HIKMAH SIDANG FERDY SAMBO
Seperti yang kita ketahui drama dalam realita yang cukup mencekam sidang Ferdy Sambo cs berakhir pada sidang pembacaan vonis hari Rabu tanggal 15 Pebruari 2023 dimana sejak hari Senin sebelumnya dilaksanakan sidang vonis untuk Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawati, pada hari Selasa sidang vonis untuk Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Makruf, sedang sebagai klimaksnya pada hari Rabu sidang vonis untuk Richard Eliezer. Secara total waktu persidangan ini telah memakan waktu selama tujuh bulan lebih.
Dari semula tuntutan Jaksa Penuntut Umum untuk Ferdy Sambo dituntut hukuman penjara seumur hidup yang kemudian divonis hakim hukuman mati, Putri Candrawati yang semula dituntut oleh Jaksa hukuman penjara selama 8 tahun kemudian divonis hakim hukuman penjara selama 20 tahun, Kuat Makruf yang semula dituntut oleh Jaksa hukuman penjara selama 8 tahun kemudian divonis hakim penjara selama 15 tahun, Ricky Rizal Wibowo yang semula dituntut oleh Jaksa 8 tahun kemudian divonis hakim kukuman penjara selama 13 tahun, dan Richard Eliezer yang semula dituntut oleh Jaksa hukuman penjara selama 12 tahun divonis hakim kukuman penjara selama 1 tahun 6 bulan.
Sidang Ferdy Sambo cs ini bisa dikatakan memang unik karena mampu menyedot perhatian dan emosional publik Indonesia. Richard Eliezer mendapatkan banyak simpati dan empati. Presiden Joko Widodo sendiri tercatat sampai 4 kali berpesan kepada Kapolri agar kasus pembunuhan ini dapat dibuka dan dilaksanakan secara terang benderang sehingga dapat berjalan dengan transparan, kredibel dan independen.
Dan yang hebat lagi baru di persidangan kali ini seorang terdakwa pembunuhan (Richard Eliezer) mendapatkan banyak dukungan dari publik serta mendapatkan pengampunan plus support dari orang tua korban pembunuhan.
Memang sebagai ungkapan rasa penyesalan dan permintaan maaf kepada semua pihak Richard Eliezer memilih menjadi Justice Collaborator yang akan membuka kasus ini secara jujur, apa adanya. Padahal sebelumnya dia dalam sebulan sempat menutupi kasus ini mengikuti skenario Ferdy Sambo.
Pihak Jaksa Penuntut Umum mungkin juga merasa kecele karena ternyata tidak menduga sama sekali bahwa vonis hakim yang dijatuhkan akan seperti itu. Dan bisa diduga apabila pihak Jaksa akan memperpanjan masalah itu akan banyak menuai kecaman dari publik.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kasus ini bermula dari terbunuhnya Brigadir Joshua karena ditembak pada tanggal 8 Juli 2022 di Jakarta.
Dan harus diakui dari terjadinya kasus itu sampai jatuhnya vonis kepada para terdakwa telah banyak memberikan pelajaran dan hikmah bagi kita semua, baik secara keilmuan hukum maupun religi.
Kita memang selalu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, walaupun segalanya telah direncanakan dengan cermat dan teliti. Ternyata ada saja faktor X dan campur tangan dari Tuhan dalam penyelesaiannya. Apalagi lagi kalau suatu kejadian atau kasus dibangun dari sebuah kebohongan maka peristiwa itu akan rapuh dan cepat ambruk.
Dari semula tuntutan Jaksa Penuntut Umum untuk Ferdy Sambo dituntut hukuman penjara seumur hidup yang kemudian divonis hakim hukuman mati, Putri Candrawati yang semula dituntut oleh Jaksa hukuman penjara selama 8 tahun kemudian divonis hakim hukuman penjara selama 20 tahun, Kuat Makruf yang semula dituntut oleh Jaksa hukuman penjara selama 8 tahun kemudian divonis hakim penjara selama 15 tahun, Ricky Rizal Wibowo yang semula dituntut oleh Jaksa 8 tahun kemudian divonis hakim kukuman penjara selama 13 tahun, dan Richard Eliezer yang semula dituntut oleh Jaksa hukuman penjara selama 12 tahun divonis hakim kukuman penjara selama 1 tahun 6 bulan.
Sidang Ferdy Sambo cs ini bisa dikatakan memang unik karena mampu menyedot perhatian dan emosional publik Indonesia. Richard Eliezer mendapatkan banyak simpati dan empati. Presiden Joko Widodo sendiri tercatat sampai 4 kali berpesan kepada Kapolri agar kasus pembunuhan ini dapat dibuka dan dilaksanakan secara terang benderang sehingga dapat berjalan dengan transparan, kredibel dan independen.
Dan yang hebat lagi baru di persidangan kali ini seorang terdakwa pembunuhan (Richard Eliezer) mendapatkan banyak dukungan dari publik serta mendapatkan pengampunan plus support dari orang tua korban pembunuhan.
Memang sebagai ungkapan rasa penyesalan dan permintaan maaf kepada semua pihak Richard Eliezer memilih menjadi Justice Collaborator yang akan membuka kasus ini secara jujur, apa adanya. Padahal sebelumnya dia dalam sebulan sempat menutupi kasus ini mengikuti skenario Ferdy Sambo.
Pihak Jaksa Penuntut Umum mungkin juga merasa kecele karena ternyata tidak menduga sama sekali bahwa vonis hakim yang dijatuhkan akan seperti itu. Dan bisa diduga apabila pihak Jaksa akan memperpanjan masalah itu akan banyak menuai kecaman dari publik.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kasus ini bermula dari terbunuhnya Brigadir Joshua karena ditembak pada tanggal 8 Juli 2022 di Jakarta.
Dan harus diakui dari terjadinya kasus itu sampai jatuhnya vonis kepada para terdakwa telah banyak memberikan pelajaran dan hikmah bagi kita semua, baik secara keilmuan hukum maupun religi.
Kita memang selalu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, walaupun segalanya telah direncanakan dengan cermat dan teliti. Ternyata ada saja faktor X dan campur tangan dari Tuhan dalam penyelesaiannya. Apalagi lagi kalau suatu kejadian atau kasus dibangun dari sebuah kebohongan maka peristiwa itu akan rapuh dan cepat ambruk.
Sehebat apapun keadilan yang dilakukan oleh Majelis Hakim adalah keadilan yang dilakukan oleh manusia, mahluk ciptaan Tuhan sama seperti kita. Berarti keadilan yang dilakukan oleh Tuhan nanti pasti lebih hebat dan dahsyat daripada itu. .
Dan sesungguhnya mudah saja bagi Tuhan untuk membongkar kebohongan yang kita buat dengan rapi itu. Dalam membongkar kebohongan itu dengan jalan yang tidak jauh-jauh, yaitu dari sikap atau omongan mulut kita sendiri.
Saya masih ingat dari video di media sosial yang saya tonton ketika Ferdy Sambo ditanya hakim tentang berapa kali Richard Eliezer menembak Josua, Ferdy Sambo menjawab dengan mantap sebanyak lima kali (di sidang sebelumnya Richard Eliezer mengaku menembak sebanyak tiga atau empat kali), kemudian hakim membacakan hasil autopsi dari Tim Forensik bahwa ada tujuh tembakan luka masuk yang ada di tubuh almarhum Josua. Hakim bertanya lagi kalau Ferdy Sambo mengatakan Richard Eliezer menembak sebanyak lima kali lalu yang menembak dua kali itu siapa? Ferdy Sambo menjawab tidak tahu, tapi saya yakin hatinya pasti melongo.
Have a nice day.
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Dan sesungguhnya mudah saja bagi Tuhan untuk membongkar kebohongan yang kita buat dengan rapi itu. Dalam membongkar kebohongan itu dengan jalan yang tidak jauh-jauh, yaitu dari sikap atau omongan mulut kita sendiri.
Saya masih ingat dari video di media sosial yang saya tonton ketika Ferdy Sambo ditanya hakim tentang berapa kali Richard Eliezer menembak Josua, Ferdy Sambo menjawab dengan mantap sebanyak lima kali (di sidang sebelumnya Richard Eliezer mengaku menembak sebanyak tiga atau empat kali), kemudian hakim membacakan hasil autopsi dari Tim Forensik bahwa ada tujuh tembakan luka masuk yang ada di tubuh almarhum Josua. Hakim bertanya lagi kalau Ferdy Sambo mengatakan Richard Eliezer menembak sebanyak lima kali lalu yang menembak dua kali itu siapa? Ferdy Sambo menjawab tidak tahu, tapi saya yakin hatinya pasti melongo.
Have a nice day.
NB: Silahkan diklik gambar tiga baris sejajar cari kata ARSIP untuk mencari artikel yang lainnya. Terima kasih.
Pelajaran berharga.
BalasHapusHo'oh mak cik 😁
Hapus