Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bohong dan faktor penyebabnya. Anda sudah tahu?


Kata bohong sebagaimana kata yang lain: dusta, tipu, siasat, jujur, lugu, wajar, ragu, dan lain lain, adalah sebuah kata baku. Bisa di tambahi dengan kata awalan atau akhiran yang bisa memberikan berbagai arti, maksud, tujuan. Masalahnya kata kata baku tersebut banyak terkait dengan perbuatan manusia. Ada yang berkonotasi jelek, bagus, biasa, aneh, lucu, mengherankan, membuat orang simpati, benci, dan lain lain. Ada  yang berakibat merugikan, menguntungkan, atau biasa saja, baik bagi orang lain atau dirinya sendiri. Itu masih ditambah dapat menghadirkan sebuah perasaan dari orang lain atau dari dirinya sendiri ada yang berupa: persepsi, motivasi, membuat senang, susah, jengkel, dan lain lain. Intinya: sebuah kata baku bisa dikaitkan dengan perbuatan manusia dan dapat mengakibatkan timbulnya sebuah keadaan.

Manusia dalam menjalani hidup di kehidupan dunia selalu bersifat dinamis, terus bergerak, terus berkembang karena waktu yang terus berputar. Baik dipahami berakibat mundur, maju, atau tetap (stagnan). Bisa dipastikan setiap orang sudah punya rencana untuk mendukung sikap dan yang harus dijalani. Punya kebutuhan dan kepentingan. Dan bisa dipastikan juga karena setiap manusia selalu berinteraksi dengan banyak manusia yang lain, akibatnya mengakibatkan bersimbiosis dengan segala akibat yang ditimbulkan. Bisa dimaknai sebagai sesuatu yang bersifat positif maupun negatif.

Yang melatar belakangi orang berbuat bohong: terpaksa, sengaja membual, ingin menarik perhatian, dendam. Intinya ada sebagai bentuk keuntungan yang bisa diraih. Tidak mungkin orang berbohong untuk mendapatkan kerugian. 

Bohong sebagaimana jujur, bagai air yang meskipun dibendung dengan berbagai batu besar tidak menghalangi jalannya (untuk akhirnya diketahui). Bedanya jujur tidak perlu di tutupi dengan kejujuran yang lain. Sebaliknya, bohong harus ditutupi dengan kebohongan kebohongan yang lain. Jadi jumlahnya bisa menjadi semakin bertumpuk. Bedanya lagi, jujur bisa diidentikkan dengan kecerdasan. Sedang bohong bisa diindetikkan dengan kebodohan. Persamaannya jujur dan bohong baru bisa diketahui dalam waktu yang relatif singkat atau lama. Kesan dan akibat yang ditimbulkan juga akan bertolak belakang.

Di jaman sekarang dimana tehnologi internet sudah sangat begitu dekat dalam kehidupan manusia utamanya dalam jejaring media sosial, dimana manusia berinteraksi dalam berkomunikasi, sudah begitu dikenal dengan apa namanya hoax (berita atau informasi palsu). Sejatinya ini sangat membingungkan, karena bisa saja kemudian yang benar dipercayai palsu, yang palsu dipercayai benar. Kebohongan dan kebenaran berjarak begitu tipis, orang menjadi susah untuk membedakannya. Yang bohong atau palsu karena begitu gencar diberitakan bagai sulap lantas bisa muncul sebagai kebenaran. Bahkan ada yang membela secara mati-matian. Begitu juga sebaliknya, sebuah berita yang berisi tentang kebenaran malah diragukan keabsahannya. Begitulah dunia, segalanya dapat jungkir balik. Bohong menjadi sebuah komoditi. Menjadi barang mainan yang mengasyikkan. Bahkan membius.

Pernah sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NIMH (National Institute of Mental Health) menunjukkan bahwa dalam seminggu, orang berbohong 30 % terhadap orang lain dalam komunitas. Sementara mahasiswa malah menunjukkan angka 38% jumlah dari jumlah orang yang mereka bohongi. Jadi dari 100 orang yang diajak berinteraksi dalam seminggu ada sekitar 30 orang atau lebih yang telah dibohongi. Apabila kebohongan memang sangat masif dilakukan, tentu ada alasannya mengapa bohong menjadi penting dilakukan.

Setidaknya ada 4 faktor yang menyebabkan orang berbohong.
  1. Faktor kepribadian, ada beberapa pribadi tertentu yang cenderung suka berbohong.
  2. Faktor konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.
  3. Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.
  4. Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain.
Mereka yang cenderung melakukan kebohongan adalah mereka yang cenderung memiliki kepribadian manipulatif, lebih memperhatikan penampilan diri (secara psikis atau fisik), dan lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain.

Ada orang dengan keperibadian tertentu yang banyak suka melakukan kebohongan daripada orang lain. Ada juga jenis kepribadian tertentu yang normal namun cenderung untuk lebih mudah berbohong. Biasanya, mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak daripada umumnya orang disebut pseudologia fantastica. Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania. Para penderita mythomania memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. Jadi, bila Anda mengalami keinginan sangat kuat untuk lebih diperhatikan oleh orang lain, lalu karenanya mengarang cerita bohong, maka anda mengalami mythomania. Yang jelas, tentu saja keduanya memiliki ketidakberesan mental.

Dari keterangan di atas bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa orang berbohong bertujuan untuk mendapakan suatu keuntungan, baik untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain. Namun baru saja kita dibuat heran setengah mati dengan adanya beberapa orang yang mengaku sebagai penguasa dunia dan memiliki kerajaan. Ini aneh bin ajaib. Logikanya sangat tidak masuk akal dan keuntungan yang diharapkan apa? Perlu diketahui kemanfaatan bagi diri si pembohong bisa berupa kemanfaatan psikis maupun fisik dan material. Bisa saja dari satu kebohongan mendapatkan tiga kemanfaatan sekaligus. Tidak mungkin orang berharap kerugian dari suatu kebohongan yang dilakukan.

Berikut beberapa keuntungan dari kebohongan menurut para ahli :
1. Melindungi kepentingan
2. Menguntungkan kepentingan
3. Menimbulkan respon emosional tertentu yang diinginkan
4. Melindungi dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk
5. Melindungi dari ketidaksetujuan
6. Melindungi dari rasa terluka
7. Melindungi dari kekhawatiran
8. Melindungi dari konflik
9. Melindungi dari ketidaknyamanan
10. Melindungi privasi
11. Membuat terlihat lebih baik dari yang sebenarnya
12. Membuat tampak berbeda dari sebenarnya
13. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki
14. Mendapatkan keuntungan personal bagi
15. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman
16. Membantu mendapatkan informasi yang diinginkan
17. Membantu mendapatkan apa yang diinginkan
18. Melindungi dari hukuman fisik
19. Melindungi aset, properti atau harta
20. Melindungi keamanan
21. Melindungi dari kehilangan status atau posisi tertentu
22. Melindungi dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan

Kemanfaatan bagi orang lain, bisa saja. Misal seorang ayah ingin menghajar anaknya atau bahkan mungkin ingin membunuhnya, kemudian si anak lari dan bersembunyi di rumah anda, kemudian si ayah bertanya kepada anda apakah si anak bersembunyi di tempat anda? Aa yang akan anda katakan?

Berikut beberapa alasan yangmembuat berbohong demi orang lain :

1. Melindungi atau meningkatkan keadaan orang lain secara psikologis
2. Melindungi atau menguntungkan kepentingan orang lain
3. Melindungi orang lain dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk
4. Melindungi orang lain dari ketidaksetujuan atau luka hati,
5. Melindungi orang lain dari kekhawatiran
6. Melindungi orang lain dari konflik
7. Melindungi orang lain dari ketidaknyamanan
8. Melindungi privasi orang lain
9. Membuat orang lain terlihat lebih baik dari yang sebenarnya
10. Membuat orang lain tampak berbeda dari sebenarnya
11. Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki orang lain
12. Mendapatkan keuntungan personal bagi orang lain
13. Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman bagi orang lain
14. Membantu orang lain mendapatkan informasi yang diinginkan
15. Membantu orang lain mendapatkan apa yang diinginkan
16. Melindungi orang lain dari hukuman fisik
17. Melindungi aset, properti atau harta orang lain
18. Melindungi keamanan orang lain
19. Melindungi orang lain dari kehilangan status atau posisi tertentu
20. Melindungi orang lain dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan

Umumnya hal lain yang melatari orang untuk berohong adalah: Kebiasaan, malu, tidak ingin menyakiti orang lain, tidak ingin dihakimi, mencari cara yang paling mudah, tidak menghormati diri sendiri.

Sedang konsekuensi yang dihadapi: Kehilangan kepercayaan dari orang lain, sensitif mencurigai orang lain, dan sering berhalusinasi. Dua hal yang terakhir karena dia merasa orang berbuat seperti dirinya.

Dalam agama diyakini berbohong adalah dosa. Menganiaya diri sendiri karena dampaknya berupa keburukan akan mengenai dirinya sendiri.

Dikisahkan suatu hari Nabi Ibrahim merusak semua berhala yang disembah kaum kafir. Hanya satu yang disisakan yaitu berhala yang paling bersar dan kampak Nabi dikalungkan di leher berhala besar itu. Ketika kaum kafir bertanya apakah Nabi Ibrahim yang telah merusak semua berhala? Nabi Ibrahim menjawab: "Tanyakan saja ke dia," sambil menunjuk ke berhala itu. Nabi Ibrahim ingin menguji apakah kaum kafir itu kaum berfikir?

Dikisahkan juga, suatu hari Nabi Ibrahim diperintah oleh Tuhan untuk menyembelih anaknya, Nabi Ibrahim dan anaknyya setuju, namun akhirnya diganti dengan seekor domba.  

Apakah di kedua peristiwa itu Nabi Ibrahim dan Tuhan telah melakukan kebohongan? Tidak.  Bermaksud menguji dan berniat bohong esensinya sangat lain.




Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.

Posting Komentar untuk "Bohong dan faktor penyebabnya. Anda sudah tahu?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel