dengan benar. Tentu saja dalam bisnis tapi dalam menjalani hidup umumnya banyak yang membuat gegabah.


Jabatan, siapa sih yang tidak ingin punya jabatan? Tinggi lagi. Dengan punya jabatan tinggi seseorang punya kewenangan mutlak. Punya hak otoritas. Berhak memutuskan sesuatu masalah. Berhak dihormati. Bukan rahasia umum, punya jabatan tinggi tempatnya dekat dengan uang. Bahwa lantas seseorang bisa punya watak kamulfase atau memang benar-benar tulus demi dalam menjalankan jabatan tinggi. Seorang yang punya jabatan tinggi selalu menjadi sorotan dari berbagai pihak. Baik dari anak buah, relasi, maupun lawan kepentingan atau lawan kubu. Mempunyai jabatan tinggi apa yang dikatakan menjadi peraturan atau pedoman. Kata-katanya menjadi ampuh. gerak-geriknya bisa menjadi kebahagiaan atau ancaman bagi orang lain. Bisa menjadi perlindungan atau merasa mendingan dia tidak ada. Orang yang mempunyai jabatan tinggi dapat menjadi berkah atau pencundang. Tapi betapapun orang berharap dengan mendapat jabatan tinggi karena itu merupakan idaman setiap orang. Suatu rejeki bagi yang dapat mendapatkannya.


Mempunyai wajah yang cakap adalah merupakan idaman setiap orang. Bukan rahasia umum bila banyak orang yang berbondong-bondong rela menjalani operasi plastik demi mengejar mempunyai wajah yang memikat. Mempunyai wajah yang cakap menjadi daya tarik sendiri. Dapat menjadi modal untuk mencari uang. Wajah yang cakap dapat menjadi daya tarik bagi lawan jenis. Dari segi negatifnya bisa untuk menguras uang, atau untuk sekadar nampang. Bagi yang menyadari, wajah yang cakap malah terasa menjadi beban. Saya dulu mempunyai seorang teman pria yang mempunyai wajah yang sangat cakap dan simpatik. Tak ayal dia disukai oleh banyak wanita. Setiap di hari ulang tahunnya dia selalu dibanjiri banyak hadiah. Tapi anehnya dia merasa tidak gembira sama sekali, bahkan malah merasa sedih sekali melihat kelakuan para wanita itu. Menurutnya, wajah  hanya pemberian Tuhan? Gratis. Mereka yang mempunyai wajah yang cakap tidak melakulan prestasi apa-apa, hanya menerima saja. Lucu kalau kemudian dielu-elukan. Makanya dia justru merasa tidak dihargai. Tidak dinilai secara obyektif tapi subjektif oleh para pemujanya. Menurutnya, wanita yang begitu nanti cenderung suka mengatur. Dan dia pantang bertemu dengan wanita yang bertipe seperti itu. Dia bukan tipe orang yang suka memanfaatkan kesempatan. Dia suka yang bersikap kreatif inovatif. Harga diri bagi dia melebihi segalanya. Dia tidak mau dibeli.


Keturunan. Di jaman moderen ini ternyata faktor keturunan masih diperhitungkan. Kalau orang tuanya milyader atau keturunan orang yang super kaya masih bisa dinalar. Tapi berdarah bangsawan. Di jaman sekarang berdarah bangsawan boleh saja, tapi sekarang masanya sudah lain. Kekuasaan sekarang ada di pemerintahan, bukan di kerajaan. Namun demikian, faktor kebanggaan memang masih ada dan bahkan dominan. Dan harus diakui keturunan bangsawan juga punya kegiatan bisnis dan aset yang menggiurkan. Bisa dimengerti dan itu sah-sah saja dan menjadi daya tarik tersendiri. Menjadi menantu mereka yang berdarah bangsawan masih banyak yang mengidam-idamkan. Bagaimanapun mereka punya link, punya usaha, punya prestise, dan punya pengaruh. Menjadi bagian dari keluarga mereka adalah rejeki yang tak terkirakan.


Jodoh. Punya jodoh yang aduhai adalah sesuatu yang fantastik. Membanggakan. Bisa hanya karena wajah saja atau harta saja, atau perpaduan keduanya. Orang dapat terangkat derajatnya karena jodoh. Dan orang bisa jatuh derajatnya karena jodoh. Yang menikah belum tentu jodoh, yang jodoh belum tentu menikah. Ini pengertian manusia. pengertian Tuhan mereka yang berjodoh tetap akan dipertemukan. Bahwa dimana, kapan, itu kewenangan Tuhan. Bisa di dunia bisa di akherat kelak. Jodoh adalah rahasia Tuhan. Jodoh tidak pernah salah, apalagi dipersalahkan.


Menang undian adalah keberuntungan. Skalanya bisa sepersekian juta orang dari kesempatan yang ada. Dan hampir dipastikan ini adalah masalah uang atau harta, yang biasanya jumlahnya sangat fantastis. Menang undian biasanya sangat tidak disangka-sangka. Menang undian adalah nasib mujur.


Rejekimu adalah ujianmu. Diantara semua rejeki sesungguhnya semua itu adalah ujian. Ada cobaan. Di dalamnya ada konsekwensi. Tapi biasanya manusia tidak perduli dengan ini. Tidak waspada. Bagi mereka menikmati rejeki tidak perlu dicampuradukkan dengan hal-hal lain. Yang lain biar lain saja.


Tapi sungguh ada misteri di dalam rejeki yang kita terima: ini benar Tuhan memang memberikan keberuntungan atau Tuhan hanya menguji?  Jika yang terakhir dimaksud, itu bisa berarti celaka atau di sisi lain malah ada yang merasa kebetulan karena kita dicoba. Lho, untuk bisa lulus harus melalui ujian dulu bukan?


Rejeki biasanya disyukuri karena berwujud benda. Yang dapat terlihat mata saja. Yang dapat langsung dirasakan kenikmatannya. Padahal ada rejeki yang sangat dahsyat, dan itu ada dan pasti terjadi. Apa itu?


Bahkan cara mati adalah rejeki. Mati secara baik atau secara tidak baik.

Hebatnya, oleh Tuhan anda diberi kesempatan untuk ikut andil menentukan diantara keduanya.


Mati secara baik atau tidak baik tidak mengenal golongan, jabatan, umur, jenis kelamin, atau apa saja. Kematian datang secara mendadak sehingga mengejutkan.


Mati yang baik bukan karena disebabkan oleh cara kejadiannya tapi bagaimana cara manusia itu menghadapinya. Bisa saja dari pesawat terbang yang mengalami mesin rusak atau dari kapal yang akan tenggelam namun dia masih sempat mengucapkan kalimat syahadat, daripada mati dikamar tidur yang memiliki AC dan berkasur empuk tapi tidak dapat berbuat apa-apa.


Mati secara baik adalah satu-satunya rejeki yang paling terdahsyat di muka bumi. 

Anda siap?




NB:  Terimakasih telah mengunjungi perpustakaan kami.
Iklan

Posting Komentar untuk "REJEKI YANG SESUNGGUHNYA, sudah tahukah anda?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel