GENDERANG PERANG ITU SANGAT KITA PERLUKAN
Belum lama ini, seorang teman membagikan sebuah cerita yang cukup inspiratif di grup WA profesi yang kami ikuti. Cerita itu sendiri hanya copy paste dan berupa cerita bergambar yang diunggah dalam bentuk video.
Cerita bergambar itu mengisahkan tentang seekor gajah yang sering dipergunakan untuk berperang oleh sebuah kerajaan besar. Meskipun secara fisik dia hanya seekor gajah yang berbadan besar, namun cara bergerak dan ulahnya sangat tangkas dan trengginas di medan perang. Pandai berkelit, pandai mengambil posisi dalam menyerang dan menghindar di antara berkelebatnya berbagai senjata lawan. Pandai menerapkan serangan balik, dan mendadak. Dan kubu raja yang dibelanya selalu pulang dengan membawa kemenangan. Oleh karena itu sang gajah itu pun sering dipakai untuk diajak berperang serta sangat disayang oleh sang raja. Juga dirawat dengan baik sampai sepanjang hayat.
Namun seiring bergantinya hari, bulan dan tahun, sang gajah itupun semakin lama usianya semakin bertambah tua. Dengan demikian kekuatan yang dimiliki sang gajah itu juga semakin berkurang. Tapi sang raja masih tetap menyanyanginya. Dipeliharanya sang gajah dengan sebaik-baiknya.
Suatu hari, sang gajah tersebut ketika sedang berjalan-jalan sendirian sangat tertarik dengan tenangnya air di sebuah telaga. Air telaga yang bening ditambah sejuknya semilir angin serta pancaran matahari yang agak terik namun cerah, telah membangkitkan selera sang gajah untuk meminum air telaga itu.
Jernih dan mengalirnya riak-riak air telah semakin membangkitkan selera si gajah itu untuk menikmati air di telaga itu. Karena menikmati air yang diminumnya tanpa disadari sang gajah berjalan semakin menengah, menengah, dan menengah. Tanpa disadarinya dia berjalan ke arah kubangan lumpur yang sangat pekat dan lembut namun dapat menjebak serta menyekap kaki si gajah yang berat itu. Dan benar saja sang gajah pun terperosok ke kubangan lumpur itu. Semakin lama kubangan lumpur itu semakin mencekeram kaki sang gajah dengan sangat kuat.
Sadar dirinya semakin terperangkap dalam lumpur, maka dia berusaha untuk segera mengangkat kakinya guna segera meninggalkan telaga yang tadinya sangat menarik perhatiannya itu. Tapi apa daya kakinya bahkan tubuhnya semakin lama semakin tenggelam secara perlahan-lahan seolah tersedot oleh kubangan lumpur sialan itu. Dia pun lantas menjerit-jerit dengan sekuat tenaga.
Tentu saja jeritannya terdengar oleh beberapa prajurit, dan mereka berusaha mencari akal untuk menolongnya. Namun apa daya sang prajritpun merasa tidak berdaya untuk menolongnya. Mereka kehabisan akal. Sementara si gajah terus saja semakin tenggelam secara perlahan-lahan.
Tentu saja peristiwa nahas itu membuat kepanikan semua orang yang berada di sekitar tempat itu. Para prajurit pada geger, sehingga peristiwa itu sampailah terdengar ke telinga sang raja. Mendengar kabar tentang nasib gajah kesayangannya sang raja pun langsung turun tangan memimpin langsung gerakan penyelamatan si gajah kesayangan. Namun sayang walaupun sudah dengan berbagai cara yang dilakukan, usaha penyelamatan sang gajah tidak membuahkan hasil. Sang gajahpun terlihat sudah kehilangan semangat pada dirinya. Sorot matanya seolah menandakan isyarat menyerah akan tenggelam tersedot lumpur di telaga.
Sampailah ada seorang menteri yang sudah tua memberikan saran jitu, yaitu untuk membunyikan genderang perang dengan maksud bunyi yang meriah dari genderang perang akan memberikan dorongangan semangat pada sang gajah pahlawan perang itu untuk berontak melawan nasib.
Dan benar saja, suara genderang perang yang meriah dan riuh itu secara perlahan tapi pasti berhasil membangkitkan semangat sang gajah yang sempat surut dan hampir hilang itu. Sedikit demi sedikit kakinya dapat bergerak untuk mulai terlepas dari cengkeraman si lumpur maut. Genderang perang semakin ditabuh semakin keras. Bahkan ditimpali dengan sorak sorai yang bergemuruh sekali.
Dari sedikit demi sedikit, tidak lama berselang kaki sang gajah dapat terlepas semua dari jebakan lumpur jahanam itu. Tentu saja keberhasilan sang gajah disambut sorak sorai penuh rasa gembira oleh semua orang yang ada di tepi telaga. Dan selesailah cerita tentang si gajah sang pahlawan perang.
*****
Selanjutnya teman saya yang memposting kisah itu mengajukan sebuah pertanyaan penting: "Di sesuaikan dengan kenyataan, menurut anda apa yang dimaksud dengan "Genderang" si pembangkit semangat itu di cerita tersebut?
Kemudian dijawab oleh dia sendiri: "Genderang itu adalah hidup yang masih harus lebih manfaat." Saya faham, tentu itu maksudnya adalah lebih kepada semangat untuk memberi sesuatu.
Tapi saya juga memberanikan diri untuk ikut menjawab, tapi esensinya berbeda. Jawaban saya: "Yang dimaksud Genderang di situ adalah KOMITMEN." Sederhana sekali bukan?
*****
Dalam menghadapi hidup yang super keras ini sangat diperlukan komitmen. Apalagi dalam menghadapi masa sulit sekarang ini, yaitu musim pandemi covid 19 seperi sekarang ini, yang begitu terasa sangat mencekik dan mencekam ini, komitmen tetap sangat diperlukan. Semakin kencang cengkeraman suatu keadaan, keberadaan komitmen harus juga harus semakin kencang. Ibaratnya, bila perlu semakin ditingkatkan tegangannya.
Komitmen sama dengan iman kita: bisa naik bisa turun, bisa biasa saja, bisa stagnan.
Komitmen memegang peranan yang penting dalam menjalani kehidupan kita. Baik itu dalam koridor karir, tugas kerja, keluarga, bisnis, relationship, atau pengembangan diri.
Bagi orang yang konsisten, komitmen adalah harga mati. Tidak akan pernah luntur, tetapi dapat berkembang semakin maju dan kompleks, itu malah memungkinkan.
Komitmen adalah harga diri. Adalah kehormatan. Komitmen juga dapat memberikan tenaga tambahan seperti dalam kisah sang gajah si pahlawan perang tadi.
Komitmen yang kuat dapat menyihir sebuah keadaan. Dapat memprovokasi nyala semangat tempur. Dapat mendobrak sebuah kebuntuan yang tidak mungkin dinalar oleh logika. Namun tentu saja semuanya membutuhkan proses. Ada tahapannya.
Ada unsur lain lagi yaitu: keyakinan, adanya rasa pantang menyerah, kesabaran, kemantapan hati, selalu menambah rasa optimisme. Kita harus suvive. The life must go on.
Mempunyai rasa memberontak itu perlu. Bahkan harus terus dihidupkan untuk menjawab segala kebuntuan yang menghadang.
SOLUSI ITU SEPERTI RASA BAHAGIA, TIDAK USAH DICARI TAPI DICIPTAKAN.
Have a nice day.
Notes: blog GUNO HRD diusahakan setiap hari ada tulisan baru. Terima kasih.
.
Posting Komentar untuk "GENDERANG PERANG ITU SANGAT KITA PERLUKAN"
1. Komentar harus relevan.
2. Komentar harus sopan.
3. Komentar dari yang beridentitas jelas.
4. Komentar harus singkat, padat, jelas.
5. Dll.