Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

hakiki kata hakiki




Guno Display


Membodohi orang yang dianggap bodoh dengan cara yang bodoh adalah kebodohan yang sangat bodoh.

Sepintas kalimat yang ada pengulangan di atas terkesan lucu ya? Padahal tidak. Kalimat tersebut tegas dan lugas.  Simpel. Jelas maknanya. Saya menyebutnya hakiki kata hakiki. 
Saya ada beberapa kata :
Kata-kata yang harus dikatakan atau tidak dikatakan hendaknya sebuah kebenaran kata-kata dari kata-kata.
Bingung karena kebingungan yang membingungkan adalah kebingungan yang sangat membingungkan. Bingung?
Bersyukurlah kita bertemu dengan teman yang cerdas, sehingga kita bisa belajar dengan cerdas untuk mencerdasi segala hal dengan cerdas. Dengan begitu kita tidak malu berkumpul dengan orang yang cerdas-cerdas untuk menyikapi suatu perihal yang cerdas dengan cerdas.
Dalam lagu yang berjudul Hadapi Dengan Senyuman di grup band Dewa lagu karangan Ahmad Dani ada  juga yang memakai kalimat pengulangan seperti itu: Bila ketetapan Tuhan sudah ditetapkan tetaplah sudah. Tak ada yang bisa merubah dan tak kan bisa  berubah.   
Sedang yang dari mas Prie GS: Bahaya yang sesungguhnya adalah ketika bahaya tidak dianggap lagi bahaya. 
Dari mas Hasmi Yogya: Pengumuman: Pengumuman ini diumumkan kepada umum agar umum dapat mengumumi secara umum.

Dari Ali Bin Abutholib ra: Jangan pernah berhenti mencoba, jangan pernah mencoba berhenti.
Kata-kata itu menjadi menarik justru karena tidak umum dipakai tetapi benar adanya. Suatu kalimat yang menarik semacam itu menjadi menarik dan mempunyai daya tarik yang serasa ada magnetnya karena ada penggunaan retorika melogikan hidup, menghidukan logika. Dan itulah salah satu daya tarik yang  memikat dari ceramah Mario Teguh, berkat adanya permainan kata seperti itu. 
Selain kata-kata di atas, saya ada lagi: Hidup itu perjuangan, perjuangan itu hidup. 
Kasur rusak dibalik ya kasur rusak. 
Membelgedesi sebuah kembelgedesan yang mbelgedes adalah mbelgedesnya sebuah mbelgedes. 
Dalam kalimat: Membodohi orang yang dianggap bodoh dengan cara yang bodoh adalah kebodohan yang sangat bodoh, sangat sering terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Misal: Suap. 
Suap bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Herannya yang tersangkut perkara ini ada juga orang-orang intelek baik dari segi sosial, jabatan, maupun pendidikan dari golongan tinggi, termasuk mereka yang merasa sangat beriman kepada Tuhan. Terbukti semua orang bisa dirambah. Diracuni mentalnya. Diperbudak bukan oleh Setan, tapi oleh nafsu dan kebodohannya sendiri.
Dalam kasus suap seakan masalah nurani terpinggirkan. Apalagi masalah itelegensia maupun prestise. Semua menjadi nisbi. Prek. Kehormatan hanya mejadi formalitas yang tidak penting. Tidak berpengaruh. Di hadapan manusia dan Tuhan orang sudah tidak lagi sungkan dan segan untuk membanting harga dirinya sendiri secara keras dan menyakitkan. Padahal tidak mudah dan upaya mereka dalam  mengenyam pendidikan dan belajar agama. Toh semua kembali ke titik nadir. 
Pengertian bodoh menjadi semu. Pintarpun menjadi absurd. Siapa yang bodoh siapa yang pintar, serasa membingungkan. Harga diri menjadi barang murah untuk digadaikan. 
Cara-cara bodoh adalah cara-cara purba. Herannya tetap terjadi secara semarak di abad 21ini. Orang mengaku pintar, tapi sesungguhnya bodoh. Orang yang mengaku jenius, tapi sejatinya bebal. Mengaku elit tapi sesungguhnya miskin. Kehormatan keluarga bukan lagi sesuatu yang berarti. Mereka balapan menjadi orang benar-benar dungu dan tidak berbudaya yang baik. 
Padahal ada cermin yang selalu siap memberitahu apakah kita sudah  berbuat benar atau tidak di hadapan Tuhan dan manusia. Namanya: Kitab Suci.
Guno feed

Have a nice day.


Guno Artikel

Posting Komentar untuk "hakiki kata hakiki"