BAGAIMANA SIKAP ANDA KEPADA ORANG YANG SUKA MEMPROVOKASI ANDA?

Bila suatu ketika seorang teman anda mengatakan, "Awas hati-hati, di ruangan itu ada hantunya!" Apa reaksi anda? Takut, cemas, biasa saja, atau malah nekat?

Memang bisa saja apa yang dikatakannya adalah benar, namun bisa juga salah. Okelah, taruh saja apa yang dikatakannya adalah benar. Tapi anda tentu tahu bahwa hantu adalah ciptaan Tuhan juga seperti kita. Katakanlah wajahnya jelek dan seram, anda tentu kaget atau takut karenanya. Tapi percayalah hantu tidak akan menggit anda apalagi memakan anda. Soal menggigit dan memakan malah profesional hewan.

Kalau anda malah nekat memasuki ruangan itu dengan sikap yang dibuat segagah mungkin, sebaiknya jangan. Itu akan mengesankan sikap anda sombong. Padahal kalau kebetulan memang ada hantunya dan anda menjadi ketakutan sekali, anda akan ditertawai oleh orang banyak. Akan memalukan diri sendiri.

Sebaiknya bersikap biasa saja. Tidak usah bersikap yang aneh-aneh. Bisa jadi teman anda hanya menakut-nakuti saja. Menguji mental anda. Memprovokasi anda saja.

Secara logika seharusnya anda dapat berpikir dulu: "Ada hantunya? Apakah itu masuk akal?" Akan tampak sangat bodoh bila anda langsung percaya saja dengan tanpa dipertimbangkan lebih dulu. Lagipula itu dapat menggambarkan bahwa anda adalah termasuk orang yang mudah diprovokasi. Ditakut-takuti. Lebih buruk lagi, anda ternyata adalah orang yang mudah dipengaruhi. Mudah diganggu. Dengan hal yang tidak masuk akal pula.

Dalam pergaulan, apalagi dalam bekerja, bila anda mempunyai tipe orang yang mudah diganggu, atau diprovokasi tentu itu sangat berbahaya sekali. Urusannya bisa gawat.

Dalam dunia kerja dimana setiap personil sangat dituntut harus mempunyai sikap yang tegas, cerdas, bijaksana, jujur dan bersih dalam segala hal. Akan sangat beresiko sekali bila anda mempunyai sikap yang mudah dipengaruhi. Anda akan terlihat sangat tidak konsisten, bahkan mungkin terkesan plin-plan. Tidak konsisten. Jika ini yang terjadi maka "value" anda akan goyah. Nilai anda menjadi anjlok di mata teman-teman anda.  Akibatnya anda dapat kehilangan promosi. Dan itu tidak peduli walaupun anda seorang owner sekalipun. Anda akan dijauhi oleh orang-orang.

Orang yang memprovokasi (mempengaruhi) anda biasanya orang yang dekat dengan anda, bahkan mungkin teman yang selama ini sangat anda beri kepercayaan. Itulah sebabnya dia pasti mempunyai akses untuk masuk ke otak dan hati anda. Padahal bisa saja dia mempunyai sebuah agenda. Walau dia terlihat sangat baik, anda harus berhati-hati. Katakanlah walau itu memang demi kebaikan bersama, anda tetap harus mempertimbangkannya secara sungguh-sungguh, karena bagaimanapun itu bukan ide yang datang dari dia jadi bukan murni ide dari anda. Dapat saja sebenarnya usulan yang diberikan dia sebetulnya bersifat membias dimana dia sendiri akan mendapatkan sebuah keuntungan pribadi.

Apalagi bila tujuannya adalah untuk menjeremuskan anda, bisa diduga itu pasti untuk mempermalukan anda. Kerugian yang diderita anda bisa saja berupa kehilangan jabatan, kehilangan kepercayaan, menghantam kehormatan, bahkan dapat juga kehilangan harta benda.   

Segala apa yang ada di dunia ini dapat tidak sebaik seperti apa yang terlihat oleh mata kita. Dapat lebih baik atau dapat juga lebih buruk. Kalau ternyata lebih baik berarti hebat. Amazing. Bila lebih buruk celakah kita karena kita telah tertipu. Tapi jangan salah, bukan kita yang bodoh tapi dia memang orang yang pandai menipu dan menfaatkan celah yang ada pada anda.

Dalam dunia ini apa saja dapat terjadi. Bisa saja orang yang selama ini kita anggap baik ternyata berubah menjadi licik. Menjadi culas. Namun ada juga yang sebaliknya, atau dia tetap dalam keadaan begitu (baik dan setia) terus, tetap konstan seperti biasanya. 

Kita tidak perlu malah yang berubah menjadi tukang curiga, namun berusaha untuk terus memelihara diri menjadi tetap waspada dan semakin berhati-hati. Dan itu bukan tindakan yang salah. Malah seharusnya memang harus begitu. Dan ini bukan demi kebaikan kita saja tapi demi kebaikan dia juga. Demi dapat lancarnya menggapai tujuan kita bersama.

Menjadi tukang curiga bukanlah suatu tindakan yang produktif. Tidak ada untungnya. Malah merugikan. Kita menjadi seorang pesakitan yang perlu mendapatkan perawatan. Menjadi tukang curiga dapat menjadi beban orang lain. Cenederung membuat orang lain merasa tidak nyaman dan tidak tenang. Berpotensi dapat mengusik kebahagiaan yang semula ada.

Padahal masalah memprovokasi, mempengaruhi, dan menjerumuskan dapat terjadi di semua sektor lingkungan, baik dalam lingkungan pergaulan biasa, organisasi, politik, pekerjaan, dan bisnis.

Dapat terbungkus dalam berbagai bentuk: Manis, sejuk, menghibur, melenakan, bahkan ada yang secara terang-terangan. Disampaikan dengan sinis.

Intinya: Janganlah kita menjadi mudah heran, kaget, marah, dan diadu omba. Menjadi mudah dipengaruhi. Penting kita sadari bahwa setiap orang pasti mempunyai kepentingan serta kebutuhan. Dan itu dapat membuat perubahan yang tidak dapat kita duga. Kita tidak dapat memperkirakan apa yang akan terjadi ke depan. Kita tidak pernah akan tahu apakah tim kita akan tetap solid dan terus mendukung kita, ataukah justru akan menghancurkan kita? Pertanyaan yang tidak kalah penting adalah: Apakah selama ini sikap, kebijaksanaan, dan tindakan kita sudah tepat kepada mereka? Dapat memberikan kenyamana kepada mereka? Dan seperti yang kita ketahui bahwa masalah kepuasan itu relatif.

Pepatah bilang: "Memang lidah tidak bertulang." Namun ada pula pepatah yang tidak kalah penting: "Harimau mati meninggalkan belang." Kehormatan, keharuman nama tidak pernah dilupakan oleh orang. Oleh sejarah. Mempunyai sikap yang jahat, culas, dan bodoh dalam bertindak akan membuat nama menjadi terpuruk. Demikian pula yang sebaliknya: Mempunyai sikap yang jujur, bijaksana, tegas, tegar, dan sabar, membuat namanya akan selalu dikenang orang. Dihormati. Nah, anda akan pilih yang mana?

Have a nice day.

Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.