GUNJINGAN ORANG, HARUSKAH KITA MENANGGAPINYA?
Dalam pergaulan sehari-hari, kita tidak luput dari mendengar omongan orang. Kalau omongan itu tentang orang lain alias bukan tentang kita, biasanya tidak menimbulkan masalah bagi kita meskipun kadang kita merasa risi karena terpaksa mendengarnya. Masih lumayan bila omongan itu tentang prestasi orang itu, namun bila tentang keburukkan, itu dia, yang membuat kita menjadi jengah karenanya. Betapapun, omongan tentang yang baik apalagi yang buruk dari seseorang adalah bukan merupakan urusan kita. Jadi kita kita mendengarnya karena terpaksa.
Omongan orang alias gunjingan orang, ibaratnya adalah sebuah peluru yang ditembakkan orang. Masih mendingan bila digunjingkan dihadapan orang yang bersangkutan, malah dapat menjadi bahan untuk berdiskusi. Tapi biasanya digunjingkan di belakang orang yang bersangkutan. Dan biasanya pula omongan berorientasi pada pergunjingan yang bernada negatif daripada positif. Itu ibarat dari sebuah letupan kecil yang sangat mungkin dapat menjelma menjadi kobaran api yang sangat besar. Dan itu bahayanya sangat berdampak besar.
Yang terasa konyol adalah terus kita akan melangkah atau berbuat sesuatu lantas menjadi kuatir bila nanti dapat mengundang orang untuk memberikan komentar. Ini dapat terasa memenjarakan diri kita. Menjadi takut untuk berbuat apa-apa. Kalau terjadi pergunjingan kita bersusah payah menjelaskan kepada orang lain atas apa yang kita lakukan, hanya karena kamu tidak mau mereka salah menilai. Kita akan berbuat acuh saja? Pertanyaannya sampai kapan kita harus bertahan?
Benar, kalau dipikir-pikir, terkadang omongan orang lain hanya asal saja.Omongan yang tidak jelas. Bisa jadi mereka juga sebenarnya tidak benar-benar peduli kepada kita. Jadi, kalau kita meladeni hanya malah buang-buang waktu saja. Tapi mengabaikan omongan orang memang tidak segampang itu. Meski kita tahu itu dampaknya buruk untuk kita, kadang sulit juga untuk tidak mendengarkan, karena omongan itu memang terdengar.
Seperti yangg telah disinggung tadi, terlalu memikirkan omongan orang lain adalah cara paling mudah untuk memenjarakan diri dan membunuh potensi kita sendiri. Benar, mungkin kita takut ditinggalkan bila tidak menyesuaikan diri dengan apa yang mereka inginkan. Tapi percayalah, sendiri itu tidak selalu sepi.
Ada yang terasa lucu. kalau mereka punya hak asasi untuk membicarakan orang, lha terus hak asasi kita dimana? Akhirnya kita berpendapat kita tidak perlu menghindari konflik karena sesempurna apa pun kita, orang akan tetap saja selalu mencari kelemahan kita. Ya mari kita ambil saja sisi positifnya. Merteka yang sering menyerang kita dengan kata-kata tajam sekalipun sesungguhnya mengakui apa yang bisa kita lakukan. Mereka hanyalah sekelompok orang yang sedang sakit hati.
Lagipula selalu mengikuti omongan orang tidak akan selalu membuat kita keren dan hebat kok. Betapapun, yang membuat kita paling menarik adalah kepercayaan kita pada diri sendiri dan kita bisa menjadi apa pun yang kita inginkan. Toh tidak ada satu pun orang yang tahu sampai kapan kita hidup di dunia. Bagaimana kalau waktu kita habis sebelum kita menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya?
Terlalu mempedulikan omongan orang hanya akan membuat kita ragu-ragu dalam melangkah. Padahal kalau terjadi apa-apa, bukan mereka yang dirugikan. Ada perbedaan itu biasa dan setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna. Semua orang semestinya sudah mengerti tentang ini.
Namun harus kita sarai kadang kekhawatiran kita tidak bisa dikendalikan, harus diingat bahwa sebenarnya apa yang kita pikirkan itu tidak selalu benar. Lagipula mengurusi hal-hal yang bukan urusan kita itu hanya menambah beban hidup kita. Jadi kita tidak perlu menjelaskan kepada mereka tentang bagaimana cara kita menjalani hidup. Selama cara hidup kita tidak mengambil hak orang lain dan tidak merugikan diri sendiri, maka jalanilah dengan bangga dan percaya diri. Abaikan omongan orang-orang yang belum tentu mengenal kita dengan baik, tapi sudah menuntut banyak hal sampai-sampai mereka lupa kalau kita hanyalah manusia biasa.
Jadi, jangan sampai hidup kita didekte oleh orang lain. Itu sama saja kita tidak menghargai diri kita sendiri termasuk segala potensi yang kita punyai. Kita hidup berpacu dengan waktu dan kita selama ini belum memaksimalkan seluruh potensi yang ada pada diri kita. Jangan sampai kita terjebak kepada menuruti hal-hal yang negatif. Mari jadikan diri kita yang dapat menebarkan kemanfaatan yang baik kepada sesama. Semoga Tuhan memberikan kekuatan lahir batin kepada kita semua. Amin.
Have a nice day.
Notes: Tulisan lainnya dapat dilihat di:
solusi-guno.blogspot.com (Perpustakaan abadi).
guno 63.wordpress.com (Perpustakaan abadi in English).
Diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "GUNJINGAN ORANG, HARUSKAH KITA MENANGGAPINYA?"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.