RASA RAGU SELALU MENGINTAI KITA
Belum lama ini saya menulis tentang beberapa teman saya, para Manajer HR betapa cemasnya mereka menjalani kerja dalam masa percobaan selama tiga bulan di perusahaan baru. Padahal mereka mempunyai skill yang tidak diragukan lagi. Tapi timbulnya rasa cemas itu tetap saya pahami karena bagi saya itu masalah yang manusiawi saja. Di sisi lain bila ternyata dinyatakan tidak lolos itu berarti hilanglah kesinambungan rejeki yang akan diterima keluarga. Dan itu berarti akan menjadi masalah baru lagi.
Sebagai manusia kita juga sering didera rasa penuh keraguan. Masalah yang satu belum clear, sudah datang berbagai masalah lain lagi. Oleh karena itu selalu kita usahakan agar setiap masalah dapat cepat clear. Di sisi lain meskipun kita sudah yakin akan lolos dari masalah karena sudah yakin dengan skill yang sudah kita punyai, kita tetap harus siap tempur karena harus diakui ada saja faktor X yang dapat menjadi biang keladi yang membuat tidak lancarnya suatu masalah.
Keraguan, meski tidak berwujut, adalah sesuatu yang realistis. Oleh karena itu kedatangannya jangan dihindari, tapi dihadapi dan siapkan berbagai solusi. Jangan takut. Timbulkan rasa optimisme anda. Jangan siksa diri anda dengan rasa takut yang berlebihan dan menambah keraguan anda sendiri. Nanti masalahnya akan berputar di sekitar situ saja. Menjadi blunder.
Rasa takut dan rasa ragu terhadap diri sendiri adalah bagian dari emosi dan perasaan setiap manusia. Lucunya, tanpa kita sadari betapa sering kita mudah terpesona dengan ketegasan dan keberhasilan orang lain, sementara kita sendiri masih sibuk dengan perasaan mengasihani diri sendiri dan terus menyesali segala hal yang seharusnya dapat kita tinggalkan dengan segera.
Benar, kita harus belajar dari kesuksesan dan ketegasan orang lain. Kalau orang lain dapat melakukannya, mengapa kita tidak? Apa untungnya sibuk memelihara rasa membingungkan diri sendiri?
Bahwa kita pernah gagal, memang itu sebuah kenyataan, dan jangan lupa kita dapat belajar dari sana. Bersyukurlah bahwa kita pernah gagal karena itu dapat menjadi referensi kita sendiri untuk menghadapi masa yang akan datang. Betapapun pengalaman adalah merupakan guru yang paling baik.
Rasa takut dan keraguan sebenarnya adalah sinyal dan alarm yang ada dalam diri kita. Kenali dia baik-baik, persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Kalau kita takut gagal, kita juga mestinya juga harus takut sukses. Kok begitu? Lho, menjadi juara itu gampang, yang sulit mempertahankannya. Begitu juga dengan sukses.
Yang penting segeralah berbuat sesuatu. Tegas saja. Jangan biasakan suka menunda sesuatu, sering berbuat termangu-mangu. Sudah tidak bermanfaat, membuang-buang waktu pula. Apalagi masih saja melakukan sesuatu yang tidak penting. Bila sesuatu sudah tidak bisa atau susah sekali untuk diharapkan sebaiknya kita tinggalkan saja.
Kita semua berpotensi mempunyai rasa takut, ragu-ragu, dan rasa rapuh. Dan sayangnya banyak diantara kita yang membiarkan perasaan dan emosi negatif tersebut mendikte aksi atau tindakan yang kita lakukan. Berharap kepada Tuhan? Saya kira Tuhan pun berharap kita mempunyai ketegasan. Sikap ragu-ragu adalah hasil perbuatan setan.
Berikut tips mengatasi rasa keraguan :
Ikuti rasa hati.Banyak orang yang menyesal karena merasa seharusnya mengambil keputusan lain. Jadi sebelum sebuah tindakan dilakukan, tanyakan pada diri sendiri, "Untuk apa dan siapa kitaa melakukan ini?" Jika tujuannya hanya demi menyenangkan orang lain dan menentang kata hati, jangan pernah melakukannya. No way.
Tidak ada keputusan yang benar. Setiap kali keputusan diambil, ada hikmah sekaligus risiko di baliknya. Jadi jangan ragu jika akhirnya anda membuat sebuah keputusan, sebab tidak akan ada yang namanya pilihan paling benar. Pahami hal itu agar keraguan tak selalu muncul setiap anda mencoba mengambil keputusan.
Bila masih terus diliputi oleh rasa keraguan, jangan sekali-kali mengambil sebuah keputusan. Sebuah keputusan yang salah bila mengakibatkan dampak buruk yang berkepanjangan dapat memberikan rasa kesedihan yang berkepanjangan pula. Dan bukan tidak mungkin pada gilirannya itu dapat membentuk perilaku buruk yang tidak perlu.
Jika suatu keputusan dianggap gagal jangan buru-buru menghakimi diri sendiri dengan perasaan bersalah. Itu hanya akan terus melukai sendiri tiada henti. Bersikaplah tegas dan realistis. Segera ambil hikmahnya, dan jangan terus menerus menangisi diri sendiri. Bangkitlah. Menghibur diri sendiri, boleh. Tapi jangan terjebak rasa lebay yang tidak perlu. Hidup di dunia serasa terlalu singkat untuk bersedih ria. Umur kita tidak bisa dihitung dari seringnya kita menangis.
Kita terkadang sulit move on. Pilihan yang ditinggalkan biasanya sulit dilupakan. Itulah yang membuat kita sering ragu dengan keadaan yang sekarang. Namun sebenarnya perasaan sulit move on itu wajar. Jadikan perasaan itu sebagai cambuk untuk melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin mulai sekarang.
Yang terakhir jangan sungkan untuk berkonsultasi, boleh dengan para ahli atau dengan seseorang yang kita percayai. Karena penglihatan orang lain lebih jeli daripada diri kita sendiri. Mereka lebih teliti dan cermat. Bahwa hasil konsultasi jangan dimakan mentah-mentah, saya setuju, karena kita sendirilah yang mengetahui mana cocok diterapkan kepada diri kita sendiri. Jadihasil konsultasi kita olah lagi sendiri.
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "RASA RAGU SELALU MENGINTAI KITA"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.