MAAF MEMAAFKAN BUKANLAH SEKEDAR TRADISI
Meminta maaf dengan lesan lebih mudah daripada meminta maaf dari lubuk hati.
Meminta maaf dari lubuk hati lebih mudah daripada memberi maaf dengan lesan.
Memberi maaf dengan lesan lebih mudah daripada memberi maaf dari lubuk hati.
Memberi maaf dari lubuk hati lebih mudah daripada meminta maaf dengan lesan.
Meminta maaf dengan lesan lebih mudah daripada meminta maaf dari lubuk hati.
Meminta maaf dari lubuk hati lebih mudah daripada memberi maaf dengan lesan.
Begitu terus, muter terus seperti obat nyamuk bakar yang tidak berujung.
*****
Sudah menjadi kodratnya setiap manusia dalam menjalani hidupnya mempunyai kepentingan dan kebutuhan. Dalam usahanya untuk berinteraksi dengan sesama manusia, itu semua diperlukan karena setiap manusia mempunyai tujuan. Bahwa tujuan bisa berubah bahkan berubah-ubah itu juga wajar. Dan memang antara satu dan lain orang saling memandang, saling mencermati, bahkan saling memotivasi, saling nasehat menasehati, atau bahkan saling menjegal, semuanya bisa saja terjadi. Meskipun dengan alasan yang sebenarnya subyektif dalam orientasi menjaga ekosistem di lingkungannya.
Tujuan seseorang biasanya akan mendapatkan dukungan bahkan arahan dari beberapa orang lain. Itu sangat wajar karena dari tujuan itu beberapa orang yang lain itu juga akan merasakan kemaanfaatan dari orang tersebut. Namun demikian ada pula yang berpendapat tujuan seseorang adalah merupakan ancaman bagi beberapa orang yang lain. Faktor orang terdekatpun bisa jadi dulu mendukung, bisa kemudian menjadi sebuah ancaman. Orang terdekat itu bisa merupakan keluarga, saudara, tetangga, teman dalam pergaulan, atau teman seorganisasi, atau teman sepekerjaan.
Bahwa tujuan dapat berubah atau berubah-ubah itu bisa saja terjadi, dan itu sah-sah saja, wajar-wajar saja. Maklum, mungkin situasi dan kondisi yang dihadapi memaksanya untuk merubah tujuan. Merubah strategi. Bahwa tujuan masih tetap itu juga bagus. Berarti dia tahan terhadap segala guncangan. Segala bantingan.
Tujuan berubah atau tidak berubah adalah sikap di satu pihak. Di pihak lain manusia juga bukan tidak mungkin mengalami hal yang sama. Bahkan mungkin ditambah kondisi drastis atau tidak drastis. Oleh karena itu di satu dan lain pihak bisa terjadi keselarasan atau terjadi gesekan atas berubah atau tidak setujuan masing-masing pihak. Jalan tengah antara keselerasan dan gesekan adalah kompromi. Namun kompromi ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya ke dua belah pihak bisa berjalan bareng. Sedang kekurangannya, ada hal atau beberapa hal dari masing-masing pihak yang harus dikalahkan.
Tujuan berubah atau tidak berubah adalah sikap di satu pihak. Di pihak lain manusia juga bukan tidak mungkin mengalami hal yang sama. Bahkan mungkin ditambah kondisi drastis atau tidak drastis. Oleh karena itu di satu dan lain pihak bisa terjadi keselarasan atau terjadi gesekan atas berubah atau tidak setujuan masing-masing pihak. Jalan tengah antara keselerasan dan gesekan adalah kompromi. Namun kompromi ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya ke dua belah pihak bisa berjalan bareng. Sedang kekurangannya, ada hal atau beberapa hal dari masing-masing pihak yang harus dikalahkan.
Pada kenyataannya tidak hanya tujuan yang menjadi pembeda pendapat. Prinsip, cara berpikir, cara pandang, cara mengutarakan pendapat, cara bertindak, cara bersikap, dan cara-cara yang lain juga mengundang perbedaan atau selarasan (baca: persetujuan) dengan orang lain. Sudah bisa diduga, bila masing-masing pihak saling berkeras pendapat dapat menimbulkan terjadinya ketegangan, terjadinya sebuah perkelahian bahkan pembunuhan bisa tersulut karena masing-masing pihak merasa benar dan terus bersiteguh berpegang pada kebenaran menurut versinya masing-masing.
Perbedaan tujuan bukan satu-satunya hal yang dapat minimbulkan perbedaan pendapat. Secara umum, salah paham juga dapat membuahkan persepsi yang keliru dan ujungnya bisa mendatangkan salah paham. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, salah paham, dijabarkan sebagai salah dan keliru dalam memahami pembicaraan, pernyataan, sikap orang lain (biasanya menimbulkan reaksi bagi yang bersangkutan). Arti lainnya dari salah paham adalah salah tangkap.
Salah paham pada umumnya dapat diselesaikan atau ditanggulangi, karena tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya prinsipiil. Namun bagi orang-orang tertentu salah paham dapat menimbulkan permasalahan yang serius sehinga dapat menimbulkan permasalahan yang meruncing. Dengan arti kata lain, yang seharusnya tidak menjadi masalah malah terjadi masalah. Dan konyolnya, bisa menjadi gawat daripada masalah yang prinsipiil, karena dianggap sudah merambah ke masalah yang prinsip bagi pribadi orang itu.
Beberapa contoh umum yang secara umum dapat menimbulkan salah paham:
Komunikasi.
Ini adalah hal umum tapi yang paling rentan pada salah paham. Padahal komunikasi adalah konsumsi mahluk terutama bagi manusia yang sangat mendasar. Jangankan bentuk kata yang aneh, hanya pada penekanan intonasi yang berbeda saja bisa mengundang pemahaman yang berbeda. Contoh: ketika pelayan putri rumah makan itu bertanya: “Mau minum apa mas?”, kemudian dijawab: “Es teh, maniiiis”. Tentu akan beda pemahamannya bila dijawab dengan nada datar: “Es teh manis”.
Stereotip.
Logika bagi sebagian orang menjadi pegangan pendapat. Sehingga dalam menilai orang dapat mendatangkan kesalahpahaman orang. Contoh: Orang yang berpendidikan rendah adalah orang yang berwawasan rendah atau sempit. Benarkah? Belum tentu. Dalam hal apa dan dalam bidang apa. Itupun berbicara dalam koridor yang bagaimana? Contoh yang lainnya, belum tentu pria tidak pandai memasak atau menjahit. Sekarang kita pun tahu bahwa pria banyak yang bekerja menjadi tukang jahit, koki atau juru masak.
Peran emosi.
Emosi yang gampang meledak jelas sangat dapat menimbulkan kesalahpahaman. Padahal kalau saja emosinya terkontrol, kesalahpahaman bisa dihindari atau paling tidak diminimalisir. Contoh kecil: Langsung terbakar cemburu ketika melihat pasangannya membocengkan seseorang yang merupakan lawan jenisnya. Padahal itu saudara kandung atau sepupunya.
Cepat menilai.
Terlalu cepat menilai jelas sangat mudah menimbulkan kesalahpahaman. Karena apa yang menjadi pendapatnya adalah hasil dari terlalu kecepatan menilai yang hanya akan memberikan pendapat yang tidak tepat, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penampilan seseorang tidak mencerminkan karakter atau kebisaan seseorang. Contoh yang paling umum: jangan sampai yang menjaga kesopanan malah dianggap sebagai orang yang gampangan.
Konsisten.
Konsistensi itu sangat perlu, karena tidak konsisten juga bisa menimbulkan kesalahpahaman. Orang lain bisa beranggapan ketidakkonsistenan anda bisa diartikan karena kehadiran orang itu. Dan parahnya ketidakkonsistenan anda juga dapat membingungkan orang lain. Ketidakkonsistenan tidak menghasilkan apa-apa, baik bagi anda sendiri juga bagi orang lain.
*****
Kesalahpahaman, perbedaan pendapat, perbedaan tujuan, pada kenyataannya dalam berinteraksi dengan sesama manusia dapat dikatagorikan telah berbuat salah. apalagi nyata-nyata telah berbuat salah yang pada gilirannya dapat menyinggung perasaan orang atau bahkan merasa didzolimi, disalahi, dijahahati. Maka untuk mengclearkan atau menuntaskan semua masalah itu perlu saling meminta dan memberi maaf. Dengan demikian diharapkan akan menghilangkan ganjelan dan dendam di masing-masing pihak, sehingga bisa akan kembali mempunyai hubungan yang baik dan dapat mencapai tujuan masing-masing atau tujuan bersama secara baik. Apalagi di bulan Syawal yang dimulai sejak perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia ada tradisi Halal Bihalal yang esensinya saling maaf memaafkan.
Namun hati orang siapa tahu? Apa yang terucap di mulut belum tentu sama dengan yang terucap di dalam hati, dan sebagainya. Tapi kita semua sangat tahu bahwa Tuhan senantiasa menjadi saksi tentang apa yang kita ucapkan, apa yang kita lakukan. Jangan lupa, terasa berat bagi kita, tidak terasa berat bagi Tuhan sama sekali. Bukankah Tuhan Maha Pengampun? Yang susah adalah orang yang kita dholimi berkenan memberi maaf kepada kita? Padahal Dia yang menjadi penentunya atas clearnya masalah kita.
Kita iklas atau tidak pasti akan mengundang konsekuensi. Termasuk nanti akan bisa terbaca dan berujung kepada penilaian terhadap kita oleh orang lain.
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari Arsip untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "MAAF MEMAAFKAN BUKANLAH SEKEDAR TRADISI"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.