Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkah lulusan universitas ternama menjadi pertimbangan dalam perekrutan pekerja?

Mungkin banyak yang bertanya “apakah lulusan universitas terkenal menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan?”


Sebuah pertanyaan yang sangat wajar mengingat di saat ini mencari pekerjaan susahnya bukan main. Hal itu bisa kita lihat ketika sebelum masa pandemi covid 19, selalu saja terjadi antrian yang sangat luar biasa diri para lulusan universitas ini. Bisa dimengerti karena mereka yang antri itu tidak hanya dari para lulusan yang baru lulus, tapi juga dari para  lulusan angkatan ke tahun kesekian sebagaimana yang diperbolehkan oleh instansi baik negeri maupun swasta yang membuka lowongan tersebut.


Dari berbagai syarat administrasi tentu mereka membawa surat kelulusan dari berbagai Universitas almamater mereka. Mereka merasa optimis saja karena yang terpenting bagi mereka adalah sesuai dengan jurusan, jumlah IPK yang diminta, serta beberapa persyaratan lain sebagaimana yang diumumkan.


Pertanyaannya: Apakah Universitas ternama menjadi prasyarat untuk dapat diterima menjadi seorang karyawan?


Sebenarnya ini pertanyaan yang spekulatif atau belum tentu meskipun “bisa saja ditengarai” arah ke sana memang ada. Tidak menutup mata bahwa tim rekrutmen sebagai upaya mengatasi masalah menumpuknya pelamar (via onlline atau bukan) menggunakan jalan ini agar lowongan pekerjaan segera terisi atau memang sudah direncanakan sejak semula memang akan memakai jalan ini.


Guno Display

Mereka yang memakai jalan ini berpendapat antara lain:

1. Mereka percaya yang lulusan dari Universitas ternama mempunyai kemampuan yang baik karena sewaktu masuk ke Universitas ini pasti melalui perjuangan yang sangat luar biasa dan mempunyai bekal yang baik sebelumnya. Dengan demikian si lulusan tersebut dianggap mempunyai kualitas yang baik juga tentunya.


2. Universitas yang terakreditasi A (terkemuka) tentu mempunyai fasilitas yang baik yang dapat menunjang dalam mendidik dan mencetak kemampuan para mahasiswanya dalam belajar.


3. Tak hanya itu, mereka (para Universitas tersebut) dipercayai melakukan pembentukan karakter secara konstan dan serius. Perlu diketahui perusahaan atau instansi sangat memerlukan calon pekerja yang dengan memiliki soft skill yang baik selain memiliki hard skill yang baik tentunya. Terlebih masalah attitude.


4. Mempunyai tenaga pengajar yang berkualitas.


Padahal yang lulusan dari Universitas yang tidak ternama bisa juga mempunyai kemampuan dan skill yang siap pakai. Misal saja kemampuan berbahasa Inggris yang fasih. Tidak hanya dalam percakapan tapi juga dalam menulis. Juga mungkin dalam penguasaan teknologi tertentu. Belum lagi bila sudah mempunyai pengalaman magang di perusahaan.


Itu saja  bila lowongan kerja itu dari instansi tertentu, misal kantor pajak atau perusahaan pelayaran maka akan mengambil lulusan dari Sekolah Akademi tertentu yang memang materi pendidikannya mengenai instansi tertentu tadi.


Belum lagi itu mengenai masalah yang lain. Misalnya: lebih suka calon karyawan yang mempunyai latar belakang menyenangi kehidupan berorganisasi. Karena bagaimanapun orang yang demikian ini pernah terlibat dalam kerja tim, mempunyai wawasan yang lebih luas, dan terbiasa berdiskusi memecahkan masalah. Demikian juga bagi calon pekerja yang pernah bekerja paruh waktu. Dapat dipastikan dia sudah memiliki pengalaman bekerja. Jadi tidak hanya pandai dalam berteori. Dengan demikian jumlah nilai IPK (Indeks Prestasi Komulatif) malah jarang menjadi pertimbangan utama.


Hal lain yang dapat menjadi pertimbangan dalam penerimaan calon karyawan adalah faktor usia dan faktor sosial (sudah menikah atau belum). Ada juga yang berpendapat calon pekerja yang berlatar belakang dari keluarga yang sangat terkenal atau berpengaruh jua dapat mempengaruhi diterima tidaknya seseorang dapat diterima sebagai calon pekerja.


Tetapi ridak menutup kemungkinan ada juga juga perusahaan yang sudah sangat mempercayai bahwa lulusan Universitas tertentu mempunyai kualitas yang baik sehingga untuk bidang-bidang tertentu diisi oleh lulusan Universitas tersebut. Sebaliknya bila dianggap mengecewakan akan berimbas pula kepada lulusan Universitas tersebut. Untuk itu maka kakak-kakak kelas Universitas tersebut harus dapat menjaga dan memelihara nama baik Universitas almamaternya.


Intinya: Segalanya bisa saja terjadi. Bagi yang lulusan bukan dari Universitas utama janganlah berkecil hati. Yang penting tempalah selalu diri anda karena kebanyakan perusahaan atau instansi lebih melihat kemampuan perorangan daripada melihat Universitas almamaternya. Keluwesan pembawaan diri anda juga sangat mempengaruhi nilai anda.





Guno feed

NB: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terimakasih.


 


 


 


 


 


 

Guno Artikel

Posting Komentar untuk "Benarkah lulusan universitas ternama menjadi pertimbangan dalam perekrutan pekerja?"