MEMIMPIN DENGAN HATI
Memilih seorang pemimpin biasanya berdasarkan atas kompotensi yang dimilikinya. Mempunyai kemampuan mengolah keahliannya untuk mengatasi beban kerja yang dipercayakan kepadanya.
Hal itu dapat dimengerti dan dipahami karena tugas kerja tidak lepas dari target waktu dan hasil pekerjaan yang menjadi tanggung jawab perusahaan atau sebuah lembaga.
Oleh karena itu situasi dalam kerja sering terlihat serius, tegang, bahkan tidak sedikit terkesan kaku. Padahal manusia jelas bukanlah robot. Situasi kena yang kaku dapat berpotensi menimbulkan rasa stres. Rasa stres yang berlebihan dapat mengancam kesehatan yang pada gilirannya dapat berpengaruh pada keselamatan kehidupan manusia tersebut.
Dengan demikian semuanya memang kembali kepada figur atau sosok pemimpinnya. Seorang pemimpin yang dapat memimpin dengan hati. Jadi tidak hanya dengan otak saja. Di rumah kita mempunyai cermin untuk mengaca diri kita sendiri. Saat berada di kantor, sikap bawahan kita adalah cermin kita. Apabila sekap bawahan kita kacau, berarti kita juga kacau. Begitu pula sebaliknya.
Tapi jangan salah. Dapat memimpin dengan hati maksudnya bukan memimpin dengan lemah. Tapi sebaliknya dapat bersikap tegas, dapat bersikap lembut, mempunyai sikap tenggang rasa, mempunyai seni dalam memimpin. Dengan demikian si pemimpin tersebut malah dapat menunjukkan kewibawaan dan kehormatannya. Dapat menunjukkan valuenya.
Memimpin dengan hati melibatkan pengambilan keputusan bisnis tertentu berdasarkan hati, bukan hanya bergantung pada otak atau pikiran saja. Memimpin dengan hati membutuhkan gaya kepemimpinan yang berbeda, terutama untuk diterapkan dalam dunia bisnis, yang diciptakan dan dijalankan oleh pikiran yang sangat cerdas dan inovatif.
Bisakah para pengusaha dan pemilik bisnis menjadi pemimpin yang penuh kasih, walaupun pada saat yang sama dihadapkan pada banyak keputusan yang berdampak pada pencapaian keuntungan? Beberapa studi kasus menunjukkan bahwa mereka bisa.
Pentingnya kepemimpinan yang penuh kasih, digambarkan oleh Mike Krzyzewski, kepala pelatih bola basket Duke University dalam bukunya "Leading with the Heart: Coach K's Successful Strategies". Krzyzewski adalah salah satu pelatih bola basket perguruan tinggi paling sukses sepanjang masa, dengan prestasi delapan kali team Universitas Duke memasuki Final Four dan dua kejuaraan nasional. Baik itu memimpin tim bola basket atau memimpin karyawan, banyak strategi kunci Krzyzewski dapat diterapkan dalam bisnis. Strategi Krzyzewski berfokus pada membangun hubungan, karakter, pembangunan tim, pelatihan dan pengembangan, dan kepositifan.
Mari sejenak kita simak penelitian Gallup terhadap lebih dari 10.000 peserta, yang mengidentifikasi apa yang dibutuhkan pengikut, dari pemimpin berpengaruh adalah kepercayaan, kasih sayang, stabilitas, dan harapan.
Apa ciri-ciri pemimpin yang penuh kasih dan memimpin dengan hati?
1. Mereka adalah pemimpin yang mengutamakan orang lain. Ini termasuk karyawan, pelanggan dan vendor.
2. Bersemangat dengan visi besar yang mereka bagikan dengan orang lain. Mereka juga dapat mempengaruhi orang lain untuk melihat dan mengikuti visi mereka.
3. Memberi harapan kepada mereka yang mengikuti mereka dan alasan untuk mendukung visi mereka.
4. Selalu positif dan sering kali dapat mengubah situasi negatif menjadi peluang.
5. Baik hati dan menunjukkan ketulusan dan rasa hormat bahkan selama masa-masa penuh tekanan.
6. Menciptakan pekerjaan yang bertujuan di mana karyawan adalah kontributor utama dan menganggap pekerjaan itu menarik.
7. Memiliki semangat yang menginspirasi orang lain untuk berinovasi dan kreatif.
8. Berbagi kesuksesan dengan mengakui dan menghargai orang lain dan kontribusi mereka.
9. Berinvestasi pada karyawan mereka dengan mendukung pertumbuhan dan kemajuan mereka.
10. Memberikan kembali kepada komunitas atau tujuan lain, bukan hanya perusahaan mereka.
11. Membangun komunitas, bukan hanya perusahaan.
Menerapkan kepemimpinan yang penuh kasih ke dalam praktik.
Scholley Bubenik, president of Premier HR Solutions, membagikan beberapa strategi untuk memimpin dengan hati sebagai berikut :
Berkomunikasi dengan karyawan secara teratur dengan berbagi informasi tentang visi dan masa depan perusahaan. TownHall pertemuan bulanan diselenggarakan secara rutin untuk berbagi informasi dengan karyawan dan merayakan kesuksesan.
Mendahulukan orang lain, bukan hanya karyawan, tetapi vendor dan pelanggan. Ini berarti melihat gambaran yang lebih besar dan bagaimana keputusan Anda akan berdampak pada orang lain, terutama hubungan jangka panjang.
Memberikan karyawan, kesempatan untuk belajar dan berkembang. Peluang ini dapat berupa kegiatan belajar di tempat kerja atau pelatihan yang dilakukan di luar organisasi Anda.
Mengembangkan rasa hormat di tempat kerja dengan bersikap terbuka dan jujur saat berkomunikasi dengan karyawan. Mengadopsi toleransi nol untuk perilaku karyawan yang jahat.
Mengembangkan program donasi perusahaan yang mendanai amal lokal atau menyelenggarakan acara donasi yang mendorong partisipasi karyawan. Berikan waktu istirahat kepada karyawan untuk menjadi sukarelawan.
Tunjukkan kepositifan alih-alih berfokus pada kesalahan orang lain. Mengubah kesalahan menjadi kesempatan belajar dan dorong orang lain untuk mengadopsi pendekatan ini.
Mendorong karyawan untuk berinovasi dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan atau proyek yang dipimpin.
Fokus pada hal yang positif. Mengakui dan menghargai karyawan atas perilaku dan pencapaiannya. Kepositifan dapat menular dalam organisasi.
Ukurlah seorang pemimpin dari hati nya, bukan dari kepalanya -- John C. Maxwell.
Have a nice day.
Posting Komentar untuk "MEMIMPIN DENGAN HATI "
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.