MEMBERIKAN IDENTITAS DIRI DI MEDIA MASSA DAPAT MEMBERIKAN DAMPAK
Sebenarnya masalah ini pernah saya singgung di beberapa tulisan saya di blog. Bahkan seingat saya tidak hanya sekali. Namun saya merasa perlu menulisnya lagi karena saya tergelitik dan terdorong untuk mengupas ini. Ini sangat penting. Bila perlu mari kita diskusikan masalah ini sebagai masukan untuk saya.
Jujur saja, terus terang saja saya menolak permintaan pertemanan di fb dari beberapa pria dan wanita. Bukannya saya sombong, tapi saya tidak mau berteman dengan orang yang indentitasnya tidak sangat jelas. Semuanya terkesan disembunyikan. Saya heran saja, mengapa harus disembunyikan? Sementara anda mungkin menginginkan lawan anda beridentitas jelas. Byahakan ang sangat jelas mungkin. Kalau ini yang anda inginkan, ya jelas tidak adil.
Saya sebenarnya sangat setuju dan bisa memahami bahwa tidak mungkin semua indentitas kita dibuka secara gamblang. Karena bisa saja indentitas kita akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebagai bahan data untuk mengajukan pinjaman online misalnya, atau untuk tujuan politik, untuk mengadu domba, provokasi, membuat informasi hoax, membuat kabar yang menyesatkan, dan sebagainya. Ini jelas sangat berbahaya dan harus dicegah sedini mungkin, karena kita bisa merasakan repot sekali mengingat semua imbasnya dapat menghantam kita.
Ketidak jelasan malah dimulai dari yang sangat mendasar sekali. Mulai dari nama (malah ada yang memakai semacam kalimat puisi, kalimat lagu, sekedar lucu, atau asal-asalan saja).
Kemudian kota domisili, ini juga tidak tertera. Padahal kita pasti ingin tahu kita mempunyai teman di mana saja). Malah ada yang menulis dari kota di luar negeri. Maaf, bukannya kita tidak percaya, tapi jelas meragukan.
Kemudian foto. Ada yang tidak mencantumkan sama sekali, atau memakai gambar yang tidak semestinya. Foto anda biasanya sangat dipercayai valid bila ada tokoh yang mendampingi: entah itu pejabat, artis, tokoh masyarakat yang sangat dikenal oleh publik.Yang memaki foto sendirian pun juga akan diakui itu valid bila foto itu konsisten anda tampilkan, baik sendiri maupun bersama teman.
Kemudian hobi. Meskipun ini dirasa tidak penting, tapi pembaca dapat tahu apa yang menjadi kesukaan si obyek. Lagipula siapa tahu ada hubungannya dengan usaha bisnis dari pembaca. Akan sangat dirasakan kebetulan sekali.
Kenudian pekerjaan. Ada yang mencantumkan dengan asal saja, PT. Cinta Sejati, PT. Mondar-Mandir, Pengacara (Pengangguran Banyak Acara), dan sebagainya. Walaupun mungkin fb atau google menyediakan, alangkah baiknya bila tidak dipergunakan.
Kemudian tanggal lahir tidak disebutkan. Ini bisa dipahami, karena obyek mungkin malu tanggal dan tahun kelahirannnya diketahui oleh orang lain. Ini dapat dimengeti. Bisa saja obyek beranggapan toh itu tidak diperlukan oleh orang lain. Padahal ya ada yang ingin tahu. Sehingga nanti dapat diatur nanti bahan ngobrolnya seperti apa disesuaikan dengan level umurnya.
Begitu pula nomor telponnya. Banyak yang disembunyikan.
Pasti anda pun sangat mengerti dan memahami bahwa bermedia sosial di dunia maya sangat rawan akan mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya. Tetapi bila kita sudah berniat dan mantap akan memasuki dunia tersebut ya harus sudah mempersiapkan mental kita terlebih. Jangan sampai sudah memasuki tapi kita malah merasa ngeres dan lebay ketika kita mendapat tanggapan yang begini atau begitu. Kalau begitu kejadiannya ya jangan salahkan orang lain. Padahal kita ya ingin dikenal oleh orang lain dan tampil dengan lemah gemulai, jinak-jinak merpati, ingin memberi kesan yang baik oleh orang lain. Ketika sedikit di bully sedikit saja, ributnya sudah minta ampun.
Begitu juga dalam memberi komentar: ada yang dibuat seolah-olah paling pintar, paling bijaksana, paling alim, paling suci, paling baik, dan sebagainya. Padahal aslinya, hmmm..
Saya bukan ulama, tapi saya mempunyai kekuatiran, jangan bencana covid ini, bencana alam ini, disebabkan oleh ujian dari Tuhan karena kita banyak melakukan kebohongan melalui media sosial ini. Melakukan kebohongan, suka pamer, suka membual, suka memfitnah, suka menipu, suka melukukan bully, dan sebagainya. Sudah terbiasa dan sering berbuat dzolim di media masa. Sudah terbiasa melakukan segala keburukan daripada memberikan kemanfaatan. Bila hipotesis ini benar, berarti kita ikut andil atas terjadinya berbagai bencana ini.
Untuk itu, peerkenankanlah saya mengajak kebaikan dengan berbuat yang baik, yang bermutu di media sosial, meskipun kita juga penuh kekurangan.
Orang bijak mengatakan: Bila ketika kita lahir dan disambut dengan senyuman oleh orang di dunia, kemudian kita mati dengan tersenyum dan ditangisi oleh orang di dunia, itu tandanya kita telah berbuat sesuatu yang baik bagi mereka.
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "MEMBERIKAN IDENTITAS DIRI DI MEDIA MASSA DAPAT MEMBERIKAN DAMPAK"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.