Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mudah itu belum tentu enak. Sudah tahukah anda?

  Judul ini mungkin dirasa aneh. Atau lucu? Entahlah. 

 


Kebanyakan orang tentunya mencari sesuatu dengan jalan yang mudah, yang tidak bertele-tele. Yang tidak merepotkan. Yang membuat capai pikiran dan raga atau mengeluarkan beaya banyak. Yang simpel. Yang efisien.

 

Itulah sebabnya di jaman yang semakin moderen ini segalanya diusahakan dibuat lebih mudah. Lebih efektif. Tuntutan manusia pada umumnya memang begitu. Harus menjadi lebih praktis. Bila sesuatu menjadi melambat berarti terjadi kemunduran. Berarti terjadi ada sesuatu yang salah..

 

Kebutuhan semakin banyak. Kepentingan semakin banyak. Meskipun kelihatannya dengan semakin canggihnya peralatan moderen dimana hanya dengan duduk manis dapat menangani segala kebutuhan tapi sesungguhnya tetap saja kegiatan semacam itu kemudian menjadi rutinitas. Padahal rutinitas dapat membuat kebosanan. Sesuatu yang dihindari setiap manusia.

 

Di sisi lain ada manusia yang tidak begitu saja menyukai kemudahan. Dengan menemui kesukaran dia merasa tertantang, baik segi kreatifannya atau mungkin gerak fisiknya. Saya punya seorang teman sekampun halaman. Bagitu lulus kuliah Sarjana Hukum (S1) langsung  mendapat pekerjaan. Sekolahnya sendiri sejak Taman kanak-kanak sampai kuliah beberapa kali tidak pernah mengalami kendala, tidak pernah tidak naik kelas atau tidak lulus. Bahkan dapat nilai jelekpun tidak pernah. Dia pernah berkata kepada saya, “Aku merasa iri kepadamu. Dari muda penuh perjuangan. Menempuh kehidupanyang penuh liku. Bahkan sekarang punya usaha sendiri.” Sebuah pengakuan yang tulus.  Yang sunggguh-sungguh. 


Guno Display

Sebenarnya dia sendiri bukannya tidak pernah berjuang. Mencari sekolah dari SMA sampai Universitas atau dalam rangka mencari perusahaan karena pindah pekerjaan, dia melakukannya sendiri. Tapi semuanya itu dilalui dengan mudah, tanpa rintangan yang berarti. Sedang saya sendiri walau sekolahnya tidak terlalu tinggi, juga dapat saya lalui dengan lancar. Dan yang membuat dia heran adalah saya berani membuka perusahaan, memiliki ini memiliki itu, dan pernah ditipu orang dengan jumlah kerugian yang cukup lumayan tapi tetap jalan. Bisa tetap terus survive. Oh ya, kami berdua berlatarbelakang dari keluarga yang berekonomi pas-pasan. 


Ternyata perbedaan masalah yang menghadang dan cara menangani masalah dapat menjadi daya tarik bagi orang lain. Padahal orang itu juga pernah menghadapi berbagai masalah. Meski besar kecil atau ada tidaknya  setiap orang itu relatif.


Memang cara sikap setiap orang termasuk dalam menghadapi masalah adalah berbeda.Tingkat kesulitan masalahnya juga pasti berbeda. Dan kecepatan menangani masalahnya pasti juga berbeda. Namun sikap ketenangan, penerapan strategi, dalam memunculkan alternatif solusi dan keluasan wawasan seseorang tetap saja menjadi suatu daya tarik sendiri. Pernah saya mengadakan survei kecil-kecilan kepada beberapa teman wanita: Bagaiman dia menentukan seorang pria sebagai pacar? Dan umumnya menjawab mereka, para pria yang mereka pilih, karena mempunyai karakter ini.


Harus diakui semua masalah dengan segala karakteristiknya adalah merupakan hal yang sering dihadapi oleh manusia dan dapat menghasilkan suatu konsekuensi baik secara positif atau negatif bagi orang yang bersangkutan atau dengan orang yang di sekitarnya serta dapat memberikan suatu penilaian terhadap kecakapan seseorang dalam menyelesaikannya.


Tidak ada suatu permasalahan yang mudah. Sekecil apapun masalah itu. Karena betapapun masalah itu akan mempunyai dampak. Yang sering dilakukan manusia adalah menggampangkan, menyepelekan, menganggap tidak serius, atau tidak fokus.


Itulah sebabnya ketika kita berkata: "Itu mudah" sesungguhnya kita tetap berhadapan dengan suatu resiko. Dan meskipun dalam pelaksanaanya itu memang mudah dalam menghadapi masalah, sesungguhmya itu tidak menantang kekreatifan, improvisasi, termasuk kegigihan dalam mencari inspirasi kita. Kita tidak tertantang untuk melakukan eksplorasi terhadap kemampuan diri kita sendiri. 


Meskipun banyak literatur tentang cara mengatasi semua kembali ke kemampuan diri. Ke kepercayaan diri. Ke talenta diri.


Berikut literatur tentang cara mengatasi masalah:  Perlu ketenangan diri, jangan grogi jangan binugung, jeli mencari akar masalah, tidak membesar-besarkan masalah, jeli melihat dari berbagai sudut pandang, selalu berpikir positif, tidak mudah menyerah, jangan lupa berdoa dengan semangat optimis, tidak segan mengevaluasi diri.


Percaya atau tidak, menangani masalah susah malah dapat mendatangkan rasa puas. Semakin susah masalahnya malah mendatangkan rasa puas ketika kita berhasil menangani masalah tersebut. Semakin susah masalahnya, ketika menanganinya, semakin meluaskan pengetahuan kita. Mempertebal rasa kesabaran kita juga. Walau kita juga menyadari bahwa dalam menjawab masalah itu masih terdapat ada yang tidak sempurna. Tidak apa. Orang lain bahwa cara penanganan kita sudah dianggap baik.




Guno feed

Coba bayangkan: 

Kita dapat menaklukkan hati mertua kita yang semula menentang hubungan kita?

Kita mengemudikan mobil yang serba otomatis, tidak perlu memegang kemudi, tahunya mobil jalan sampai tujuan. Asyiknya dimana?

Makan makanan yang bisa mengenyangkan kita beberapa hari. Asyiknya dimana?


 *****

NB: Jadilah pengikut blog ini dan agar tidak ketinggalan setiap ada artikel baru. Beri komentar dan silahkan disebarkan. Selama ada ide insyaallah setiap sepekan ada tulisan baru.  Seringlah menjenguk situs ini. Jangan lupa klik tulisan Subscribe Us. Terimakasih telah mengunjungi perpustakaan kami.





 

Guno Artikel

Posting Komentar untuk "Mudah itu belum tentu enak. Sudah tahukah anda?"