Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ChatGPT untuk menciptakan realitas sosial melalui konstruksi sosial.

 Masih menjadi pertanyaan mampukah Teknologi Kecerdasan Buatan menciptakan Realitas Sosial melalui proses Konstruksi Sosial?


Konsepsi bahwa realitas sosial dibentuk oleh bahasa yang dikenal sebagai teori konstruksi sosial. Teori ini telah diperkenalkan oleh beberapa ahli sosial dan filsafat, termasuk George Herbert Mead, Ludwig Wittgenstein, dan Michel Foucault.

Sedangkan Peter L. Berger adalah salah satu tokoh yang memperkenalkan dan berkontribusi dalam pengembangan teori konstruksi sosial, yang menganggap bahwa realitas sosial dibentuk oleh bahasa dan interaksi sosial. Menurut Berger, realitas sosial diproduksi oleh individu dalam kehidupan sehari-hari mereka melalui interaksi sosial, komunikasi, dan tindakan kolektif. Berger juga menekankan pentingnya institusi sosial dalam membentuk realitas sosial, seperti agama, keluarga, dan pendidikan yang nota bene melalui bahasa.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa bahasa tidak hanya digunakan untuk menggambarkan realitas, tetapi bahasa juga merupakan faktor penting dalam membentuk realitas itu sendiri. Dengan menggunakan bahasa, individu dapat membangun makna dan menciptakan konsep-konsep sosial seperti budaya, norma, nilai, dan institusi.

Dengab demikian dalam hal ini, realitas sosial tidak dilihat sebagai suatu yang objektif atau terdapat di luar bahasa, tetapi sebagai hasil dari proses sosial yang melibatkan interaksi antara individu dan konsep-konsep yang telah mereka ciptakan melalui bahasa. Maka, teori bahasa sosial menunjukkan bahwa bahasa sangat penting dalam membentuk pandangan dunia dan pemahaman tentang realitas sosial.

Kemudian bagaimana dengan teknologi chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT itu akan mampu membentuk realitas sosial melalui proses konstruksi sosial? Yang pasti ChatGPT tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan realitas sosial secara langsung melalui konstruksi sosial. Konstruksi sosial yang sebenarnya merupakan hasil dari interaksi kompleks antara banyak faktor, seperti kebijakan pemerintah, kepercayaan budaya, nilai-nilai sosial, teknologi, dan banyak lagi.

Chat GPT (Generative Pre-training Transformer) adalah kecerdasan buatan yang cara kerjanya memakai format percakapan. Teknis sederhananya adalah seperti kita bertanya dengan guru di kelas, tetapi di Chat GPT kita bertanya kepada AI dan secara otomatis memperoleh jawaban dalam waktu singkat.

Namun meskipun demikian,  ChatGPT dapat berperan dalam membentuk opini dan pemahaman tentang realitas sosial dengan memproses informasi dan data yang diberikan oleh penggunanya. Sebagai contoh, ChatGPT dapat membantu pengguna dalam membahas atau memahami isu-isu sosial yang kompleks, serta memberikan perspektif yang berbeda-beda tentang topik tertentu. Yang perlu diingat bahwa ChatGPT adalah program AI yang terbatas dan hanya dapat memberikan informasi berdasarkan data dan pemrogramannya. Oleh karena itu, pengguna harus menggunakan keterampilan kritis dan akal sehat dalam mengevaluasi informasi yang diberikan oleh ChatGPT dan mengambil keputusan sendiri berdasarkan pemahaman mereka tentang realitas sosial.


Oleh karena itu, tidak perlu khawatir tentang kemampuan ChatGPT untuk menciptakan realitas sosial melalui konstruksi sosial. Perlu digarisbawahi bahwa teknologi dan program AI dapat memiliki dampak besar pada masyarakat dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan dampak sosial dan etis dari pengembangan dan penggunaan teknologi dan program AI. Dalam hal ini, peran pengguna dan pengembang teknologi sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bertanggung jawab dan berdampak positif pada masyarakat. 


Have a nice day.





NB: Dari berbagai sumber. Silahkan klik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.

Posting Komentar untuk "ChatGPT untuk menciptakan realitas sosial melalui konstruksi sosial."

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel