Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PEMILIHAN TENAGA KERJA DI MASA DEPAN

Mungkin ini sebuah dilema di dunia ketenagakerjaan.


Di era Industri 04 Dunia Industri benar-benar dihadapkan kepada dua pilihan terhadap penggunaan tenaga kerja, yaitu memakai tenaga kerja manusia atau mesin (robot). Kemajuan teknologi sudah memungkinkan bahkan menuntut hal itu.


Namun pada kenyataannya semuanya itu masih berproses. Artinya masih ada kompromi dengan memakai kedua tenaga kerja, baik yang berupa tenaga kerja manusia dan robot.


Ketika Henn na Hotel Tokyo Ginza di Nagasaki, Jepang, mempekerjakan robot sebagai resepsionis, itu membuat hati kita menjadi dag dig dug. Penasaran. Bahkan kemudian pekerjaan robot semakin meluas di berbagai bidang usaha. Bukan hanya resepsionis, tapi juga petugas kebersihan, porter, hingga asisten dalam kamar. Semua dikerjakan oleh robot android.


Kecemasan kita sebagai manusia mulai menjadi-jadi. Bukankah pekerjaan adalah untuk manusia, mengapa kini digantikan oleh robot? Bukankah robot tidak bisa tersenyum atau menjawab pertanyaan dan melayani tamu hotel dengan ramah?

Walaupun manusia juga kalau dia sedang ada masalah, sedang ada problem di rumah atau dengan pacarnya, mungkin dia juga tak bisa melayani dengan baik. Mulutnya tersenyum, tapi hatinya terasa muram. Jawabannya ramah, tapi terasa dipaksakan. 


Jadi, apa bedanya manusia dengan robot? Bahkan, bagusnya robot, dia tak pernah merasa lelah dan tidak pernah marah-marah. Tidak pernah mengeluh. Robot juga tidak pernah minta waktu libur, ketidak pernah sakit, dan tidak pernah minta naik gaji. Jadi, lebih enak mana, mempekerjakan manusia atau robot? 


Namun sesuatu telah terjadi, beberapa tahun kemudian hotel itu memecat semua robotnya. Nah, manusia boleh merasa senang. Akhirnya terbukti manusia lebih unggul dari robot. Sebab robot yang bekerja di Henn na Hotel bermasalah. Ketika ditanya soal tujuan wisata yang asyik di Jepang, robot tidak bisa menjawab. Ketika ditanya rute perjalanan ke bandara, sang robot juga tidak paham. Lalu, ketika kena air, robot-robot itu terlihat kelemahannya. Mesinnya macet.


Tapi, hati-hati. Semua itu hanyalah masalah sementara. Sekarang ini teknologi berkembang begitu pesat. Kalau di “otak” robot ditanamkan machine learning, dia akan mampu belajar dari manusia dengan cepat. Setiap kali ditambahkan informasi, dia akan tersimpan di dalam memorinya. Dan, ketika informasi sudah tersimpan di dalam memorinya, ketika ditanya, jawabannya langsung ke luar. 


Beda dengan manusia. Meski sudah pernah dijejali informasi, ketika ditanya, kita sering lupa. Robot tidak. Dan, memproduksi robot semacam ini, ditambah dengan biaya pembuatan sistem dan aplikasinya, sekarang sudah semakin murah. Beda sekali dengan masa lalu. 


Sekarang ini, menurut riset ARK Invest (roboticsandautomationnews.com), rata-rata biaya pembuatan robot sudah turun 50% hingga 60% sampai dengan tahun 2025. Sementara, biaya tenaga kerja setiap tahun selalu naik, meski besarannya bervariasi. Di Eropa, misalnya, kenaikannya rata-rata mencapai 2,5% per tahun. 


Jadi, ketika robot sudah semakin pintar, semakin mirip dengan manusia, dan semakin murah harganya, siapkah kita menghadapinya?


Ada lagi kelebihan lainnya dari robot. Ketika terjadi pandemi Covid-19, banyak pabrik yang terpaksa menghentikan operasinya. Bagaimana bisa bekerja kalau karyawannya dipaksa menerapkan social distancing? 


Padahal kalau pekerjanya manusia dipaksakan untuk tetap bekerja, maka akan  protes. Siapa yang ketika itu tidak takut dengan virus Covid-19 yang vaksin dan obatnya belum ada. Padahal, semua rumah sakit sudah penuh dengan pasien yang terinfeksi Covid-19. Dan, setiap saat kita bisa dengan mendengar mobil ambulans lalu lalang untuk mengantar korban yang meninggal ke pemakaman. Ngeri.


Jadi, siapkah kita bersaing dengan robot? Lihat, sekarang bank-bank sudah tidak lagi membutuhkan teller, karena perannya sudah digantikan oleh mesin ATM atau aplikasi m-banking. Nasabah tidak perlu lagi datang ke bank untuk menabung, tarik tunai, atau membuka rekening. Di gardu-gardu tol, sekarang tidak ada lagi manusianya. Semua digantikan mesin. 


Di pabrik-pabrik sepeda motor atau mobil, hanya tinggal beberapa orang yang bekerja. Mereka bertugas mengoperasikan komputer untuk mengendalikan kerja robot atau mesin. Dan, masih akan ada banyak pekerjaan lainnya yang digantikan oleh mesin atau robot. 


Jadi, kalau tidak mau digantikan oleh robot, sejak sekarang kita harus terus melengkapi diri dengan skill-skill baru. Kompetisi baru. Apa itu? Kemampuan berkreasi atau kreativitas. Robot tidak kreatif. Dia hanya bekerja sesuai dengan instruksi. Complex problem solving. Kemampuan ini juga tidak dimiliki oleh robot. Empati. Robot belum bisa berempati. Kolaborasi. Robot belum mampu berkolaborasi. 


Selagi masih ada di bangku kuliah, asah kemampuan kita dengan skill-skill tadi, supaya peran kita tidak digantikan robot, dan akhirnya kita menjadi useless generation. Jangan sampai sudah kuliah bertahun-tahun, begitu lulus lapangan kerjanya diserobot oleh robot. Sangat menyedihkan.


Have a nice day.



NB: Dari berbagai sumber. Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.



Posting Komentar untuk "PEMILIHAN TENAGA KERJA DI MASA DEPAN "

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel