BAGAIMANA ANDA MEMPERLAKUKAN DIRI ANDA SENDIRI?
Dulu perusahaan kami bermitra kerja dengan PERTAMINA dan kami mendapat tugas mengerjakan pekerjaan di Instalasi Pengapon Semarang. Tugas kami sebagai Tim Pelaksana Pemadam Kebakaran, Tim Penjaga serta Pemilihara Genset, dan sebagainya. PERTAMINA Instalasi Pengapon melayani pasokan BBM untuk semua SPBU, kapal yang bersandar di pelabuhan, pesawat terbang yang ada di lapangan udara Ahmad Yani, serta semua pabrik di wilayah Semarang.
Tim Pemadam Kebakaran tugasnya: Memadamkan kebakaran dan memelihara serta membersihkan segala peralatan pemadam kebakaran yang ada. Saya pernah mengikuti latihan memadamkan kebakaran di Instalasi Pengapon. Dan karena dalam latihan tersebut yang dibakar adalah minyak BBM maka pelaksanaannya cukup unik. Kami berlatih memadamkam kobaran api yang berkorbar menjulang tinggi di udara sekitar 30 - 50 meter, bahkan pernah dicoba sampai sekitar 75 meter, (simulasi kebakaran dengan memakai alat khusus). Dengan demikian meskipun kita berdiri dijarak 50 meter dari pusat titik api akan merasakan hawa panas akibat kobaran api yang cukup tinggi.
Dalam latihan tersebut dengan memakai teori payung air, dimana sebelum dan selama latihan berlangsung air disemprotkan ke tubuh petugas pemadam kebakaran agar tubuh tidak merasa kepanasan dengan suhu udara tinggi yang dipancarkan dari nyala api. Setiap SPBU dan pabrik mendapat jatah mengirimkan karyawannya untuk mengikuti jadwal latihan memadamkan kebakaran tersebut secara bergiliran.
Bla tidak ada tugas latihan, para karyawan kami mendapat tugas memelihara perlatan alat pemadam kebakaran, termasuk mengecat pipa. Pipa ini sebenarnya dipakai untuk menyalurkan BBM dari Instalasi PERTAMINA Pengapon ke pelabuhan untuk mengisi BBM ke Kapal-Kapal yang berlabuh dan bersandar di pelabuhan Semarang.
Ada peristiwa lucu dari kegiatan mengecat pipa ini dimana para karyawan kami menyampaikan keberatannya ke perusahaan kami karena mendapat tugas harus mengecat pipa yang sebenarnya tidak termasuk spesifikasi tugas tim pemadam kebakaran, ini terus urusannya bagaimana? Saya hanya tersenyum mendengar keluhan dan komplain mereka. Dengan sabar dan dengan perkataan yang penuh kehati-hatian saya berkata kepada mereka: "Kalian itu seharusnya berterima kasih kepada Intalasi Pengapon, bukannya malah mengeluh." Mereka semula tampak pada bingung dan bertanya lagi: "Lha maksudnya bagaimana pak?"
Saya tersenyum geli melihat kebingungan mereka. "Begini ya," Kata saya. "Saat kalian mengecat kan dimodali membawa 1 kaleng yang berisi 5 kg cat. Nah sambil mengecat, kalian hitung satu kaleng itu dapat mengecat berapa meter persegi? Nah, dengan demikian, bila suatu saat kamu sedang di rumah tiba-tiba didatangi oleh tetanggamu yang bertanya kalau ruang tamu dan ruang kamar di rumahnya akan dicat itu akan membutuhkan berapa kaleng cat, maka kamu tinggal menghitung saja berapa meter persegi luasnya? Nah, dengan kata lain, ketika kalian disuruh mengecat pipa itu dapat dimanfaatkan sebagai arena latihan untuk menghitung mengecat dinding rumah. Disuruh berlatih dengan tidak membayar kok malah dikeluhkan. Yang benar saja." Mereka pada tersenyum malu.
Dan itulah kita. Sering memandang sesuatu dengan pikiran sempit. Sering mendahulukan prasangka yang bukan-bukan. Yang diperhitungkan hanya yang terlihat di depan mata saja. Lebih parah lagi, sering diutamkan bertujuan untuk mendapatkan uang yang menjadi prioritas utama. Pemikiran otak didominasi bagaimana caranya agar kita mendapatkan keuntungan. Padahal seringkali pada kenyataanya dari kisah yang saya ceritakan tadi kita dapat mendapatkan berbagai keuntungan. Dari mulai silaturahmi, uang, dan kepandaian. Betapa seringnya otak dan hati kita dijejali dengan pemikiran dan permasalahan-permasalahan kecil. Suatu hal yang sangat disayangkan sekali.
Have a nice day.
Notes: Silahkan di klik tanda tiga baris di sebelah kanan atas lalu muncul kata ARSIP lalu di klik akan muncul pilihan bulan kapan tulisan dimuat. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "BAGAIMANA ANDA MEMPERLAKUKAN DIRI ANDA SENDIRI?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.