Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENILAIAN YANG BERUJUNG KEPADA PENGHAKIMAN

Ini ada masalah menarik untuk kita cermati bersama. Karena betapapun dalam menjalani kehidupan kita pasti berhubungan dengan orang lain di setiap tempat, di setiap kesempatan. Berinteraksi. Ada yang mengatakan bersimbiosis, yang pada gilirannya dapat berwujud sebagai simbiosis mutualisme, komensalisme, atau parasitisme. 


Yang perlu kita cermati adalah dalam menjalani kehidupan ini kita sering mendapatkan penilaian dari orang lain. Lebih gilanya kita merasakan dihakimi. Sehingga menggelitik kita untuk menimbulkan sebuah pertanyaan: "Apakah mungkin untuk bebas dari penghakiman?"


Seperti yang kita ketahui, di hampir setiap fase kehidupan kita, entah itu  di rumah, di sekolah, di tempat kerja, kita selalu mendapati diri kita menjadi sasaran evaluasi penilaian eksternal. Penilaian seperti itu adalah bagian dari kehidupan kita sejak bayi, remaja, dewasa, hingga di usia tua. Sayangnya, mereka dengan penilaian itu dapat memiliki pengaruh sosial tertentu pada cara kita bekerja dan menjalani hidup kita.


Guno Display

Seperti pada umumnya, saya mendapati diri saya sendiri juga terlalu sering membuat evaluasi seperti itu secara sadar atau tidak. Baik evaluasi kepada diri sendiri atau evaluasi kepada orang lain. Namun, dalam pengalaman saya, saya selalu berusaha untuk tidak bertindak terlalu jauh, yaitu menghakimi. Namun demikian, sulit untuk tidak mengevaluasi dan menilai karena ini adalah bagian dari berinteraksi.


Sering hal ini saya diskusikan dengan teman tentang bagaimana caranya untuk mencoba menghindari adanya suatu penilaian. Baik dalam hal kita dinilai atau menilai orang lain. Namun ternyata itu memang sulit untuk dihindari. Toh pada akhirnya saya mencoba menilai secara proposional dan seobyektif mungkin. 


Ketika kita mengatakan sesuatu itu indah, bukankah ini sudah sebuah penilaian? Tapi harus kita akui sebaik apapun penilaian yang kita berikan, biasanya "pasti" memberikan catatan. Hal itu sebenarnya wajar saja karena kita adalah orang yang berbeda dengan latar belakang yang berbeda pula. Lagipula mana ada manusia yang sempurna sih? Bahkan kita sendiri juga tidak sempurna.


Tapi jangan mengabaikan masalah ini sama sekali. Makna dan nilai kehidupan yang bebas dari penilaian dan evaluasi, tidaklah mudah. Semakin kita mengizinkan orang lain untuk mengevaluasi, hal itu pada dasarnya "sebuah hasil penilaian" yang terletak pada mereka yang melakukan evaluasi. Tidak ada penilaian eksternal yang dapat mengubah situasi ini. Tetapi ada prinsip-prinsip universal untuk menertibkan masalah penilaian ini. Menyelaraskan dan memahami nilai-nilai jiwa kita. Kita akan memahami diterima atau tidaknya evaluasi eksternal, penolakan, dan pengamatan. Faktanya adalah, apa yang kita yakini tentang diri kita, cenderung terjadi membawa kita kepada sebuah evaluasi dan penilaian, baik atau buruk. Ketika kita mengalami keadaan yang paling kita inginkan, kita akan menjadi orang yang sesuai dengan definisi kita.


Sulit untuk melihat tempat kita di dunia, dan apa yang dapat kita tarik makna ke dalamnya. Seringkali jauh lebih sulit bagi kita untuk memahami diri sendiri kecuali jika kita selaras dengan inti kita secara spiritual. Kita dapat dengan mudah mulai memahami kedalaman keterhubungan kita dengan semua itu.


Pernahkah kita menemukan seseorang yang tampak mempunyai begitu percaya diri yang kuat? Kepastian mereka terpancar begitu saja. Ini adalah esensi (jiwa) dari keberadaan mereka. Ini berasal dari mengetahui siapa mereka secara mendalam. Ini adalah apa yang kita inginkan bersama. Jadi, bagaimana kita dapat memanfaatkan 'Esensi Jiwa Kita' dengan memimpin gaya kita secara alami? Yang dapat meyakinkan mereka yang menilai kita menjadi paham tentang intensitas siapa kita ini, hingga ke detailnya? 


Guno feed

Jadi mari kita jalani sebagai apa adanya yang ada pada diri kita. Kita jalani intensitas kita apa adanya termasuk segala prinsip kita. Berjalanlah dengan gagah, percaya diri, dan penuh wibawa. Tutup mata dan telinga kita serta fokus terus pada pencitraan hati dalam nyala api yang menyala terang dan kuat serta elegan. Percayalah, kita bukan insan kelas teri. Selamat berjuang.


Have a nice day.




Tulisan lainnya dapat dilihat di: 
solusi-guno.blogspot.com (Perpustakaan abadi). 
guno-idea.blogspot.com Perpustakaan abadi in English).
Diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Guno Artikel

Posting Komentar untuk "PENILAIAN YANG BERUJUNG KEPADA PENGHAKIMAN"