Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SEPERTI APA SEBENARNYA KITA?

Sebenarnya ini adalah tulisan lama saya. Namun karena sampai sekarang relevansinya masih sangat kuat maka  saya unggah lagi. Terima kasih.

*****


Suatu ketika KH. Abdurahman Wahid atau yang terkenal disebut Gus Dur ditanyai oleh seseorang. 


 "Gus apa kuncinya untuk bahagia?"


"Jangan memikirkan apa yang kamu tidak tahu."


"Lha yang kalau sudah tahu Gus?"

Guno Display


"Lha kalau sudah ketahu ngapain dipikir?"


Gus Dur memang seorang kyai, mantan Presiden, yang dikenal humoris dan berkelakuan yang sangat bersahaja. Apa yang dikatakan sebenarnya tidak hanya lucu, tapi Pucapan cerdas dan sering menyentil masalah sosial atau terjadinya suatu peristiwa.


Apa yang dikatakan di atas tidak hanya menyentil kita, tapi menohok kita. Mengingatkan kita. Betapa selama ini, disadari atau tidak, kita sering bertindak bodoh dan sia-sia. Menggunakan waktu dan enerji kita untuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak kita pahami dan urusannya tidak perlu kita campuri.


Meski mungkin tidak memikirkan tapi setidaknya membicarakan atau mungkin hanya sekedar melihat-lihat atau membaca. Padahal bukan saja sesuatu yang kita tidak tahu, mempunyai kepentingan saja tidak.


Kita sering nimbrung bila, boro-boro membicarakan sebuah peristiwa besar, hanya sekedar membicarakan tetangga yang sedang bertengkar atau selingkuh atau apalah, kita ikut berperan aktif dalam pembicaraan. Malah terkadang bertindak seperti sedang menjadi pembicara utama dalam seminar. Itu saja masih dibumbui sok tahu, sok kuasa, sok pintar sendiri. Apa tidak hebat kita?


Terkadang masih ditambahi dengan hal yang lebih parah yaitu menambah-nambahi atau mengurangi atau membelokkan kisah kejadian yang sebenarnya. Intinya, dapat membuat asyik. Hoax arau tidak, itu tidak penting.


Kita merasa senang bahkan menimbulkan kebanggaan bila omongan kita didengar atau dipercaya oleh orang. Kita tiba-tiba merasa menjadi manusia paling super bila menjadi pusat perhatian orang.


Padahal kita sedang menjadi manusia yang super bodoh bila melakukan hal itu. Kita menjadi manusia yang merugi, dungu, dalam beberapa hal: membuang-buang waktu, enerji, menjadi pembual, bahkan bisa saja menjadi tukang fitnah.


Mendingan waktu dan enerji yang ada, kita gunakan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita sendiri atau untuk orang lain. Yang bisa menghasilkan tambah ilmu atau uang atau setidaknya yang bisa mendatangkan pahala. Yang dapat mendekatkan diri kepada Tuhan.


Apalagi jaman sekarang banyak sekali kemudahan dalam bermedia sosial. Di sana mudah sekali menimbulkan fenomena gasak-gesek-gosok. Kalau tidak hati-hati kita dapat terperosok kepada kebodohan dan kedunguan yang nyata. Moderen peralatannya tapi sejatinya kembali ke masa jahiliyah, ke masa kebodohan.


Guno feed

Sekarang terserah Anda untuk memilih. Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah pilihan.






Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.



Guno Artikel

Posting Komentar untuk "SEPERTI APA SEBENARNYA KITA?"