JANGAN BERMAIN API AKAN TERBAKAR KAU NANTI
Jangan bermain api akan terbakar kau nanti. Pepatah ini agaknya pas sekali dengan apa yang dialami dengan salah seorang selebritis wanita kita saat ini. Masalah ini tidak hanya menjadi pembicaraan tetapi menjadi sorotan masyarakat umum, bahkan pihak kepolisian turun tangan dan mengambil tindakan hukum. Dari sekedar saksi kini menjadi tersangka. Dengan demikian harus bersiap diri menjalani hukuman penjara. Anda pasti paham siapa selebritis wanita kita ini.
Bisa diduga awal mula kejadian ini memang diawali dengan perasaan iseng. Sebuah sikap bermain-main. Sebuah sikap yang tidak serius, namun pada akhirnya berujung menjadi masalah yang serius.
Diawali dari sebuah sikap yang tidak serius kemudian menjadi masalah serius bahkan super serius. Padahal seharusnya sebelum melakukan itu harus dipikir secara serius dulu karena dia sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Intinya dia mempunyai tanggung jawab.
Maaf, saya tidak bermaksud mengupas masalah pribadi tokoh kita ini beserta keluarganya. Biarlah urusan kehidupan mereka selanjutnya menjadi tanggung jawab mereka sendiri. Paling banter kita ikut merasa prihatin, serta mengambil hikmah dari adanya peristiwa ini. Itu saja.
Sesungguhnya pepatah jangan bermain api akan terbakar kau nanti juga berlaku kepada kita. Oh tidak, jangan-jangan kita sudah melakukannya. Atau bahkan mungkin lebih parah? Hanya untungnya belum ketahuan saja.
Peristiwa ini sebenarnya adalah masalah manusiawi. Artinya siapa saja bisa melakukannya, dengan konteks lebih ringan atau lebih berat. Betapa kita sering melakukan sebuah kesalahan dengan tanpa berpikir panjang dulu. Tidak didahului dengan sikap yang serius. Yang bertanggungjawab. Betapa kita sering melakukan kebodohan. Meskipun kita tentu tidak mau bila dikatakan bodoh.
Bermain api akan terbakar nanti dengan kata lain menjadi bumerang. Berbalik memukul diri kita sendiri. Merugikan diri kita sendiri. Tidak bisa hanya menyalahkan orang lain atau pihak lain.
Tapi kalau memang dasar egois, kalau memang memungkinkan bisa saja mencari kambing hitam untuk disalahkan. Misalnya menyalahkan takdir Tuhan karena pacarnya hamil. Itu sebuah argumen lucu. Memperlihatkan kebodohannya. Masalahnya dengan pacarnya dia berani melakukan hal begituan.
Intinya, dalam melakukan perbuatan apapun mari didasari dengan sikap dan berpikir cerdas. Tuhan membekali kita dengan panca indera dan otak serta hati nurani. Semuanya harus berjalan sejalan dengan ekosistem yang baik dan berimbang.
Betapa sering kita menilai kelebihan dan kekurangan orang lain. Kita mudah terpesona dengan tindakan orang lain. Betapa kita begitu mudah menilai serta menghakimi orang lain.
Nyamuk di seberang sungai kelihatan, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Boleh mengritisi orang lain tapi dalam koridor untuk mengambil pelajaran. Untuk menambah kekayaan ilmu dan kekayaan hati kita. Menambah inspirasi kita. Menambah kekuatan kita. Dengan melihat apa yang dilakukan oleh orang lain menjadikan pembelajaran untuk kita.
Orang lain tidak sempurna. Begitupun dengan kita. Oleh karena itu penting bagi kita untuk saling menasehati, saling mengingatkan. Bukan malah meledek, membully, atau menghina. Hanya Tuhan yang maha sempurna. Dia yang menciptakan langit dan bumi, siang dan malam, terang dan hujan, dan sebagainya yang terlihat kontradiksi itu sesungguhnya memuat sebuah pembelajaran.
Begitu juga bila kita berbuat suatu kebaikan janganlah membuat kita menjadi sombong. Menjadi lupa daratan. Menjadi narsis.
Tuhan wait and see. Buatlah Tuhan tersenyum.
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "JANGAN BERMAIN API AKAN TERBAKAR KAU NANTI "
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.