MENCARI KEGIATAN YANG DAPAT MENDATANGKAN PAHALA TERUS MENERUS
Sudah kita ketahui bersama bahwa sebagai bekal kita menjalani kehidupan di akherat kelak kita harus memperbanyak mempunyai pahala. Dengan mempunyai banyak pahala, Insya Allah, kita berharap dapat memasuki Surga. Dan kita selalu dihadapkan pada pertanyaan: "Dimana kita harus mencari pahala?" Ini yang sering membuat kita bingung.
Padahal di agama Islam sudah ditunjukkan banyak cara dalam hal mencari pahala, mulai yang paling mudah sampai yang harus agak ribet, harus mikir, bahkan harus mengeluarkan beaya. Yang ringan dan mudah misal menyingkirkan duri (atau paku, atau pecahan kaca) dari jalan. Yang paling ringan dan mudah lagi adalah tersenyum karena tersenyum adalah sedekah. Dan sedekah berpotensi dapat mendatangkan pahala.
Yang harus mengeluarkan beaya adalah untuk menyantuni anak yatim atau menyumbang ke Panti Jompo. Menyantuni anak yatim dalam hadist diriwayatkan Nabi Muhammad SAW berkata bahwa siapa yang menyantuni anak yatim kelak di akherat akan berdampingan sejajar dengan aku di Surga (sambil menunjukkan kedua jarinya). Permasalahannya: Menyantuni harus diusahakan secara rutin. Masak hanya sekali? Bagaimana kalau kita sendiri juga adalah dari keluarga yang tidak mampu? Sedang menyumbang ke Panti Jompo adalah bersifat konsumtif, tidak untuk waktu yang lama.
Yang pahalanya dapat mengalir terus menerus walau kita sudah lama dikubur juga ada, yaitu pahala yang diusahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan secara terus menerus pula, seperti: Membuat jalan, jembatan, sumur umum, menyediakan tempat minum umum, dan sebagainya. Dalam membuat jalan atau jembatan, misalnya walau kita hanya dapat menyumbang uang sepuluh ribu rupiah, atau hanya bisa membantu secara tenaga saja misalnya, dan itupun hanya menyumbang sekali saja, maka selama jalan atau jembatan itu dilalui orang (bahkan binatang), maka Insya Allah pahalanya akan mengalir terus kepada kita walaupun kelak sudah lama dikubur. Tapi kalau kita mestinya mampu menyumbang lima ratus ribu rupiah dan hanya menyumbang sepuluh ribu rupiah, ya kebangetan. Ditertawakan oleh Malaikat dan Iblis.
Bagaimana dengan menulis? Insya Allah juga akan menghasilkan pahala yang terus menerus mengalir selama tulisan itu dibaca orang. Tentu saja harus tulisan yang dapat memberikan manfaat.
Oleh karena itu sangat disayangkan bila upaya mencari pahala masih dibebani dengan berbagai pola pemikiran yang naif, yang cenderung merintangi usaha kita dalam mencari pahala. Misalnya ada dikotomi (pengkotak-kotakan masalah) seperti: Itu bukan wilayah kita tapi wilahnya orang lain, dan sebagainya. Padahal prioritas utama kita adalah mencari pahala (apalagi yang datang secara terus menerus), bukan yang lainnya. Dengan begitu maka sebaiknya memang diusahakan tidak ada sekat apapun yang dapat menjadi kendala untuk memperoleh pahala.
Saya sendiri mengutamakan mencari pahala dengan cara yang mudah dijangkau dan kadang selalu ada di sekitar saya, meskipun itu tidak luput dari resiko. Cara itu adalah ikut membagi informasi lowongan kerja. Bayangkan bila informasi yang kita bagikan dapat mengangkat kehidupan seseorang atau beberapa orang yang dapat diterima kerja berkat menerima informasi dari kita. Dan bila pekerjaannya itu dapat memberikan berkah kepada keluarga yang bersangkutan secara terus menerus, maka Insya Allah pahalanyapun akan mengalir kepada kita walau kita sudah lama masuk ke liang kubur.
Harus diingat, kita berbuat baik tidak semata-mata berharap akan mendapatkan pahala. Karena mendapatkan pahala atau tidak itu hak preogatif (hak mutlak) Allah SWT. Karena berharap itu dapat berarti kita malah "mengatur" Allah SWT. Dan tidak mungkin kita dapat mengatur Allah SWT. Kita hanya berusaha apa yang kita lakukan semoga dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Itu saja.
Itu dari segi baiknya. Sekarang dari segi buruknya:
1. Saya tidak mungkin membagi info lowongan kerja ke grup WA yang khusus untuk para profesional atau yang khusus untuk membahas agama, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya. Jadi malah mengganggu.
2. Ini penting. Bagaimana kalau info lowongan kerja yang saya bagikan ternyata informasi palsu karena digunakan untuk menipu?
Tentu saja saya kecolongan, karena imbasnya dapat mengenai saya, baik urusannya ketika di dunia atau di akherat kelak. Oleh karena itu saya berpesan: Bila perlu para pencari kerja juga harus ikut mengecek apakah informasi lowongan itu valid atau tidak? Karena saya sendiri tidak punya waktu untuk melakukan itu. Soal cara mengetahui kevalidan informasi lowongan kerja pernah saya tulis di blog ini beberapa waktu lalu.
Saya sendiri selama ini merasa yakin bahwa lowongan kerja yang saya bagikan itu valid karena sebagian besar datangnya berasal dari lingkungan komunitas para Manajer HR teman saya di grup WA komunitas kami yaitu PHRD Jawa Tengah. Sedang yang datang dari luar komunitas dari beberapa Perusahan yang ada di grup WA komunitas HR di luar PHRD yang juga saya percayai kebenarannya. Jadi faktor kepercayaan saya kuat sekali.
Bahwa dapat diterima kerja atau tidak, tentu itu di luar kewenangan saya. Posisi saya di luar pagar. Dan mereka pasti mempunyai Tim Perekrut yang handal, yang saya percaya tentu mereka bekerja secara obyektif dan profesional.
Saya sering mendapat pertanyaan yang berisi permintaan: Pak kalau ada lowongan ini atau itu ya? Atau pak yang dari Perusahaan ini atau itu, ada atau tidak?
Saya jawab: Saya tidak tahu. Saya hanya memposting dari Informasi Lowongan Kerja yang ada. Artinya itu atas kepentingan para Perusahaan yang membuka Lowongan Kerja. Saya hanya sekedar meneruskan informasi saja.
Tapi saya dapat memaklumi berbagai pertanyaan itu karena memang saat ini banyak orang yang sedang membutuhkkan untuk mendapat pekerjaan. Kebutuhan harian terus mendesak ada tapi solusi belum ada. Bahkan diantara mereka dengan terus terang minta tolong kepada saya untuk mencarikan perkerjaan. Itu masalah rumit bagi saya. Dengan sabar saya jelaskan bahwa saya tidak mempunyai kapasitas untuk itu. Lagipula merekomendasi orang bukan tidak ada konsekuensi. Minimal mempunyai tanggung jawab moral. Apalagi dari orang yang tidak saya kenal. Jadi ya mohon dimaafkan saya.
Have a nice day.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu akan muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Demikian ya?
BalasHapusBaiklah, kalo gitu saya harus cek ulang info loker dari anda, sebelum dishare ke temen-temen nich.
Trimakasih sudah memberitahu.
Dan tentang menyumbang untuk anak tidak mampu, saya sedang menggalang dana untuk beberapa anak dhuafa, mereka tidak bisa masuk panti karena belum memenuhi syarat, jika berkenan mungkin menyumbang berupa seragam sd national, buku tulis, tas sekolah, atau uang saku bulanan. Silahkan hubungi saya.
Entahlah, pandemi memang usai, tapi kekurangan semakin meningkat. Semoga Allah karuniakan berkah umur dan rezeki berlimpah pada anda dan keluarga.
Maaf, ikut bernarasi di tulisan Anda.
Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan 😊🙏
Amin. Terima kasih ya bu.
Hapus