Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BAGAIMANA CARA ANDA MENJALANINYA?

Pada suatu kesempatan almarhum Prie GS, seorang budayawan dari Semarang, memaparkan pengertian makna kata "tapi", sebuah kata sederhana dan sering kita dengar. Dan karena sering kita dengar, dan memang itulah jeleknya kita, sering tidak pernah memperhatikan makna dari sebuah kata yang sangat sederhana. Maklum, masih mempunyai banyak kesibukan yang lebih penting. Memperhatikan makna sebuah kata sederhana hasilnya apa?


Kata "tapi" adalah sebuah kata penghubung. Sebuah kata yang mengandung arti "permintaan". Dan karena "sebuah permintaan" maka bisa saja kata "arti" berorientasi sebagai kata yang menohok atau tidak. Dalam sebuah kontrak perjanjian kerja misalnya, tidak akan muncul kata "tapi" namun jelas dalam pelaksanaan pekerjaan berkonsekuensi "kata tapi" jelas terpapar di depan mata. Dengan kata lain jangan mencoba melanggar isi dari kontrak perjanjian.


Bahkan di jaman semoderen seperti sekarang ini kata "tapi" diwujudkan dalam surat pernyataan demi untuk ketegasan, meskipun banyak orang yang memandangnya sebagai sebuah tindakan yang tidak perlu dilakukan, contoh membuat surat perjanjian sebelum  perkawinan. Bisa diduga isinya tidak boleh begini begitu.


Kata "tapi" bukan berposisi sebagai kebutuhan primer (pokok). Tapi konotasi yang diberikan seperti kebutuhan primer.


Di penjelasan Prie GS dia menceritakan seorang temannya yang mengeluh tentang teman baiknya yang tega menipu. "Bukan cuma apa yang ditipu, tetapi siapa yang menipu, itulah yang menyakitkan hatiku," kata si teman Prie GS ini.

 

Seorang teman yang dianggap baik tentu adalah seseorang yang spesial, seseorang yang dianggap khusus, spesial. Seseorang yang bisa dipercaya, bisa diberi tanggungjawab. Seseorang yang sudah dianggap seperti keluarga. Dengan demikian jelas terasa menyakitkan bila dia tega melakukan penipuan kepada kita. 


Padahal sebagaimana kita ketahui: kedekatan dan kepercayaan adalah dua hal yang sangat berbeda sekali. Tidak ada rumusnya mereka harus sama. Kalau harus dipaksa maka akan mendatangkan banyak persoalan dalam hidup. Bukankah dalam hidup banyak terjadi masalah yang bersifat kontra? Yang seharusnya baik ternyata menipu dan yang seharusnya setia ternyata selingkuh dan sebagainya? Kalau rumusnya harus dipaksa akan menimbulkan banyak kata tapi di belakangnya. Misal seorang teman baik boleh menipu, maka akan timbul kata: "Tapi." Tapi kan kebangetan karena saya kan sudah menganggapnya teman baik." Atau "Dia kan tahu aku sangat mencintainya." Dan sebagainya.


Jadi betapa kata "tapi" itu adalah biang persoalan besar dalam hidup.  Semua ini gara-gara ada banyak syarat yang kita tetapkan atas segala sesuatu, termasuk kepada para teman baik, kepada orang yang sangat kita cintai, atau yang lainnya dan ternyata menjadi para penipu itu, dengan memakai alasan atau tidak.


Kata "tapi" menyiratkan sebuah syarat. Padahal Tuhan dalam menciptakan manusia tidak menggunakan menggunakan kata "tapi". Manusia diberi kebebasan dalam menjalani kehidupannya. Mau beriman atau beribadah atau tidak. Dan karena sayangnya kepada manusia, Tuhan menurunkan kitab suci dan para Nabi sebagi pedoman dan acuan manusia dalam menjalani kehidupannya. 


Have nice a day.






Notes: blog ini diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terimakasih.


Posting Komentar untuk "BAGAIMANA CARA ANDA MENJALANINYA?"

Guno Display
Guno feed
Guno Artikel